Saat ini Jisoo, Jennie dan Lisa sedang berdiri di depan sebuah ruangan keramat yang selalu mereka takutkan. ICU.
Keadaan ketiganya tidaklah baik baik saja. Jisoo yang terlihat menangis namun mencoba tegar di hadapan kedua adikknya yang terlihat menangis dan murung.
"U-Unnie, Chaeyoung akan baik kan?" Tanya Lisa tiba tiba di tengah isakannya.
Jennie dan Jisoo yang berada di antara Lisa lantas mengangguk dan memeluk adiknya yang telihat rapuh. Sungguh Jisoo dan Jennie menyalahkan diri mereka karena tak becus menjaga sang adik.
"Dia kan kuat.. Kau harus percaya pada Chaengie kita Lisa-ya" lirih Jennie dengan air mata yang tak terus menerus mengalir.
Mereka sudah menghubungi Jinyoung dan Dara. Benar dugaan mereka Jinyoung dan Dara pasti terkejut dan terpukul mendengar kalau anak nya yang selalu mereka jaga di bully.
Tak jauh dari tempat Jisoo, Jinyoung dan Dara datang. Jisoo,Jennie dan Lisa yang melihatnya lantas berlari dan memeluk Jinyoung sang appa dan Dara sang eomma sambil terisak-isak.
"Appa mianhe, Aku tak bisa menjaga Chaengie hingga ia terluka jeongmal mianhe..hiks" ucap Jisoo di tengah pelukan Jinyoung.
Jinyoung menggeleng, ini bukan salah ketiga anaknya. Hanya saja ini takdir pahit yang harus mereka telan paksa. Jinyoung saat ini sangat khawatir sungguh.
"Aniyo, gwenchana. Ini takdir jangan menyalahkan dirimu. Appa Juga merasa salah jika seperti ini" ucap Jinyoung memeluk Jisoo erat sambil sesekali mencium pucuk kepala Jisoo mencoba menenangkan sang anak sulung..
"Eomma.. Hiks Mianhe.." lirih Jennie sambil terisak.
"Gwenchana Jennie-ya gwenchana, Chaeng pasti kuat di dalam kita harus terus doakan dia" ucap Dara yang juga menangis sambil memeluk Jennie juga Lisa.
"Lisa memang bukan kembaran yang baik hiks.. Lisa tak bisa menjaga Chaeng" ucap Lisa sambil memukul dadanya yang sesak.
Dara memeluk kedua anak nya erat, dirinya rapuh sama dengan ketiga anaknya. Ia tak sanggup menerima kadaan saat ini.
Tiba tiba pintu ICU terbuka dan menampilkan dokter pribadi Chaeypung yang menghela nafas dengan raut wajah sedikit lega.
"Wendy unnie, bagaimana eoh?" tanya Jennie sambil menatap Wendy.
"Hah.., Apa yang terjadi dengannya? banyak pukulan pukulan yang ia dapatkan membuat tubuhnya lemah. Di tambah ada satu memar di dadanya yang akan membuat penyakit kanker jantung nya bertambah parah. Untung saja Chaeyoung kuat, Saat ini keadaan jantungnya melemah dan tubuhnya belum stabil. Kalian sudah boleh ngecek nya, jika ada apa apa hubungi aku. Permisi Tuan Park nyonya Park, aku pergi" Jelas Wendy lalu pergi meninggalkan keluarga Park yang menghela nafas panjang.
Mereka memasuki ruangan ICU dan terlihat lah tubuh lemah yang di pasangkan beberapa alat medis yang berada di dadanya dan terhubung pada patient monitor yang mengecek apakah jantung Chaeyoung masih berdetak atau tidak.
Sudah, pertahanan kelima orang itu hancur melihat kondisi mengenaskan. Keadaan yang membuat mereka benci pada diri mereka.
"Chaengie.. Kau hebat.. terimakasih sudah bertahan, mianhe hiks hiks aku tak bisa menjaga mu dengan baik hiks aku memang bukan unnie yang baik untuk mu" ucap jennie sambil mengenggam tangan kiri Chaeyoung yang di pasang infus.
Dara dan Jinyoung tak kalah terpuruk dari ketiga anaknya. Mereka tak bisa melihat Chaeyoung si polos imut terbaring lemah dengan masker oksigen di wajahnya.
Di sisi lain Lisa mengenggam tangan kanan Chaeyoung yang di jarinya terpasang sebuah Pulse Oximeter. Lisa mencium telapak tangan Chaeyoung dan mengenggam nya erat.
Sedangkan Jisoo mengelus pipi chubby serta surai panjang Chaeyoung. Adiknya terlihat imut saat tertidur.
"Kalian lebih baik pulang dulu, ganti baju kalian dan beberapa baju jika kalian ingin menginap disini" ucap Jinyoung yang matanya tak lepas dari Chaeyoung.
"Jisoo unnie dan Jennie unnie yang akan pulang. Aku akan bersama Chaeyoung" ucap Lisa.
Lisa tak ingin meninggalkan Chaeyoung lagi, ia trauma akan hal ini. Chaeyoung terluka saat Lisa tak ada disisinya dan Lisa tak akan pernah membiarkan kejadian terjadi lagi. Lisa terlalu takut.
"Lisa-ya.."lirih Jennie menatap wajah sang adik bungsu dengan tatapan sayu.
Ia tahu bahwa Lisa tidak akan meninggalkan Chaeyoung jika keadaan seperti ini. Karena Jennie pun sama saat ini. Ia akan terus bersama dengan saudari saudarinya.
Jennie tak ingin ada yang terluka lagi, ucapan Wendy sudah membuatnya sangat takut dan bersumpah akan menjaga Chaeyoung lebih ketat ia tak akan memaafkan siapapun yang berani melukai adiknya hingga separah ini.
Jisoo? Ia hanya diam, mata nya tetap menatap wajah Chaeyoung yang tertidur damai bagaikan seorang bayi yang baru di lahirkan. Tapi Jisoo benci wajah pucat yang tertutup damai seperti sekarang.
Jinyoung dan Dara menghela nafas, mereka tersenyum lirih karena ketiga putri mereka saling menjaga satu sama lain seperti saat ini.
"Baiklah, kalian jaga diri kalian. Appa dan Eomma akan pulang membawa beberapa baju kalian kesini. Mianhe appa dan eomma tidak bisa menjaga Chaeyoung"ucap Jinyoung dengan nada menyesal.
"Wae?" tanya Jisoo bingung dengan menatap Jinyoung dan Dara dengan tatapan sayu.
"Hah, sebelum keadaan Chaeyoung seperti ini. Appa dan Eomma kalian akan pergi ke busan untuk memeriksa cabang kami yang berada di sana, Appa ingin membatalkan. Appa tak tenang" ucap Jinyoung jujur, Jinyoung mendekati ranjang Chaeyoung dan mengecup kedua pipi chubby Chaeyoung yang terasa dingin.
Lisa dan Jennie menatap Eomma dan Appa nya iba, jika seperti ini bukankah Appa dan Eomma mereka iba.
"Tak usah Appa, percayakan ini pada ku, Jisoo unnie dan Lisa kali ini kami tak akan membiarkan Chaeyoung terluka lebih parah. Kalian tak usah khawatir" ucap Jennie tersenyum.
"Tapi bagaimana dengan sekolah kalian sayang?" tanya Dara.
Setelah sedikit perdebatan kecil. Akhirnya Jinyoung dan Dara akan tetap pergi ke Busan. Sedangkan Jisoo,Jennie dan Lisa sudah meminta izin kepada sekolah untuk tidak bisa masuk hingga Chaeyoung sehat.
Saat ini Jisoo,Jennie dan Lisa sedang duduk dengan baju yang santai. Ia mereka sudah di bawakan baju oleh beberapa maid mereka.
"Hah.. Lisa-ya siapa yang berani melukai Chaengie kita eoh?" tanya Jisoo dengan mata yang tak lepas dari Chaeyoung.
Sungguh hati nya benar benar sakit melihat salah satu adiknya yang terbaring lemah dan sedang berjuang di lain tempat.
"TWICE,aku bersumpah akan membalas mereka" ucap Lisa dingin dengan penekanan dan tangan yang mengepal.
Jisoo dan Jennie terkejut, TWICE? Lagi. Kali ini baik Jisoo, Jennie ataupun Lisa tak akan memberikan maaf mereka. Sungguh geng itu sudah sering melukai fisik dan Batin Chaeyoung.
"Kita akan membalasnya bukan unnie?" tanya Jennie yang menatap Jisoo.
"Ya kita akan membalas mereka setelah Chaeyoungie pulih" ucap Jisoo.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~-',((❀));
Hello guys what's up-!
Gimana asik ga?Maaf klo ad semacam 'typo'
Jangan lupa vote and comment
See you˖⋆࿐໋₊
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't go ✓
Fanfiction"Kau kuat.. Jangan tinggalkan unnie.." - Jennie "Maafkan unnie, unnie mohon kembalillah jangan pergi" -Jisoo "ku mohon tetap disisi ku, jangan pargi" -Lisa "Maafkan aku, selamat tinggal" -Chaeyoung Park Chaeyoung anak ketiga dari keluarga Park mengi...