Aku kembali mengecek ponselku. Mengusap layar dan melihat notif. Berharap ada chat dari kak Nico. Namun nihil, hanya pesan dari beberapa temanku.
Ponselku kembali berbunyi, dan lagi aku bergegas membukanya. Berharap dari pujaanku itu.
From : Kak Nico
Baguslah
Hanya itu saja. Memangnya apa yang aku harapkan? Berharap kak Nico mengatakan aku harus putus dan berpacaran dengannya. Impianku di siang bolong.
Untuk mengobati rasa kangenku padanya, aku kembali mengestalk instagramnya. Dan aku merutuki perbuatanku. Lagi-lagi hanya membuatku semakin terpuruk. Menatap foto mesranya dengan Karina. Tanpa sadar aku merasakan kantuk lalu tertidur.
Hari-hari yang kulalui cukup monoton. Berpura-pura berpacaran dengan Yudha, dan seperti itulah. Hingga kami memijakkan kaki di semester 2.
Pagi itu liburan pertamaku memasuki semester 2. Papa terlihat sedang sibuk walaupun hari ini aslinya dia libur. Aku mencoba menghampirinya.
"pa, sibuk? " tanyaku.
" tidak juga. Ada apa sayang? "
" ini kan lagi libur. Boleh gak kalau aku magang di perusahaan papa? " semoga papa menyetujui dan aku bisa bertemu dengan kak Nico. Karena kudengar kak Nico sering kesana untuk urusan bisnis.
" sangat boleh. Kamu mau dibagian apa? "
" tukang fotokopi juga boleh pa hehe" aku terkekeh. Karena biasanya karyawan magang kerjanya cuman fotokopi saja.
Aku meminta Diana menemaniku untuk mencari pakaian kerja. Karena aku tak memiliki setelan yang pas. Aku mengusap layarku ketika melihat nomor Diana meneleponku.
"Ao, sorry banget ya ternyata keluargaku pergi ke jawa. Ke rumah nenek, hari ini berangkatnya. Atau kamu beli online saja? " suaranya di seberang sana
" Yaudah sih Di, biar Yudha aja yang nemenin" Balasku singkat, namun aku tidak marah. Aku bukanlah seseorang yang egois.
Kemudian aku menelepon whatsapp Yudha, namun nihil tidak diangkat. Namun 2 menit kemudian, ada panggilan video masuk. Aku melihatnya, ah dari Yudha.
"hallo beb ada apa? "
" beb 'cengelmu' , temenin dong. Beberapa hari ini kan kamu ga nraktir makan, karena libur. Temenin ya 'sayang' " rayuku dengan menekankan kata sayang. Aku melihat Yudha tertawa dan tanpa sadar dia mengangkat handphonenya. Aku mengernyitkan dahi. Yudha masih memakai handuk? Berarti dia telanjang? Pipiku memerah membayangkan.
" eh iya, aku ganti baju dulu y. Aku jemput. Kemana sih. Kalau bisa cari tempat yang banyak cewek cantik bosen liat anak kampus mulu"
"yaudah ntar aku cariin, selusin cukup? " Dia hanya menjulurkan lidahnya, kemudian mematikan panggilan itu.
Yudha datang memakai motornya. Motor sport matic yang sedang digandrungi kaum remaja softboy.
" princess, sorry ya mobilnya dipake bokap" dia meminta maaf. Bukan masalah bagiku. Dia mau menemaniku saja aku sudah bahagia. Apakah aku tidak mau naik motor? Jelas mau. Aku bukanlah wanita matre yang hanya mobil saja bisa masuk. Memangnya itu hati apa jalan tol.
"tapi, aku lagi gak ada helm. Kamu tau kan hilang di parkiran" keluhku
"tenang saja, aku cowok peka" Yudha membuka jok motornya. Dan kemudian mengambil helm bergambar doraemon, kesukaanku lucu sekali. Hebatnya lagi dia memakai kan padaku langsung. Serasa pacaran beneran kalau ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
RomanceNico kini mulai beranjak dewasa. Ia baru mengetahui bahwa ia hanyalah anak angkat keluarganya. Ini merupakan pukulan keras untuk Nico. Dia merasa marah dan benci. Namun ia merindukan Ao, adik kecilnya yang kini beranjak remaja. Apakah Nico mau mene...