Chapter 12

82 11 0
                                    

NOW PLAYING : i would-Day6

Jae merebahkan badannya di atas kasurnya yang luas. Laki-laki itu baru kembali dari studio, padahal ini sudah jam 2 pagi. Jangan lupa bahwa ia masih harus ke kantornya jam 6. Harusnya pria itu sudah terlelap, namun ia malah sibuk dalam lamunannya. Sudah 2 minggu ini ia menyibukkan dirinya, setiap malam ia berkumpul dengan anggota band nya, latihan sampai pagi. Kadang hanya berempat, karena Said harus pulang menemani istrinya. Para bujang memberi toleransi karena tahu Said punya tanggung jawab lebih. Berbicara tentang Said, Jae sedikit iri dengan temannya itu. Hubungan Said dan Naira dimulai hampir bersamaan dengan Jae dan Haera. Namun, berbeda dengan Jae, Siad segera mengikat Naira untuk jadi teman hidupnya. Saat Jae masih ditengah kebingungannya, Said mantap menikahi Naira. Seandainya Jae sedikit lebih cepat, mungkin ia tidak harus tidur sendiri sekarang.

Temannya yang lain tidak cukup mulus asmaranya, Brian sudah beberapa kali berhubungan dengan wanita. Sayangnya selalu kandas. Alasannya cukup sederhana, Brian tidak suka diatur. Padahal yang namanya hubungan, punya aturan mainnya. Gadis mana yang bersabar ketika pacarnya masih berhubungan dengan mantan-mantannya? Tidak ada. Namun Brian tidak paham itu. Danu cukup asing dengan percintaan, namun akhir-akhir ini ia sedang dibuat galau karena seorang gadis di kantornya. Sarah namanya. Gadis ayu yang pemalu itu berhasil menarik perhatian danu setiap kali ia mampir di kubik Danu. Padahal Sarah hanya berkunjung untuk mengantarkan laporan. Gadis itu membuat Danu mengenal asmara untuk pertama kalinya, namun sebagai orang awam Danu masih bingung bagaimana melangkah. Untung ada Brian di dekatnya yang punya 1001 jurus menaklukkan perempuan. Kasus Wahyu sedikit rumit, pria itu sudah lama tidak berurusan dengan wanita. Terhitung sejak Nata pergi meninggalkan mereka. Benar, wahyu menyukai Nata. Cukup dalam sampai pria itu sempat terpuruk. Kacaunya Haera mungkin lebih parah daripada wahyu, tapi mereka sempat kehilangan Wahyu yang periang semasa itu. Untungnya Wahyu kembali setelah sadar bahwa perginya Nata bukan salah siapapun. Ikhlas bukan berarti ia siap untuk memulai hubungan dengan orang lain. Wahyu masih betah sendirian, bahkan beberapa kali ia menolak dikenalkan oleh ibunya dengan perempuan, juga menghindar dari semua siasat Brian tentunya. Entahlah, semoga semuanya membaik.

Jae akhirnya benar benar tidak tidur. Ia tenggelam dalam kesibukannya menulis lagu. Beberapa lembar kertas berserakan dihadapannya, juga dengan gitarnya yang ada di dekapannya. Ia sejak tadi menyenandungkan beberapa melodi asing, kemudian tangannya sibuk menuliskan sesuatu di kertasnya. Pukul 5 pagi ia berhenti menulis, mengusap wajahnya kasar saat tersadar matahari mulai terbit. Pria itu menggulung kertasnya dengan rapih. Ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap ke kantornya.

ㅂㅈㅎ

Keadaan Haera membaik, sesekali ia masih melamun, namun ia mulai menerima semua keadaan. Ia pasrah pada takdir mereka. Seandainya Tuhan berkata bahwa Jae adalah takdirnya, maka pria itu akan kembali pada dekapnya. Entah bagaimana caranya. Anehnya beberapa hari ini ia seringkali ditanyai ibunya tentang Jae, gadis itu memilih menghindar. Gadis itu juga tidak pernah bertemu dengan Jae, diam-diam ia sedang sibuk mencari pekerjaan di tempat lain. Ia masih takut harus melangkah lebih jauh, ada yang menahannya. Namun, berdiam diri juga bukan penyelesainnya.

"makan yuk Ra." Jenie memanggil Haera dari balik kubiknya, Haera mengangguk. Keduanya berjalan beriringan ke arah kantin. Memang 2 minggu ini Haera makan di Kantin, sebab sekarang kantornya menerapkan shift makan per-lantai. Jadi bisa dipastikan ia tidak akan bertemu Jae. Kecuali hari itu.

Pria yang 2 minggu ini hilang dari radarnya tengah berbincang dengan 2 temannya, mereka berdiri tidak jauh dari Haera. Mata Haera dapat menangkap Jae yang sedang tertawa mendengarkan pembicaraan temannya. Pria itu sadar sedang diperhatikan. Pandangan mereka bertemu pada satu titik. Haera menunduk, menarik pelan lengan kemeja jenie. Jenie sadar bahwa ada jae disana. Ia segera mempercepat langkahnya. Jae juga tidak mengikuti mereka.

Break Up After LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang