Enam belas

7.4K 424 9
                                    

Alhamdulillah bersyukur semuanya sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya. Aku juga hari ini izin cuti dengan Mas Andy untuk ke rumah sakit agar cek-cek kesehatan gitu, suntik segala macam untuk keperluan nikah nanti. Rasanya memang berdebar-debar sekarang kemana-mana sudah ditemenin sama Mas Andy, bahkan rasanya kayak masih nggak percaya aja gitu cowok ganteng, mapan, dewasa dan smart seperti Mas Andy malah memilih menjadi gay serta memilih aku untuk menjadi istrinya, bukan seorang wanita.

"Dek, Mas ke toilet dulu ya. Nitip dompet sama ponsel Mas ya."

"Oh iya Mas, silahkan."

Selagi menunggu giliran dipanggil, aku menunggu di ruangan bersama Mas Andy yang barusan izin ke toilet. Rumah sakitnya cukup nyaman dan ruangan itu bersih banget, ada aroma alkohol begini memang khas banget kalau di rumah sakit atau puskesmas, itu sih yang aku rasa. "Ehh..." tiba-tiba suara ponselku berbunyi, nomor tidak dikenal dan aku juga nggak tau siapa. Dari layar kunci sudah terlihat tapi baru setengah, akhirnya kubukalah lewat chat yang masuk dari Whatsapp(WA) itu.

["Assalamualaikum, apa kabar Reno. Ini aku Afgan, masih ingat nggak? Kamu apa kabar, Semoga baik-baik saja. Besok aku sudah sampai di Jakarta. Kuharap kita bisa ketemu."] - 08221326**** alias nomor belum di save.

Ya ampun, Afgan? Kok dia bisa tau nomorku, bukankah dia sudah lama di Singapura, buat apa ke Indonesia lagi. Cobaan apalagi ini? Lagi mempersiapkan untuk segalanya buat nikah kenapa sosok Afgan muncul. Bukan maksud aku menghindar tapi...

"Dek,"

Terkejut aku mendengar suara Mas Andy yang datang duduk di sebelahku lagi, aku langsung mematikan layar ponselku dan mulai melihat ke arah pria tersebut. "Oh hm, cepet banget ke toiletnya?" tanyaku bersikap sebaik mungkin, aku nggak mau Mas Andy curiga.

Mas Andy mengelus pangkal kepalaku dan tersenyum, ya ampun dimanja banget aku sekarang. Benar-benar membuatku nyaman. "Ternyata cuman ada dua ruangan toilet untuk lelaki, satunya sedang ada orang, satunya lagi sedang perbaikan. Sepertinya lama, aku balik lagi deh." jawabnya yang kembali mengambil dompet dan ponsel miliknya dari tanganku.

"Saudara Reno Anshori!" tak lama seorang suster muncul dari balik pintu ruangan dan memanggil namaku, saatnya giliranku masuk ternyata.

Segera aku berdiri dan memberikan tas serta barang yang aku bawa pada Mas Andy, tentu termasuk ponselku juga. "Mas, aku nitip ini ya, aku masuk dulu." kataku dan mulai masuk ke dalam ruangan untuk cek darah dan segala macam, semacam madical check up gitu deh. Ya pokoknya cek semua seluruh tubuh agar tetap fit dan terjaga untuk seterusnya gitu, nanti juga  aku niatnya minta vitamin juga sih supaya lebih menjamin.

Aku masuk ke dalam ruangan agak sedikit kecil namun luas karena perabotan sedikit dan ternyata suhu di sana semakin dingin rupanya, ada seperti alat entah apa itu yang terdapat di mejanya ada jarum suntik dan beberapa alat pengecek suhu, pokoknya semacam itu, aku nggak tau karena aku bukan anak kedokteran atau farmasi. Aku lulus S1 jurusan Akuntansi Komputer saja sudah alhamdulillah.

"Silahkan duduk disini, sebentar ya biar saya cek dulu." Seorang dokter dengan pakaian serba putih lengkap dengan masker dan kacamata, seorang wanita, bukan lelaki, terlihat sangat lihai dan handal. Dia mengecek suhu, tensi darah, atau apalah pokoknya gitu deh aku nggak paham. Dan terakhir suntik, aduh agak serem sih tapi ternyata baru sebentar tutup mata sudah selesai rupanya dan aku boleh keluar.

Kemudian aku sampai kaget ketika keluar dari ruangan itu, aku melihat Mas Andy sedang melihat ponselku, benar saja, dia melihat layar ponselku dengan tatapan aneh begitu. Segera aku mendekatinya dan lantas dia langsung melihat ke arahku, "Ini, ada yang kirim pesan. Dia juga menelpon, tidak aku angkat. Sepertinya penting." mampus deh, tatapannya langsung berbeda dan aura sekarang terasa sangat menusuk, sikapnya yang tadi senyum dan memanjakan tiba-tiba langsung ketus dan dingin gitu. Bukan, ini bukan karena pendingin ruangannya, tapi memang sikap Mas Andy berubah, itu pasti karena chat WA atau telpon dari Afgan. Ya mau gimana, aku tidak bisa menghindar.

Dikejar Nikah - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang