Benci Tapi Cinta

3.4K 90 8
                                    

Mentari sudah tak lagi malu-malu memunculkan sinarnya. Secercah cahaya itu seakan membelah wajahku. Ah panas, ini panas sekali. Sedetik kemudian aku ingat, ini pasti sudah siang. Ku raih ponsel di atas bantal ku, kulirik jam disana. Oh tidak jam 06.30 , aku terlambat dan sangat terlambat. Badanku remuk, mataku sembab. Dan aku terlalu capek karena menangisi sesuatu yang tidak perlu semalaman. Kulemparkan hpku asal lalu kuraih handuk untuk membasuh diri.

Aku sudah terlambat , tapi masih sempat-sempatnya menyanyikan beberapa lirik lagu

karena ku selow, sungguh selow
sangat selow , tetap selow
santai..santai jodoh gak akan kemana

masih ku senandungkan lirik-lirik itu berulang kali , hingga aku mendengar derap langkah kemudian berhenti. dan mengetuk pintu kamarku.

"Iya, aku disini kok ga kemana-mana. Jangan selow-selow kita udah telat nih, woy!!" teriak Yudha dari luar pintu sana. Ah , tidak aku lupa Yudha kemarin ku minta mengantarkanku ke kantor Papa.

"Yang sabar dong, ini akunya lagi konser akbar nih. Ganggu aja" Teriakku dari kamar mandi. Dan aku pastikan Yudha mendengar suara melengkingku itu.

Aku sudah memakai pakaian lengkap , tidak terlalu formal karena ini kantor papa. Aku memakai fashion yang biasanya ku gunakan untuk kuliah. Karena aku langsung kuliah setalah dari kantor papa.

Aku tidak tau kenapa papa menyuruhku ke kantor. Harusnya dia bisa memberi tahuku dirumah saja, apa yang papa butuhkan.

"papa mana ma?" tanyaku ketika melihat papa tak muncul di ruang makan.

"sudah berangkat jam 6 tadi" jawab mama

" eh buset , ngapain ngalah-ngalahin security aja jam segitu berangkat " celetukku.

Plak, mama memukul lenganku dan aku mengaduh.

"aduh , sakit tau ma" protesku

" kamu itu ngomong kaya gitu ga sopan, papa itu berangkat pagi demi kerja. Nyariin duit kamu kok biar bisa sekolah yang bagus. Biar kamu ga kesusahan biar kamu ga--"

" ma aku berangkat dulu ya, besok aja ceramahnya. ini masih hari kamis" potongku , kemudian mengambil sepotong roti selai yang akan kugunakan mengganjal perutku.

begini lah aku, selalu menghindari ceramah mama. Pusing rasanya , itu - itu mulu yang diulangi. pengen rasanya teriak 'IYA MAMA AKU TAU KOK , CUKUP TAU UDAH HAFAL MALAH DARI SD ITU TERUS GA ADA YANG LAIN APA'

Tapi tentunya niat itu ku urungkan. Aku masih takut neraka haha. Surga ditelapak kaki ibu, begitu kulihat kaki ibu bawaanya pengen sujud aja. Biar auto masuk surga.

"Sampai nih tuan putri, mau diantar masuk ?" Yudha mengerling nakal.

"Ga usah repot-repot pak supir tunggu aja ya" Balasku meledek sembari menjulurkan lidahku.

Aku memasuki Lobby , dan melihat hanya ada resepsionis saja tidak terlihat para karyawan. Oh ya, dan beberapa cleaning service yang membersihkan Lobby tentunya.

"Papa ada mbak?" Tanyaku kepada resepsionis.

" Ada , Pak Gio sedang bertemu dengan pak Nico" Jawabnya dengan senyum semerkah. Namun membuat semangatku down. Kak Nico kesini? apa ada hubungannya denganku.
Setahuku memang Perusahaan kak Nico bekerja adalah milik Keluarga Kekasihnya si Karina tukang jagal itu. Mengapa aku katakan tukang jagal? kata Yudha, Karina adalah salah satu karakter di mobile legends yang disebut tukang kill. Aku kurang paham tapi juga ketawa-ketawa aja mendengar Yudha dan Gilang mengatainya tukang jagal. Lucu saja sih menurutku. tapi cocok sebutan itu untuk dia. Dia tukang jagal, yang merebut kak Nico dariku. Selama ini Karina lah yang membujuk Kak Nico untuk keluar dari perusahaan papa. Itu yang menyebabkan Kak Nico pergi. Aku benci Karina.

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang