Yudha Penyelamat

1.6K 70 7
                                    

"Yudha...." Teriakku saat Yudha berada di depan kantor.

"Kenapa? Kan baru sebentar kok pulang?" Tanya Yudha keheranan.

"Nggak tau aku males" Jawabku singkat.

"Terus kita kemana? Pulang?" Aku menimbang-nimbang. Ah kenapa gak buat kencan aja sama Yudha. Biar cepet tumbuh rasa.

"Nonton yuk?" Ajakku

"Nonton apa?"

"Terserah deh apa. Aku benar-benar bosen"

Yudha melajukan motornya ke bioskop terdekat. Sepertinya film romance tidak terlalu buruk. Film ini menceritakan cewek yang ngejar-ngejar cowok. Sangat relate denganku yang mengejar Kak Nico. Yah kasih tak sampai.

Yudha memegang tanganku. Jujur aku rada risih gimana gitu. Yah belum kebiasaan. Namun kepalaku otomatis bersandar di pundaknya. Saat itu entah mengapa tiba-tiba Yudha mau menciumku. Otomatis aku kaget dan duduk normal. Suasana menjadi canggung oh shit. Sangat tidak enak disuasana seperti ini.

"Mau makan dulu?" Tanya Yudha.

"Enggak" Jawabku singkat. Dipikir-pikir aku dan Yudha ini sudah pacaran belum sih. Atau hanya dalam masa percobaan.

Di atas sepeda motor kami saling diam seribu bahasa. Rasanya aneh. Biasanya kami saling bergurau. Ini apalagi sih, ada-ada aja masalah. Aku jadi bingung dengan perasaanku. Apakah aku belum mencintai Yudha? Dan masih mencintai kak Nico?

"Anterin ke rumah Diana aja Yud, aku males mau pulang" Yudha mengangguk.

Aku mengirimkan pesan kepada Diana memastikan dia sedang berada di Rumah. Pasti dia di Rumah sedang nonton drama. Yak apalagi sih kegiatan Diana.

"Ao.. A..aku minta maaf" Yudha mengucapkan terbata-bata dan kikuk.

"Eh, gak usah minta maaf. Kamu ga salah." Jelasku.

"WOY.. MASUK!" Suara Diana mengagetkanku. Yudha tidak mampir. Dia masih merasa bersalah.

"Yudha tumben ga mampir" Tanya Diana sembari nonton film di TV nya.

"Kayanya dia sungkan sama gue" Jawabku

"Lah, emang ngapa dah?" Tanya Diana yang masih konsen melihat TV.

"Dia tadi mau cium, tapi gue ngehindar" Diana menghentikan filmnya. Dan terus mengintrogasiku.

"Sebenernya kalian kan udah pacaran. Jadi ya nggak salah juga sih Yudha" What?? Kok aku sendiri malah gak tau status hubunganku.

"Tapi aku tu belum bilang mau pacaran. Masih mau belajar"

"Terus lu belum ada rasa sama Yudha?" Tanya Diana. Aku diam. Kenapa sulit sekali menjawab ya atau tidak. Yudha baik banget pacar-able. Tapi hatiku masih ada yang nyangkut.

Aku merebahkan badan. Sebenarnya siapa yang aku sukai. Yudha atau Kak Nico. Seharusnya aku memilih Yudha yang lebih pasti. Daripada menunggu Kak Nico yang tanpa kejelasan.

Drt...drt...drt... Suara ponselku berdering.

"Hallo, kenapa kamu kok pulang?" Tanya pria diseberang sana.

"Gapapa, males aja. Ada yang bikin badmood" Jawabku singkat.

"Jangan seenaknya sendiri. Emangnya ini perusahaan bapakmu apa?" Suaranya makin meninggi.

"Lah emang iya kan" Jawabku singkat. Dan mulai mematikan ponsel. Untuk sekarang magang gak terlalu penting. Yang penting hatiku tau jalan yang benar.

Aku memejamkan mata. Sayup-sayup kudengar suara lirih. Aku terlelap tidak ingat lagi. Sampai seseorang menepuk pundakku. Memang Diana ini mengesalkan sekali. Pelit amat numpang tidur doang bentaran.

"Duh ngantuk.." Ucapku

"Bangun. Udah sore! Pulang" Suara ini, membuatku membelalakkan mata.

Aku terkejut melihat sosok itu. Bagaimana dia bisa berada disini. Siapa yang memberitahu. Aku melihat Diana menunduk. Oh pasti ini ulah Diana.

"Kenapa sih, aku bisa pulang sendiri" Tolakku

"Siapa yang nganter? Pacarmu?" Tanya Kak Nico. Jelas bukan, aku sedang kikuk dengan Yudha.

"Diana lah.." Jawabku asal.

"Kebiasaan deh. Nyusahin orang aja. Ayo pulang sekarang" Balas Kak Nico.

"Ngapain ngurusin aku? Urusin aja tuh pacar kamu" Aku menyilangkan kedua tanganku.

"Udah jangan banyak bicara. Ayo pulang. Ini bukan ajakan tapi perintah" Paksa Kak Nico. Aku heran apakah dia itu pengangguran. Sebegitu banyaknya waktunya untuk mengurusiku. Apa dka tidak punya kesibukan lain?

Kak Nico melajukan mobilnya dengan perlahan. Jelas saja ini jam pulang kerja. Bisa-bisa aku mati bosan di mobil. Aku teringat dengan Yudha. Apakah dia sempat membaca pesanku? Kulihat whatsappnya masih centang satu. Aku jadi kepikiran dengan Yudha. Aku merasa sangat bersalah disini. Sebenernya aku memberi harapan pada Yudha. Namun menjatuhkannya begitu saja.

Sekitar setengah perjalanan, Kak Nico mendapatkan panggilan. Dia mengangkatnya dan kemudian dia ingin balik arah. Yah terlihat dari lajur yang dia ambil sebelah kanan.

"Kok balik arah?" Tanyaku pada kak Nico. Harusnya kita naik fly over depan situ.

"Ada urusan penting sebentar" Jawabnya.

"Urusan apa?" Please lebih baik aku naik angkutan umum daripada balik ke kantor dan menunggu urusan selesai. Karena aku yakin bakalan lama.

"Aku mau menemui Karina dan keluarganya" What the fuck. Are u kidding me? Nico gila! Sebegitu pentingkah Karina di matanya?

"STOP" Teriakku memekikkan telinga. Tiba-tiba terdengar bunyi klakson, karena Kak Nico berhenti secara mendadak.

"Kenapa? Bahaya tau" Bahaya palelo njing. Bahaya lagi kalo aku emosi ngelihat Karina.

"Urusin aja Karina dan Keluarganya. Ngapain ngajak aku?" Aku melepas seat belt.

"Tapi ada hal penting tent--" Aku memotong pembicaraannya.

"STOP, AKU TURUN DISINI. AKU PULANG SENDIRI" Bicaraku ketus dan sedikit ngegas.

Kak Nico berusaha mengejarku namun sudah mendapat klakson dari kendaraan di belakangnya. Memang tidak ada adab sekali dia. Masa aku diajak ke pacarnya. Ya sebenernya wajar juga sih aku kan adiknya. Tapi aku sakit hati, aku suka dia.

Ku melihat ponselku. Dan Yudha tidak membalasnya. Aku benar-benar butuh Yudha. Aku menangis sesenggukan. Aku mau pesan ojek online saja. Saat aku membuka aplikasi itu, ternyata ada nomor baru yang menghubungiku. Loh, aku kan belum pencet pesan. Tapi kok sudah dihubungi.

"Hallo Ao, ini aku Yudha. Handphone aku rusak. Tadi habis jatuh, ini direparasi. Aku pinjem HP Mas-mas konternya"

"Hallo Yudha" Aku menangis sesenggukan. Yudha selalu ada dan hadir tepat saat aku membutuhkannya. Yudha khawatir.

"Tunggu, kamu dimana. Aku kesana sekarang jangan kemana-mana" Aku menangis di JPO seperti orang gila. Orang berlalu lalang melihatku seakan-akan mengasihaniku.

"Ao" Teriak Yudha menghampiriku dan memelukku. Kenapa nyaman sekali. Sepertinya aku menyukai Yudha.

Halo, semangat puasanya yaa
Dan MET SAHUR
Semoga sebelum lebaran Indonesia lekas pulih. AMIN.
Yang mau request-request atau sekedar sharing. Boleh kok cari twitterku @bolaituteman haha iya AVA TSUBASA

SALAM,

Erika

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang