Dua

16K 822 55
                                    

Nasib aneh selalu datang kalau aku berpikir bagaimana bisa aku disukai oleh Mas Andy, dia yang sedikit gila atau memang aku yang terlalu menggoda sampai seorang pria bisa jatuh cinta padaku. Kurasa semua itu harus aku pikirkan nanti, karena tugas kantorku sampai jam segini saja belum kelar, masih banyak berkas dan data yang belum masuk, sampai aku bisa melihat Mbak Syifa bangun dari kursi kerjanya dan menggendong tas, kayaknya dia mau pulang deh.

"Mbak, udah kelar? Enak banget bisa pulang." mataku kedap-kedip pertanda mulai lelah dengan layar komputer.

Mbak Syifa tersenyum lebar, dia menggoyangkan alis seolah merasa bangga dengan dirinya bisa pulang sore ini, padahal dia juga termasuk pulang telat loh jam segini. "Aku malam ini ada acara dengan keluarga, makanya aku kejar target. Semua deadline udah aku selesaikan, kamu sendiri kenapa belum pulang? Kalau masih banyak kerjain besok aja. Aku bantu deh, tapi besok." perempuan itu melenggang pergi untuk segera keluar dari ruangan.

Aku iri dengan dia sambil memanyunkan bibirku, lagian seharusnya aku juga pulang cepat, takut angkutan umum jarang bila malam tiba. Tapi kalau kerjaan ini ditinggal besok malah makin banyak yang harus aku kerjakan, ya ampun, pusing banget, kok malah jadi banyak yang keteter gini sih ya ampun. "Mbak Syifa! Beneran besok bantu aku yaaaa..." Selagi masih terdengar aku teriak, moga aja Mbak Syifa masih dengar.

"Siap!" eh, dijawab dong sama Mbak Syifa. Oh berarti masih kedengeran suara aku.

Yasudah aku segera bergegas rapi-rapi dan membawa tas kerjaku, daripada nanti kemalaman jadinya takut pulang gelap-gelapan. Intinya besok harus datang lebih pagi kayaknya si, eh tapi itupun kalau bisa bangun cepat, ah udahlah nanti kan dibantu sama Mbak Syifa juga. Semoga besok kerjaanku kelar semua deh.

Mataku sampai pegal, kalau dikucek matanya malah makin nggak karuan. Berjalan aku mulai keluar dari gedung tempat bekerja dan ternyata menjumpai sosok seorang pria yang berdiri sambil bersandar di body motornya. "Mas Andy?" aku melihat pria itu membawa dua helm, satunya ia pegang dan berjalan mendekatiku sambil memberikan helm tersebut padaku.

"Tumben lama, nggak fokus ya kerjanya?" suara kalem Mas Andy membuatku kembali tertegun, apasih yang merasuki pria itu sampai sebegininya sama aku, dan jangan bilang dia daritadi nungguin aku keluar gedung.

Aku memegang helm yang diberikan pria itu, "Ini maksudnya?" aku bertanya seolah belum tau maksud Mas Andy memberikan helm tersebut.

Tanpa menjawab Mas Andy langsung memakai helm miliknya dan siap di atas motor setelah menyalakan mesin. "Ayo Dek naik, biar Mas anterin pulang." oh begitu, jadi benar ternyata, dia menungguku daritadi dan sekarang dia berniat mengantarku pulang.

Baiklah, niat Mas Andy juga baik, hari juga semakin gelap dan sebaiknya memang aku ikut dengan motor Mas Andy. Segera aku naik di jok belakang dan mengenakan helm tersebut. "Makasih ya Mas." ujarku agak malu di belakang pria itu.

Yang membuatku terkejut adalah ketika kedua tangan Mas Andy menarik kedua tanganku untuk memeluknya dari belakang, seketika aku mulai merasakan bagian tubuh Mas Andy yang sangat gagah itu. "Peluk yang erat ya Dek." ucapan Mas Andy itu terasa sangat jelas di telingaku karena kita berada sangat dekat. "Nggak usah malu sama Mas, kita akan terbiasa nantinya." lanjutnya dengan sangat percaya diri.

Entah apa yang dimaksud oleh Mas Andy tadi tapi sepertinya sangat bermakna, baru kali ini aku berada di posisi yang seharusnya aku menolak tapi malah dengan mudahnya aku menerima semua perlakuan baiknya. Dia gay, tapi dia pintar, berwibawa, tampan, baik hati, dan terlebih sikapnya semakin membuatku nyaman.

•••
•••
•••

Turun di dekat gang rumah, aku sengaja nggak bawa Mas Andy ke dekat rumahku karena takut aja gitu, apalagi dia yang takutnya tiba-tiba nekat melakukan hal aneh. "Rumah kamu dimana?" Mas Andy bertanya sambil celingak-celingukan melihat sekitar rumah yang ia lihat di hadapan.

Aku masih diam di dekatnya setelah turun dari motor. "Itu jalan masuk ke dalam gang, nggak apa-apa turun di sini aja. Makasih ya udah nganterin pulang Mas." aku melambaikan tangan seolah ingin segera pergi.

Tapi Mas Andy menahan, "Sebentar Dek," ujarnya menahan, "Akhir pekan ini Mas bakal ke rumah kamu Dek, Mas kan udah kasih tau bakal nikahin kamu. Nanti tinggal orangtua Mas aja yang langsung datang bareng sama Mas ke rumah Adek."

Gawat! Benar kan, sebegitu seriusnya dia dengan ucapannya waktu itu. Aku pikir dia hanya bercanda atau apa, namun semua ini benar. "Eh, hmm iya." karena saking bingung jawab apa, yang keluar cuman itu aja.

"Mau diantar sama Mas lagi nggak?"

"Nggak usah Mas, bisa sendiri, rumahnya udah dekat kok." Terlalu baik dia tuh, benar-benar pria idaman sebenarnya. Tapi berhubung sudah pada tau kalau Mas Andy adalah gay dengar-dengar banyak wanita yang patah hati, terlebih aku malah lebih takut ini jadi aku yang salah, tapi jujur aku nggak samasekali menggoda Mas Andy loh, aku pun baru-baru ini akrab. Serius, entah kenapa melihatnya baik seperti itu malah membuatku berasalan bahwa aku mulai jatuh cinta. Sepertinya.

•••~~~•••

Reno

•••~~~•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••~~~•••

Andy

Andy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dikejar Nikah - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang