Sembilan belas

7.9K 422 12
                                    

Gara-gara harus menjelaskan semuanya sama Afgan aku jadi langsung merasa kalau ini sudah terlalu larut malam, bahkan aku cek ponsel sudah beberapa kali ayahku menelpon tapi tidak aku angkat karena mungkin nggak sempat tadinya. Di jalanan saja sudah cukup sepi, terkejut ketika melihat jam di layar ponsel ternyata sudah menunjukkan pukul 23:34, gawat! Sudah jam setengah dua belas lewat, bisa jadi ayah murka menungguku dirumah pasti.

Aku panik sebenarnya tapi ketika melihat wajah Mas Andy yang sedang menyetir di sebelah, rasa panik itu hilang entah kenapa. "Mas Andy, sering pulang malam begini?" tanyaku pada pria di sebelahku itu.

Sedikit Mas Andy menilik ke arahku namun tetap fokus mengendarai. "Nggak pernah kalau keliaran tanpa alasan, tapi kalau kerja sering sampai jam 1 pagi baru pulang. Itupun dulu sebelum Mas dipromosikan." jawabnya, benar juga, pantas saja dia pintar dan banyak yang mau sama Mas Andy, pekerja keras bahkan mendengarnya pulang sampai jam 1 pagi aku sampai kaget, pantas dia dipromosikan cepat, rajin.

"Loh, emang kantor buka sampai selarut itu?" tanyaku lagi, ya karena aku nggak pernah pulang lewat dari jam 5 sore, boro-boro sampe jam 1 pagi, aku pulang lewat dari jam 5 sore saja udah kalangkabut mikirin angkot atau busway.

Mas Andy tertawa pelan sebelum menjawab kali ini, "Udah nggak buka, isinya cuman satpam aja keliling gedung ngawasin, ya Mas tetep kerja. Kadang jadi temen ngobrol satpam itu, ngopi atau sambil ngeteh malem-malem serta buka laptop. Karena kan komputer nyambung ke listrik kantor kalau malam udah mati pasti."

Baiklah aku paham sekarang, perjuangan tidak mengkhianati hasil. Sudah pintar, berpendidikan, giat bekerja dan bertanggung jawab. Sepertinya aku memang tidak salah menerimanya menjadi suami kelak, sosok yang sangat diidamkan banyak orang. "Pantas Mas banyak yang ngincer, semuanya ada di Mas Andy." kataku melanjutkan.

"Maksudmu?" pria itu malah bertanya,

"Ya begitu deh, kantor kecamatan sebelah banyak yang jadi mengenal aku dengan image jelek. Aku nggak pantas untuk Mas Andy atau bla-bla-bla, karena awalnya aku pikir juga gitu. Karena Mas sosok idaman para wanita, tapi kenapa malah milih aku yang seorang laki-laki untuk menjadi pasangan hidup Mas Andy." entah kenapa malah jadi sedih ngomong begini di dekat Mas Andy, malah curhat.

"Tau nggak Dek?"

"Kenapa Mas?"

Mas Andy berdehem sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya, "Banyak yang mandang mas karena mas itu tampan, mapan, pintar dan segala macamnya. Semua itu mereka masukan dalam tipe ideal mereka, mas tidak kenal mereka tapi mereka langsung mengenal mas karena mas dicap luarbiasa. Tapi, jujur mas nggak samasekali pingin cepat menikah saat itu apalagi pacaran karena umur mas sudah tidak pantas lagi buat pacaran, singkat cerita mas ke kantor kecamatan sebelah, kantor kamu, dan ngeliat kamu tuh kayaknya biasa aja mandang mas. Bahkan kamu nggak kenal mas samasekali, iya kan?" dia bertanya sebelum lanjut bercerita.

"Iya nggak kenal si, cuman pernah denger aja gitu ada pangeran tampan yang jadi rebutan sekecamatan." jawabku, ya aku nggak kenal sama Mas Andy lah, boro-boro kenal dia yang di kantor sebelah, kenal satu kantor aja sujud syukur, teman aku di kantor kan paling dekat cuman Mbak Syifa aja, sudah lama kerja jadi PNS ya banyakan ngobrol sama Mbak Syifa.

"Nah, awalnya mas ngira adek tuh sok cuek aja, banyak juga lelaki di sana mandang mas luar biasa tapi tidak dengan kamu Dek. Banyak yang mau berteman sama mas atau banyak bertanya soal ini itu dengan mas, tapi lagi-lagi tidak denganmu. Hari-hari berlalu dan aku melihat lagi sosok kamu di angkringan dekat kantor, nah pas disitu mas entah kenapa jadi makin tertarik denganmu."

"Lah, dari angkringan terus ngajak nikah gitu?" aku masih belum paham dong.

"Ya nggak dong, mas masih perhatiin Adek meski dari jauh, tapi pasti kamu nggak sadar. Maka dari itu sampai mas kira siap dengan hati dan diri mas, langsung aja mas nyatain perasan mas ke Adek. Maaf, waktu itu di kantor kamu ya."

Dikejar Nikah - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang