Sepasang manik keabuan milik Silvanna terbuka. Hal pertama yang dilihatnya selepas gambar buram adalah jajaran gedung bertingkat yang seakan bergerak berlawanan arah dengannya. Tersadar, ia masih di tempat yang sama dari satu jam yang lalu, dalam taksi yang akan membawanya menuju tempat baru.
Sebuah kehidupan baru di kota asing, akan dijalani Silvanna empat tahun ke depan.
Kesempatan kuliah di Mythical University tak akan disia-siakannya. Pasalnya, ia pernah dua kali gagal masuk ke kampus elite itu. Nyatanya, sang dewi fortuna hadir di kesempatan ketiga Silvanna mendaftar di kampus itu.
Mythical University adalah kampus impian para pelajar di seluruh negeri. Kampus itu sudah mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas dan ada beberapa yang terkenal di dunia karena profesi alumnus tersebut.
Di samping itu, Mythical University mengharuskan para mahasiswa dari luar kota untuk tinggal di Victory Apartment, sebuah apartemen mewah yang dibangun di lingkungan Mythical University.
Ponsel Silvanna bergetar di balik saku jaketnya. Sebuah panggilan dari Odette, sahabat SMA-nya yang kini kuliah di Inggris.
"Lo udah nyampe belum, Sil?" sahut Odette ketika wajahnya muncul di layar.
"Gue masih di taksi, Dette. Kayaknya sebentar lagi nyampe," jawab Silvanna.
"Gue udah kabarin Fanny. Nanti kalo lo butuh apa-apa, tinggal bilang aja sama dia. Gue kasih kontaknya, ya."
"Oke Dette. Nanti gue kabarin Fanny."
"Oh iya, lo jangan lupa buat merawat diri, ya! Sekarang lo mahasiswa, bukan gadis yang bau matahari lagi."
"Iya, Dette," sahut Silvanna malas.
"Lo bawa paket skincare dari gue, kan? Di situ gue udah tulisin susunan pemakaian skincare dan cara pakenya. Lo tinggal ikutin aja."
"Iya, Dette," nada jawab Silvanna masih sama.
"Pokoknya, penampilan lo harus lebih rapi dan cantik dari sebelumnya!"
"Gue kan mau kuliah, Dette. Bukan open BO!"
"Cantik nggak harus open BO, kan? Lo kuliah di tempat yang bagus, lho. Ya kali lo mau tampil kucel?"
"Iya, Dette. Gue nurut." Silvanna memutuskan untuk mengalah.
"Kita udah sampe, Non," sahut sang pengemudi taksi.
Silvanna sontak mengumpulkan barang-barangnya dan mengambil beberapa lembar uang di dompet, sesuai dengan tarif yang tertera di argo.
"Dette, ubah ke panggilan biasa aja, ya. Gue udah nyampe soalnya," pinta Silvanna. Ia mengubah pengaturan panggilan ketika mendengar persetujuan dari Odette.
Barang-barang Silvanna tak begitu banyak. Ia hanya membawa satu buah ransel dan satu koper. Setelah memastikan kalau tidak ada yang tertinggal di taksi, Silvanna melangkah masuk ke lobby Victory Apartment.
"Gue belum nyusun keuangan bulanan, sih. Nanti gue minta temenin Fanny deh buat cek harga kebutuhan bulanan." Silvanna masih meladeni obrolan dari sahabatnya di telepon sambil berjalan menuju resepsionis.
"...."
"Iya, gue bakal inget semua pesan lo," kata Silvanna seraya menempel pada meja resepsionis. "Bentar, gue lagi di resepsionis soalnya."
"Selamat datang di Victory Apartment," sambut sang resepsionist yang ber-nametag Irithel. "Ada yang bisa kami bantu?"
"Saya mahasiswa baru Mythical University," sahut Silvanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate
FanfictionGara-gara kesalahan sistem pembagian kamar apartemen, Silvanna harus rela tinggal se-apartemen dengan cowok sombong nan tengil, Granger. Beberapa kali Silvanna komplain pada pihak apartemen, bukannya segera memperbaiki sistemnya, Silvanna malah dian...