Rasa

3.6K 564 3
                                    

Lisa tau kalau suara Joshua itu emang indah. Gak kalah indah sama mantan dia, Jaehyun.

Lelaki kelahiran LA itu tak hanya memiliki suara yang indah, namun juga paras rupawan serta senyum yang begitu unik.

Bibirnya akan melengkung indah saat dirinya tersenyum. Dikedua sudutnya akan tertarik keatas persis seperti kucingnya dirumah.

Entah sejak kapan, namun senyuman pemuda itu seakan menjadi candu untuk dirinya.

"Kenapa Lis?" Lisa tersentak, kepalanya menoleh mendapati sosok sahabatnya yang kini sudah duduk disampingnya.

"Eh? Sejak kapan lo disini Je?"

Rose tersenyum usil. "Sejak lo gak berhenti liatin kakak kelas yang lagi olahraga." Godanya. "Hayoo, ngaku! Siapa yang lo liatin?" Lanjutnya bertanya.

Fyi, hari ini memang kelas Lisa lagi jam kosong. Dan kebetulan juga kelas Jeonghan –kakak Rose– sedang berada dijam olahraga, yang berarti pemuda bersenyum kucing itu juga berada dilapangan yang sama dengan kakak Rose.

"Kak Joshua ganteng ya Lis?"

"Eh? Apa?" Mendapati serangan dadakan dari Rose membuat Lisa menjadi gelagapan. "Andai gue belum sama Vernon, udah gue embat juga tuh laki!" Oceh Rose tanpa menghiraukan Lisa.

Lisa mendelik. Tangannya langsung menggeplak punggung mungil sahabatnya itu. "Jangan aneh-aneh deh! Tuh cowok lo selingkuhin juga masih bucinin elo!"

"Ya gimana ya.. jadi cewek cantik itu susah sih" balasnya dengan nada sombong.

Lisa memutar bola matanya malas. Kemudian maniknya menangkap presensi seorang gadis yang berjalan sendirian dikoridor.

Itu Chaeyeon, orang yang pernah menyandang status sebagai sahabatnya. Lisa dan Chaeyeon itu sahabatannya udah lama banget, sejak keduanya berada dikelas 3 SD. Lebih lama dari yang lainnya. Dan keempat sahabatnya yang bersahabat dengan Lisa juga otomatis bersahabat pula dengan gadis itu.

Namun, bukan berarti sosok yang menjadi pacarnya akan menjadi pacar gadis itu juga kan?

Chaeyeon itu sebenarnya gadis baik, baik banget malah. Tapi, entah kenapa gadis itu selalu merasa iri pada Lisa. Lisa itu bisa dengan mudah mendapatkan apa yang selama ini Chaeyeon inginkan. Seperti keluarga dan sahabat, misalnya.

"Doh... Bau-baunya menyan nih!" Seru Rose yang langsung mendapatkan senggolan kecil dari Lisa.

Rose memang akan berseru seperti itu ketika Chaeyeon lewat. Dari awal persahabatan mereka, Rose memang yang paling anti bersama Chaeyeon.

Sedangkan gadis yang disindir, hanya berjalan acuh melewati kedua mantan sahabatnya dan masuk kekelas yang sama dengan Lisa.

Setelah kejadian terungkapnya perselingkuhan diantara pasangan impian Lisa-Jaehyun. Chaeyeon menjadi tak punya sahabat, gadis itu malah terkesan selalu dijauhi. Terkadang itu pula yang membuat Lisa merasa simpati dan kasihan pada sosok sahabat kecilnya.

Fokus Lisa kembali teralih pada sosok pemuda yang kini sudah duduk dipinggir lapangan, lurus tepat mengahadap dirinya.

Sejak malam dimana keduanya menjadi pasangan duet. Joshua dan Lisa memang menjadi lebih dekat. Apalagi dengan bantuan Rose dan beberapa orang lainnya.

Lisa tersentak saat manik bulatnyanya bersitubruk dengan manik rusa milik Joshua. Ia segera mengalihkan pandangannya dengan kedua pipinya yang bersemu merah.

Ia bahkan mengacuhkan keberadaan Rose yang kini menatap dirinya penuh arti.

Tak lama setelah itu, gadis itu merasakan sebuah hantaman mengenai kepalanya. Membuat gadis itu limbung dan ambruk dalam dekapan Rose yang dengan sigap menangkap tubuh kurus Lisa.

Rose panik, ia berseru. Orang-orang dilapangan langsung berhambur termasuk kakaknya yang sudah akan meraih tubuh Lisa, sebelum sosok Joshua yang langsung dengan sigap mengambil alih.

"Rose, ayo!" Tanpa banyak bicara lagi, Rose langsung mengikuti langkah kakak kelasnya menuju ruang UKS.

Tak lupa gadis itu juga mengabari para sahabatnya yang lain dan adik Lisa.

SMA dan SMP kakak beradik itu memang berada dalam ruang lingkup yang sama. Hanya terpisah sebuah lapangan upacara dan lahan parkir.

Jadi saat mendapati kabar tentang kakaknya, ia langsung meminta izin pada gurunya dan langsung berlari membelah koridor SMA.

Bocah berseragam SMP itu tampak sangat mencolok. Postur tubuhnya yang tinggi berhasil menarik perhatian dari beberapa murid disana.

Namun Lucas bukanlah sosok yang asing lagi. Pemuda itu memang kerap kali sering didapati dilingkungan mereka hanya untuk menemui sang kakak untuk meminta uang saku lebih.

Pintu UKS terbuka lebar. Sosok jangkung Lucas langsung berjalan tergesa menghampiri kakaknya yang masih terpejam diatas ranjang UKS.

"Ini kenapa kakak kaya begini?" Tanyanya entah pada siapa. Ia mengecek keadaan kakaknya dengan teliti, semoga tidak ada yang kurang secuil pun.

"Tadi kehantam sama bola." Sahut Rose yang memang berada dilokasi kejadian.

Nafas Lucas menghela panjang. Kedua tangannya langsung berkacak pinggang. Maniknya langsung mengamati sosok yang berada diruang tersebut. Hingga ia berhenti pada sosok pemuda yang duduk diatas ranjang sebrang kakaknya.

"Lo siapa?" Tanyanya tanpa basa basi.

Merasa pertanyaan itu tertuju padanya, Joshua langsung menatap Lucas datar. Lucas masih menatap dengsn sorot penasarannya.

"Dia kak Joshua, cowok yang udah bawa kakak lo kesini tadi." Rose yang menjawab. Lucas kemudian mengedikan bahunya acuh.

"Tadi udah ngehubungin abang, ayah atau bunda belum kak Je?"

"Udah sih, ke abang tapi." Lucas mengangguk.

Ia menoleh pada Joshua lagi. "Thanks kak udah bawa kakak gue kesini." Dan Joshua hanya membalasnya dengan anggukan singkatnya.

Lucas kembali menatap kakaknya, kemudian nafasnya terhembus pelan.

***

Hay? Gimana puasanya? Masih aman ato udah bolong? Aing gak bisa ngabuburit sore ini huhu..
Hujannya terus euy.

- Lova

[1]Let's Move On✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang