Extra Part

2K 64 6
                                    

Hari—hari yang dilalui Ao kini menjadi lebih bermakna. Hal terindah baginya adalah ketika membuka mata, dia bisa memandang orang yang dicintainya. Ao selalu bangun dulu, agar ia bisa menatap lekat-lekat wajah Nico ketika masih terlelap.

“Hm.. aku tau, aku ganteng gausah diliatin mulu” Ucap Nico dengan mata yang masih merem.

Nico sengaja selama ini tetap memejamkan mata, namun dia tau bahwa Ao selalu memandanginya setiap pagi. Hal itu membuat Ao tertangkap basah. Ao malu sekali.

“Pede banget, tuh liat iler kamu udah bisa bikin pulau beb” Ejek Ao. Sontak Nico mengelap sudut bibirnya, namun Ao membohonginya. Nico menarik Ao kedalam pelukannya.

“Hukuman buat pembohong” Nico memeluk erat tubuh Ao, hingga Ao tidak bisa bergerak.

“Lepasin deh” Pinta Ao yang tidak digrubris oleh Nico.

Ao mendengar suara pintu rumahnya diketuk. Dia heran, karena orangtuanya sedang berada di Surabaya. Ke pernikahan kerabat papa. Lalu siapa pagi-pagi begini bertamu. Ao memaksa melepaskan pelukan itu dan segera menuju ke pintu.

Ao mengamati wanita dihadapannya itu. Dia membelalakan matanya tak percaya. Dengan setengah sadar dia menyuruh wanita tersebut masuk. Wanita tersebut masuk dan meninggalkan kopernya di depan pintu.

Beberapa fikiran berkecamuk di otaknya. Ada apa gerangan. Dia heran bukan main. Untuk apa wanita itu datang. Padahal saat pernikahannya, dia tidak terlihat batang hidungnya.

“Kak Nico ada?” Tanya Wanita itu.

“Bentar aku panggilkan” Ao berjalan menuju kamarnya dan membangunkan Nico.

“Beb, ada Karina” Ucap Ao membuat Nico membelalakkan mata. Ia bangkit dari tidurnya dan menemui Karina.

“Ada apa?” Tanya Nico.

“Aku kesini mau minta maaf, kemarin gak bisa dating pas pernikahan kalian. Aku juga mau pamit, aku mau pindah ke Manchester. Ada usaha disana, mau bantu temen” Pamit Karina.

“Oh, hati-hati ya disana. Jangan telat makan lagi. Semoga betah disana. Jangan lupa kabari papa mama sesekali” Ucap Nico penuh perhatian membuat Ao sedikit cemburu.

“Iyaaa kak bawel banget. Semoga kalian disini baik-baik aja. Jagain Ao baik-baik kak, dan Ao titip Nico ya” Pamit Karina, kemudian ia menyeret kopernya kembali setelah orderan taksi online itu sampai.

Ao dan Nico mengantar kepergian Karina. Ao mengamati Karina, dia pernah diposisi tersebut beberapa tahun lalu. Dimana dia hanya bisa memandang, tidak untuk menyanding. Namun kini tuhan berbaik kepadanya, jodohnya sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Minggu pagi membuat mereka bermalas-malasan. Bahkan untuk sekedar memasak. Mereka memutuskan untuk memesan makanan via online.

“Kamu mau makan apa sayang?” Tanya Nico.

“Aku pengen ayam geprek, es teler, sama rujak buah. Mangganya yang banyak” Ujar Ao membuat Nico geleng-geleng. Kelakuan ajaib Ao selalu membuat Nico tertegun.

“Kamu ini kaya orang hamil aja yang” Jawab Nico sebelum memencet tombol pesan.

Seketika Ao memikirkan apa yang diucapkan Nico. Ia mengingat kembali kapan terakhir kali datang bulan. Sepertinya bulan kemarin dia tidak kedatangan tamu. Sebaiknya dia mencoba tes kehamilan. Akhirnya mereka order ojek online kembali yang ini untuk berbelanja.

“Ini pesen apa aja?” Tanya Nico.

“Roti tawar 1, Pasta gigi 2, Sabun mandi LBP, Sama jajanan L*ys yang gede. Eh sekalian minta tolong beliin testpack” Ucap Ao membuat Nico mengernyitkan dahi.

“Buat apa testpack?” Tanya Nico

“Buat ganjel pintu. Menurut kamu?” Tanya Ao balik. Nico hanya mengkat bahunyaa merasa tidak tahu.

“Ini bapaknya nanya mau yang merek apa” Tanya Nico. Ao memikirkan sejenak, dia belum pernah mencoba memakai benda tersebut.

“Oh gatau juga sih aku. Udah suruh beli aja satu-satu semua merek” Jawab Ao tidak mau pusing. Andai ada mamanya pasti bisa bertanya secara langsung.

Beberapa menit kemudian makanan mereka datang. Ao melahap makanan tersebut seperti singa kelaparan. Nico merasa kenyang melihat cara makan Ao yang tidak seperti biasanya.

“Pelan-pelan dong. Astaga kamu ini kayak gak pernah makan setahun” Ucap Nico geleng-geleng.

Baru saja mereka menghabiskan makanannya, datang seorang driver ojol yang membawa pesanan Ao. Ao antusias bangkit dan menghampiri driver itu. Ao membuka plastik tersebut, dan mengobrak-abrik benda yang dicari. Ao membawa 3 benda dari beberapa merek yang berbeda menuju toilet.

Nico merasa Ao terlalu lama di kamar mandi. Nico mulai panik dan menggedor-gedor pintu. Ia khawatir apabila Ao pingsan disana.

“Yang.. kamu kenapa?” Tanya Nico sembari menggedor-gedor pintu. Berselang beberapa detik, Ao keluar dengan wajah murung. Nico tahu respon wajah tersebut, sepertinya kali ini bukan rejeki.

“Udah, gapapa belum rejeki” Ucap Nico memeluk Ao.

“Ngomong apa sih, orang aku positif” Ucap Ao masih dengan wajah datar. Dan menunjukkan hasil dari ketiga testpack.

“Terus kok wajahnya datar banget kayak dada kamu” Ao memukul lengan Nico dan mencubitnya. Nico mengaduh dan meminta maaf.

“Aku gak nyangka aja, cepet banget hamilnya. Semester depan aku mau ambil cuti” Ucap Ao

“Yes anak kita kembar dong” Ucap Nico yang membuat Ao bingung.

“Mana ada? Emang kamu ada keturunan kembar?” Tanya Ao.

“Lah itukan garisnya dua, berati anaknya dua dong. Kalo satu ya anaknya satu” Ucap Nico nyengir polos tanpa berdosa.

“TERSERAHHHHHH” Ucap Ao merasa emosi.

Hai terimakasih, akhirna kita harus berpisah. *Mengelap tisuu...*
Tapi yuk mari kita tetap berhubungan kembali. Baca yuk ceritaku FORBIDDEN LOVE, cek dipekerjaan ku yah. Terimakasihh buat waktu luangnya untuk membaca 😍😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang