Dua puluh satu

8.2K 452 14
                                    

Oke baiklah, semuanya memang sudah siap. Tapi apakah diriku sudah siap menerima segalanya? Segala konsekuensi yang bakal aku terima nanti ketika sudah berumah tangga, mungkin agak berbeda dari biasanya, tapi yang sama adalah aku dan Mas Andy akan selalu bersama, bukan cuman sebentar tapi sepanjang waktu. Aku mungkin bakalan rindu nantinya akan sosok rumah orangtuaku dan kamar tidurku yang biasa aku gunakan buat konser bernyanyi, layaknya panggung konser kasur tidur kujadikan tempat show. Alangkah manis kenangan itu bisa kuingat sampat saat ini, dikemudian hari semoga aku bisa menyimpan lebih banyak lagi moment yang baru bersama Mas Andy dan semua keluarga kita pastinya.

Lambat laun hari semakin dekat dengan tanggal pernikahan dan lusa setelahnya aku serta Mas Andy mulai membagikan undangan pernikahan. Dibantu juga oleh mbak Syifa dan Mas Awen, mereka ikut membantu dalam menyebar undangan pernikahan tersebut. Banyak yang tidak menduga kalau aku dan Mas Andy beneran menikah, bahkan atasan aku di kantor pun tidak menduga bahwa aku akan lebih cepat menikah dibanding beliau, ya mau gimana lagi? Mas Andy ngejar-ngejar aku terus buat ngajak nikah, ditambah dia sangat serius dengan hal tersebut, jadi aku pikir kesiapan Mas Andy untuk mengayomi diriku kelak sudah sangat matang.

Kemudian hari berikutnya aku dan Mas Andy mulai kembali mengkonfirmasi kepada pihak Wedding Organizer untuk mempercepat kesiapan mereka, kemudian kita pastinya juga mempercepat waktu penyewaan gedung dan untung saja bisa, pokoknya agak ribet sih memang karena waktunya jauh banget. Yang harusnya masih bisa sebulan lebih tapi ini cuman tinggal beberapa hari lagi.

Capek? Yaiyalah capek, tapi yang membuatku kuat dan tidak mengeluh adalah ketika aku melihat Mas Andy, dia samasekali nggak pernah ngeluh capek ketika bolak-balik ngurus semuanya, bahkan kadang dia ngurus sendiri untuk konfirmasi mengenai sovenir pesta resepsi. Kadang minta anterin, kadang dia lakukan sendiri juga. Mungkin gitu sih cara kerjanya calon suamiku, selagi bisa sendiri ya dia bakalan lakukan. Tapi kadang suka kasihan liatnya, kali waktu aku liat Mas Andy harus ngabarin malam hari ketika kita telponan dan dia harus tidur cepat karena kurang istirahat. Baiklah, aku bisa mengerti kerja kerasnya, semoga aku berharap semuanya berjalan dengan lancar tanpa suatu kendala apapun.

"Jadi, bakalan digelar dimana? Sekalian langsung sama resepsi hari itu juga kan?" Sambil mencuci piring malam ini, ibu bertanya soal kesiapan mengenai pernikahan.

Aku duduk di sofa yang tak jauh dari posisi dapur, "Katanya di dekat apartemen gitu deh, gedungnya lumayan besar sih, udah kayak pernikahan mewah, heran aku." jawabku, jujur sebenarnya yang aku tau kalau hampir 70% biaya pernikahan aku dan Mas Andy itu adalah uang milik pribadi Mas Andy sendiri, sisanya ada uang tabunganku yang cuman beberapa dan bantuan juga dari ayah ibuku serta orangtua Mas Andy. Malah tadinya Mas Andy menolak dana dari orangtuaku dan keluarganya itu, tapi aku jelaskan ke Mas Andy lagi bahwa terima saja karena niat baik mereka juga pasti akan membawa berkah. Maaf, bukan maksudku aji mumpung, hanya saja orangtuaku juga mau membantu meski hanya sedikit katanya.

"Nak Andy itu benar-benar sudah siap ya Dek, tabungannya juga cukup banyak bahkan lebih. Semuanya dia siapkan secara matang buat nikah sama kamu, ibu saja sampai kagum." dilanjutin deh itu ngerumpinya sama Ibu, ya aku sih dengerin aja, tampelin aja ucapan ibu biar nggak bosen malam-malam.

Aku membuka ciki dan memakannya, "Ya gitu deh Bu, tabunganku aja cuman sedikit buat bantu modal nikahnya. Ya gimana ya, emang belum ada pikiran buat nikah dalam waktu dekat tapi ternyata malah dilamar sama cowok." sambil menikmati ciki, rasanya pembicaraan ini mulai asik.

Ibu terkekeh pelan mendengarnya, "Maka dari itu, jadilah pasangan hidup yang baik dan nurut nantinya sama suamimu. Belajarlah apa-apa yang belum kamu bisa, layani dengan hati dan sabar. Kalau ada yang nggak kamu bisa ya langsung tanya saja sama ibu, nanti biar ibu bantu." beliau sangat perhatian sekali, ya ampun begitu banyak support yang aku bisa terima.

Dikejar Nikah - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang