🌈🎠Bagian 21🎠🌈

258 27 11
                                    

⭐Votementnya jangan kelupaan⭐

Tiba di sekolah...

"Tuh kan Sa, kita jadi telat udah mana gerbang di tutup lagi, elo si" gerutu Nai dengan wajah yang cemberut.

"Mana gue tau kalo bakal kek gini, lagian salah lo sendiri pake nungguin gue segala" jawab Sasa dengan wajah yang tak kalah cemberut.

"Udah di tungguin juga gak tau diri banget" kesal Nai dan Sasa sedikit terkekeh mendengar nada ambek Nai.

"Eh ... eh Nai lihat deh itu keknya ada orang yang mau ngendap-ngendap di pintu belakang" ujar Sasa sembari menunjuk seseorang Siswa yang nampaknya terlambat juga.

"Eh iya Sa, ayo kita samperin dia biar barengan" ajak Nai yang segera menarik tangan Sasa.

Orang yang sedang mengendap- ngendap itu terkejut karena ada sebuah tangan yang memegang pundaknya.

"Aduuhhh ampun kunti, gue janji kaga bakalan lewat sini lagi, lagian gue lewat sini kan terpaksa kun karena gue telat" ujar orang itu sembari membalikkan badannya.

"Loh Kak Sarka" panggil Sasa yang menyadarkan Sarka.

"Astaga elo Sa, ya ampun jadi turun deh pamor gue karena ketahuan takut kunti hehehe" kekeh Sarka.

"Tumben Kak telat?" tanya Sasa.

"Iya nih, udah mana Guru piketnya Pak Bernard lagi hari ini" ujar Sarka yang membuat Sasa begidig ngeri.

"Ya udah Kak kita masuknya pelan- pelan aja, lo depan ya Kak, oh iya ini Nai Kak lo pasti udah kenal kan?" tanya Sasa dan Sarka langsung menatap gadis yang berada di samping Sasa ini.

"Eh kok malah pada lihat-lihatan, cieee Kak Sarka suka ya sama Nai" goda Sasa dengan nada meledek yang langsung medapatkan tatapan maut dari Nai serta Sarka.

"Eh i-iya maaf keles bercanda" ujar Sasa sembari menaikkan dua jarinya.

Akhirnya Sarka segera memasuki pintu belakang itu terlebih dahulu, di ikuti Nai dan Sasa yang berada paling belakang.

Kriekkk ... tanpa sengaja Sasa menginjak sebuah botol bekas dan Nai serta Sarka yang sedang berbaris menunduk pun menengok ke arah belakang, sembari mengatakan "Ssst" namun mereka mengalihkan pandanganya kembali ke depan sembari menunduk macam mau tempur wkwk.

"Kak Sarka ngapain berhenti" ujar Sasa dengan suara berbisik tanpa melihat ke depan, namun masih saja tidak ada jawaban dari Sarka saking kesalnya Sasa pun segera membaranikan diri untuk mengangkat kepalanya dengan wajah kesal.

"KAK SAR- eh Pak Bernard lagi ngapain Pak hehehe, loh ada Nai sama Kak Sarka juga" ujar Sasa sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sasa bisa melihat wajah garangnya Pak Bernard yang sedang menjewer Nai dan Sarka terlebih dahulu.

"APA KAMU CENGIR-CENGIR BEGITU, KALIAN BERTIGA ITU SUDH TELAT, TERUS KALIAN MAU COBA-COBA GITU LEWAT PINTU INI" omel Pak Bernard dengan wajah sangarnya.

"Awalnya coba-coba sih Pak lama lama ketagihan" canda Sarka asal dan Pak Bernard menjewer Sarka lebih kencang lagi.

"Aduhhh Pak copot kuping saya" pekik Sarka.

"Kalian bertiga ikut saya ke lapangan."

Dan di tengah lapangan yang terik ini Sasa, Sarka, serta Nai sedang di jemur di bawah tiang bendera yang memancarkan sinar matahari panas.

Saking panasnya matahari di siang hari ini Sasa pun sampai mengelap keringatnya berulang kali, sedangkan Nai ia juga nampak lemas dengan wajah merah yang terkena sinar matahari.

My Sagitarius ✅ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang