~9~

60 10 2
                                    

⚠️⚠️ Tanpa REVISI ⚠️⚠️
Selamat membaca😊

(y/n) asik berjalan menuju sekolahnya dengan bersenandung bahkan sesekali melompat lompat kecil seakan kejadian 3 hari yang lalu hanya mimpi. Dengan semilir angin yang menerpa wajah dan rambut kinclongnya, membuat (y/n) melupakan keadaan sekitarnya.

'Aku Ra Popo, aku Ra Popo, aku Ra Popo' senandung nya sampai di persimpangan jalan. Sebentar lagi dia bakalan sampe di sekolah terjintanya namun sebelum masuk ke dalam gerbang kepalanya di tahan tangan kekar.

"Si*lan kenapa kau tidak menunggu ku, hah!" Ucap seseorang ngegas yang (y/n) tau siapa itu. Yah, siapa lagi kalau bukan rambut duren berisi bom.

"Sa-sakit Bakugo lepaskan cengkraman maut mu!!" Ucap (y/n) menahan tangan Bakugo yang terus mencengkram kepala (y/n) tanpa belas kasihan.

Setelah puas mencengkram kepala wanita bodohnya, Bakugo langsung meninggalkan (y/n) di depan pagar sekolah yang saat ini benar benar terlihat sepi.

'Dasar kepala duren! Awas saja pembalasanku.' batin (y/n) cemberut sambil menggerutu.

Sekolah pun di mulai dengan aman, nyaman dan tentram. Kagak ada kejadian apapun ataupun omongan aneh para siswi yang tumbenan nggak ngomongin gosip atau apapun.

Jangan salah sangka (y/n) itu salah satu siswi yang baek baek. Di ajarkan ortunya buat berprilaku baik dan ramah bagai putri istana kerajaan.

Yah..... Walaupun (y/n) berprilaku baik namanya juga di negara santuy pastinya memiliki tingkat bar bar dan santuy yang tinggi dan jadilah (y/n) yang abnormal. Itu lah kata Bakugo pada Aizawa yang melihat (y/n) santai seolah bilang 'biasa aja tuh' saat selesai dalam uji coba Andro fighter.

Pelajaran di kelas berlangsung damai hingga bel istirahat berbunyi, menghamburkan semua siswa/siswi di dalam kelas. Tapi tidak untuk (y/n) yang saat ini benar benar di kelas mengurus beberapa buku siswa mengingat ia disuruh guru Sejarah mengumpulkan tugas dan memeriksanya.

'Udah laper, bete, apes lagi. Kenapa harus aku? Padahal aku mau ke kantin juga beli mie ayam.' batin (y/n) menangis tapi apa daya tugas memanggil.

Bakugo yang sempat melihat raut wajah (y/n) hanya mengangkat sebelah alisnya seakan berpikir dan tak berapa lama ia menyeringai seperti mendapat sebuah ide  —(tentunya ide buruk)— lalu pergi dari kelasnya.

Setelah beberapa menit (y/n) pun selesai dengan tugasnya dan kembali ke kelas dengan sekotak susu vanilla di tangannya.

Menyesap kotak susunya dengan sadis lalu melemparkannya ke tempat sampah yang jauh tapi masuk dengan mulus. Sepertinya (y/n) berbakat menjadi atlet basket, apa (y/n) harus mendaftar klub basket di sekolahnya?

'Mau makan tapi waktunya keburu habis. Untung sempet beli susu kotak ya lumayan buat pengganjal perut lah dari pada laper nanti.' pikirnya pasrah lalu membuka novel yang ia bawa dan membacanya.

Tak sadar seorang Bakugo ada di depan mejanya membawa 2 roti dan susu kotak. Melihat partnernya sedang asik di dunianya sendiri membuat ia mendesis lalu menarik paksa novel di tangan (y/n).

"Eh, Apa apaan sih kamu Bakugo! Padahal lagi seru alur ceritanya." Ucap (y/n) kesal berusaha mengambil novelnya namun karena perbedaan tinggi yang mencolok membuat (y/n) menyipitkan matanya tak suka.

'Kenapa harus dia yang tinggi bukan aku. Menyebalkan!' pikir (y/n) sambil terus berusaha menjangkau novelnya.

Bakugo yang melihat usaha (y/n) hanya bisa meledek dalam hati. Ingin rasanya meledek makhluk pendek di depannya ini tapi ia urungkan.

Adro FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang