Kedatangan Dyrroth

1.7K 172 56
                                    

Pagi itu Silvanna yang tengah mengelap meja makan dikejutkan dengan bunyi bell apartemennya. Ia beranjak ke depan dan membukakan pintu.

Sesosok pemuda yang usianya lebih muda darinya berdiri di depan pintu. Senyum Silvanna mengembang untuk menyambutnya.

"Dyrroth!" seru Silvanna seraya menghambur ke pelukan pemuda itu.

Tentu saja Dyrroth menyambut pelukan dari kakak kandungnya.

"Eh lo beneran ke sini? Kirain cuma bercanda," kata Silvanna setelah melepaskan pelukannya.

"Iya, lah. Gue nggak tega denger lo nangis di telepon semalem," jawab Dyrroth disambut cengiran Silvanna. "Makannya gue ambil jadwal kereta paling pagi."

"Masuk deh. Biar gue bikinin sarapan buat lo."

Silvanna menaruh ransel yang dibawa Dyrroth di kamarnya. Setelah itu Silvanna membuatkan sup ayam untuk sarapan mereka berdua.

Setelah itu, dua mangkuk sup ayam disajikan Silvanna di atas meja. Sementara Dyrroth membantu mengambilkan nasi dari rice cooker dan menuangkan air putih ke masing-masing gelas.

"Mama sama Papa nggak keberatan kan lo di sini dulu beberapa hari?" tanya Silvanna di sela makan bersamanya.

"Iya. Lagian, sekolah gue juga lagi libur. Daripada nggak ngapa-ngapain di rumah atau main nggak jelas," sahut Dyrrot kala kunyahan makanan sudah ditelannya.

"Bagus deh."

"Emang masalah lo sama roommate cowok lo apa sih? Gue kurang jelas dengernya kalo di telepon."

"Selesai makan, gue ceritain detailnya." Silvanna meneguk air putih untuk menutup sarapannya.

***

Setelah membereskan barang-barang bekas sarapan mereka, Silvanna dan Dyrroth duduk bersama di sofa sambil menonton tv. Kebetulan hari ini Silvanna libur kuliah. Siang nanti, ia berencana untuk mengajak Dyrroth jalan-jalan ke tempat-tempat terdekat di lingkungan apartemen.

Saat itu, Silvanna menyandar di bahu Dyrroth seraya merangkulnya. Hal itu sudah biasa dilakukan mereka ketika di rumah. Mau tak mau, Silvanna merindukan adik tunggal--yang kadang menyebalkan itu.

"Lo ujian sekolah kapan sih? Nanti mau daftar ke kampus sini juga?" tanya Silvanna seraya mengeratkan rangkulannya.

"Ogah!" tolak Dyrroth langsung mengundang tawa Silvanna. "Di Moniyan juga banyak kampus keren. Lagian, gue nyari jurusan Arsitektur. Di sini kan nggak ada," kata Dyrroth sambil memindahkan channel tv.

Silvanna mengangkat bahu lalu menghela napas. Ia tak akan menyia-nyiakan waktu yang hanya beberapa hari bersama sang adik.

"Eh, Kak. Mana roommate lo? Kok gue belom liat dia?" tanya Dyrroth tiba-tiba.

"Nggak tau. Belum bangun kali."

"Gila, hampir tengah hari belum bangun? Kebo banget!" kata Dyrroth frontal.

"Siapa yang kebo?"

Tahu-tahu ada suara dari arah belakang membuat Silvanna dan Dyrroth terkejut seraya berdiri dan berbalik. Sesosok Granger berdiri di ambang pintu kamarnya.

Granger mendekati mereka. "Siapa lo?" tanya Granger pada Dyrroth.

"Oh iya, gue Dyrroth, cowoknya Silvanna!" sahut Dyrroth sambil merangkul Silvanna. Untung saja tinggi badannya lebih tinggi dari Silvanna.

Hampir saja Silvanna menginjak kaki Dyrroth saat mendengar jawaban atas pertanyaan Granger. Dyrroth keburu berbisik "Ikutin aja rencana gue," ke telinga Silvanna.

RoommateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang