Delapan belas

7.8K 441 31
                                    

Esok harinya pun tiba, sibuk lagi dan harus ngurus hal ini dan itu...

Baiklah siang ini aku dan Mas Andy ada rencana untuk fitting baju penganten gitu deh, bahkan matahari terik dan baru sampai di rumah, ganti pakaian langsung pergi berdua sama Mas Andy. Rasanya lelah banget sih, belum siapin sovenir pesta, nyari ini dan itu banyak banget deh pokoknya. Aku pikir Wedding Organizer nya sudah sama baju, tapi ternyata nggak karena Mas Andy ada rekomen baju pakaian penganten bagus terpercaya dari temannya yang lain, ya ampun sebegitu antusiasnya teman Mas Andy itu sampai rekomen segalanya, nggak salah sih punya temen banyak jadinya banyak info juga. Tidak seperti aku, yang temen kerja dari dulu deketnya sama Mbak Syifa aja, jadi keinget lagi kan buruknya diriku dibanding Mas Andy.

Kemudian aku dan Mas Andy langsung menuju lokasi untuk melihat segimana bagusnya dan rekomended nggak sih baju-baju pengantin disana, dan sebelumnya Mas Andy katanya sudah calling dulu pemilik butik tersebut agar menyiapkan masing-masing sepasang baju pengantin pria karena yang bakal menikah adalah pria dengan pria, benar saja, Mas Andy memang pria sigap dan apapun yang dilakukan serba cepat dan telaten. Nggak salah memang memilihnya menjadi imam hidup, meski belum sah tapi entah kenapa degup-degup di dada membuatku semakin was-was, entah mungkin karena belum terbiasa atau memang aku juga masih sungkan dengan Mas Andy. Tenanglah, dia akan menjadi suamiku dan aku harus bisa lebih dekat dan lebih intim dengan pria itu.

Kali ini lokasinya tidak terlalu membuatku lelah duduk si mobil, hanya sekitar setengah jam lebih sedikit aku dan Mas Andy sudah sampai di sebuah halaman parkir luas dengan gedung butik  di depannya, terlihat sangat mewah memang gedung itu dan catnya berwarna silver cantik gitu deh, baiklah kesan pertama cukup baik. Kemudian aku segera turun dari mobil dan mulai jalan berdampingan masuk ke dalam butik sengan Mas Andy.

Di sana terdapat banyak banget patuh manekin yang berpakaian rapih dengan jaz dan tuxedo, ada diantaranya bertopeng mungkin saja itu pakaian untuk pesta topeng. Ada gaun untuk wanita juga yang rok nya menyapu bumi, banyak deh variant warna yang ada disana, tapi paling banyak ya warna hitam dan putih karena mungkin lebih formal kali ya.

"Selamat datang, anda Tuan Andy bukan?" seorang pria dengan logat kemayu dan gaya flamboyan menghampiri kami berdua dan hanya berjabatan tangan dengan Mas Andy, baiklah aku tau, kebanyakan pria begitu memang bakal tergoda dengan paras serta rubuh gagah Mas Andy, tidak heran. "Mari ikut saya, tiga pasang baju sudah disiapkan untuk kalian berdua. Semoga cocok dengan selera kalian." lanjut pria itu yang sepertinya dia pegawai di butik tersebut, kami berdua pun ikut ke suatu ruangan dan terdapat enam pasang manekin dengan pakaian yang sangat mewah, tentunya pakaian nikah, oh baiklah pasti itu baju yang sudah disiapkan butik ini untuk aku dan Mas Andy.

"Ini bajunya?" Mas Andy bertanya pada pegawai tersebut.

Pegawai tersebut tersenyum manja dan semakin mendekat ke arah Mas Andy, centil banget, tapi sungguh aku nyengir sendiri liat aksinya. Aku bisa liat Mas Andy yang daritadi berusaha menghindar tapi pegawai butik tersebut masih tetap notice ke Mas Andy aja, yaudah aku diam saja melihat. "Iya, boss kami harap Mas Andy dan mempelai suka dengan warna dan coraknya. Ini spesial, dan harganya bisa langsung ke kasir saja nanti." dan aku mulai tertawa ketika pegawai itu mencolek dagu Mas Andy, beneran  deh aku melihat wajah ngeri yang terpancar di Mas Andy.

Mas Andy langsung berdiri kembali di sebelahku, "Oke baiklah, aku bakal coba semuanya, jadi boleh kau tinggalkan kami berdua saja?" Mas Andy bicara begitu, tapi malah si pegawai flamboyan itu semakin mendekat.

"Mau aku pakaikan nggak?" ucap Pegawai itu dengan suara sok seksi didekat Mas Andy. Ya ampun Tuhan, aku mau tertawa lepas tapi aku tahan.

Mas Andy dengan cepat mendorong pegawai itu untuk keluar dari ruangan tersebut, "Maaf, bisa tinggalkan kami berdua saja. Terimakasih." Mas Andy langsung menutup pintu, tapi tidak kasar kok, aku melihat Mas Andy juga masih punya hati mendorong paksa tanpa kekerasan. Lagipula siapa suruh pegawai itu macam-macam hahaha~ nggak liat sikon sih, udah tau Mas Andy aja udah kesal tuh daritadi didekati sama dia.

Dikejar Nikah - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang