6.Keras kepala

579 44 1
                                    

Seberkas cahaya masuk menembus kaca jendela apartemenku. Itu menunjukan bahwa hari sudah pagi. Seperti biasa aku akan tetap menjalani profesiku sebagai psikiater.

Setelah bersiap aku sebentar menyalakan data ponselku dan berbagai macam notif bermunculan keluar dari jendela ponselku. Entah itu dari konsultan, sosial media, dan berita hari ini.

Diantara semua notifikasi itu, aku lebih dulu membuka notifikasi dari konsultan karna itu memang tugasku sebagai psikiater. Pagi ini sudah ada konsultan yang datang di tempat praktik ku dan aku harus segera kesana.

Drtt.. drtt..

Satu notif lagi muncul saat aku tengah berada diperjalanan menuju tempat kerjaku. Itu dari Nova.

Whatsapp

Novale-ale
online

*mwhehe, namanya udah author ganti karna dia bukan bucinnya dion lagi :v
-Syila, gawat syila gawat!!!
7.00 am


-gawat kenapa? Lu jgn bikin gw panik gitu ya
7.03 am



-Pokoknya abis lu pulang kerja, lu harus kerumah gw.. oke? Gw tau pasti lu banyak konsultan hari ini. Makanya gw nyuruh lo buat datang kerumah selesai lu pulang kerja nanti.
7.05 am


-hmm, oke deh kalo gitu. Lu jangan panik gitu deh, ntar gw kepikiran. Gak jadi ntar gw nemuin konsultan hari ini.
7.05 am



"Lha? Di read doang?" Ucapku sebelum menutup chat whatsapp.

☆☆☆


"Jadi aku harus apa, mbak?"

"Okkay, untuk saat ini kamu coba cari kesibukan, ntah itu pergi kesuatu tempat atau melakukan hal yang kamu sukai. Kamu tertekan makanya kamu gampang marah dengan sesuatu hal yang sepele. Jalanmu masih panjang. Masih banyak yang harus kamu capai. Untuk diusia mu saat ini, cinta bukanlah hal yang terlalu penting. So, kamu gak perlu larut dalam rasa sedih jika kamu belum menemukan orang yang mau menerimamu. Kamu masih punya keluarga, teman, dan hal berharga lainnya. Jangan dengerin kata temen-temen kamu yang sering bully kamu. Mereka kurang dikasi didikan makanya mereka bebas. Jadi mbak harap kamu bisa ngerti maksud mbak. Jika waktunya udah pas. Mbak yakin akan ada saatnya kamu temukan seseorang yang terbaik. Semua udah diatur kok. Tinggal tunggu waktu yang indahnya kapan. Asal kamu mau bersabar, oke?"

"Oke deh mbak, makasi banget loh udah ingatin aku. Aku gak salah udah datang kesini."

"Iya dik, sama-sama. Kamu jangan terlalu banyak pikiran. Apalagi masalah yang gak penting. Itu bisa mempengaruhi jiwa kamu nantinya. Lakukan saja hal-hal positif dan buat target yang ingin kamu capai."

Konsultan terakhir. Sesuai janjiku, aku akan kerumah Nova dan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Ck, anak itu slalu membuatku cemas dengan perkataannya.

Aku langsung menuju parkiran dan mengemudikan mobilku. Aku mencoba untuk tenang dan tidak panik saat mengemudikan mobil. Meski rasanya masih cemas dan rasa penasaran menghantuiku setiap kali membaca dan mengingat kata 'gawat' yang dikatakannya.

Sesampai dirumah Nova, aku langsung mengabari dia lewat pesan whatsapp bahwa aku sudah sampai didepan rumahnya.

Whatsapp

Novale-ale
online


-va, gw dah didepan pagar rumah lo. Cepatan buka.
5.30 pm


Kurasa dia sudah tahu kalau aku sudah sampai dirumah dia, aku hanya menunggu dari depan pagar rumahnya sampai dia keluar dan membuka pagar.

Tak lama kemudian, dia datang dan membukakan pagar. Akupun langsung masuk dan memarkirkan mobil ku diteras.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Ikut gue." Jawabnya sambil menarikku kedalam rumahnya.

Aku hanya mengikuti kemana ia akan mengajakku bicara. Aku mencoba untuk tidak banyak tanya sebelum dia menjelaskan.

"Maafin gue sebelumnya udah bikin loe panik kek gini."

"Gapapa, gue ngerti loe pasti sekarang ga bisa tenang sama keadaan loe sekarang."

"Kemaren malam loe jadi ngomong sama Dion?"

"Iya, gue udah ngomong sama dia. Emang kenapa? Dia nanyain loe balik?"

"Iya Syila, Kemaren malam dia telpon gue dan dia marah-marah. Emang apasih yang loe bicarain sama dia sampe dia kek gitu?"

"Gue cuma bilang kalo loe udah dapetin jodoh yang terbaik, itu aja."

"Ya ampun Syila.. bisa gak sih, loe ngomong ke dia secara baik-baik?"

Mati Rasa - Completed✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang