Dua belas

8.2K 439 16
                                    

Baiklah, aku dilarang oleh ayah bertemu atau berinteraksi dengan Mas Andy selama hari minggu tiba, hari yang kemarin ayah aku sudah janjikan bakalan bertemu dengan Mas Andy dirumah kami. Aku harus kuat, cuman tersisa lima hari lagi dan aku harus menyibukkan diriku di kantor supaya tidak memikirkan hal-hal aneh, lagipula Mas Andy juga pasti sibuk di kantornya jadi sebaiknya aku juga sadar bahwa ayahku pasti memiliki cara sendiri untuk mengenal sosok Mas Andy sebagai calon suamiku nanti. Aku tidak takut sebenarnya, aku hanya khawatir cara ayah salah dan tidak diduga malah terjadi hal yang tidak diinginkan, tapi yaudahlah, lebih baik kita tunggu saja sampai hari minggu.

Berjalanlah hari selasa, aku disibukkan dengan segala macam kerjaan, kalau tidak ada kerjaan atau masih bisa di keep maka aku membantu Mbak Syifa atau rekan kerja yang lain mengerjakan semuanya, pokoknya aku harus menyibukkan diriku. "Nanti istirahat mau makan di angkringan nggak?" Mbak Syifa mengajakku ke angkringan lagi, tapi aku segera menolak karena mungkin saja aku bisa ketemu dengan Mas Andy dan hal itu tidak boleh terjadi.

"Maaf Mbak, nggak deh. Aku sudah bawa bekal, ibu buatin aku omelet keju. Mbak aja sama yang lain mungkin mau." kataku yang ketika waktu istirahat tiba langsung membuka kotak bekal makanan yang nyatanya aku minta tolong ibu untuk buatkan, ini sih cara supaya aku nggak ketemu Mas Andy aja.

"Oh yasudah aku sama Ariana aja deh, katanya Anto juga mau ikut. Aku ke angkringan dulu ya Dek, bye~" sambil berjalan pergi Mbak Syifa masih kulihat, sebenarnya pengen banget ikut, jujur saja aku pengen banget ngeliat sosok Mas Andy, setidaknya aku mau liat wajahnya ketika senyum saja sudah bahagia banget.

Yasudahlah aku haru sabar....

Kemudian tibalah hari rabu, kamis, aku mulai merasa diriku semakin seperti orang yang butuh banget kerjaan. Padahal biasanya kalau nggak ada kerjaan atau sedang luang lebih baik aku diam sambil main game Pou di ponselku, tapi karena hanya bermain dengan game malah aku semakin memikirkan Mas Andy, setidaknya dengan membantu teman satu kerjaku yang lain aku bisa lupa sejenak soal Mas Andy.

Tapi jujur aku mulai merasa kalau rindu dan kangen itu ternyata bisa buat orang lain tidak nyaman, rasanya ada yang salah tapi sebenarnya nggak ada yang salah, memang cuman hati kita saja yang justru bermasalah. Mau duduk pun diam tapi malah gelisah nggak jelas, nggak karuan gitu deh. "Dek Reno, kamu ngapain sih itu liat, nuang air sampai luber begitu. Jangan bengong." ya ampun, aku sampai nggak fokus, niatnya nuang air mau minum, tapi  karena bengong malah airnya penuh sampai luber kuisi di gelas, ya ampun benar-benar aku ini kenapa sih. Mbak Syifa pun geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh diriku tersebut.

Kemudian tibalah di hari jum'at dan aku benar-benar gabut banget, kerjaan semuanya udah kelar dan pokoknya aku kangen banget sosok Mas Andy, bahkan sampai detik ini pun aku nggak tau kabar Mas Andy tuh gimana. Tuhan, tolong aku yang semakin gelisah ini.

"Dek..."

"Iya Mbak Syifa siap!"

"Eh loh, kok semangat banget sih." sampai kaget Mbak Syifa ngeliat aku antusias ketika dipanggil, ya karena aku pikir saat dia manggil aku maka akan ada kerjaan yang bisa aku bantu untuknya. Hitung-hitung kan bisa nunggu waktu jam pulang kerja hari ini.

Asik ada kerjaan...

"Tolongin aku ya, berkasnya banyak banget. Ini bawain yuk ke kantor kecamatan sebelah, kan biar sekalian kamu bisa ketemu Mas Andy, iya kan iya kan iya kan?" baiklah Mbak Syifa nggak mengerti dengan kondisiku sekarang, dia malah membawaku pada ranjau yang seharusnya aku hindari. Tapi kalau ditolak juga nggak enak, karena Mbak Syifa juga hampir tiap hari membantu kerjaanku, yasudahlah aku berharap tidak ketemu dengan Mas Andy deh. Cuman naro berkas aja kok.

Lalu...

Aku berjalan masuk ke dalam gedung kantor kecamatan sebelah itu, beruntung cukup sepi karena mungkin hari jum'at banyak yang pulang cepat-cepat buat akhir pekan besok. "Dek dek, lihat deh, itu Mas Andy kan?" lagi sibuk jalan untuk segera naro berkas tapi malah langkahku terhenti ketika Mbak Syifa nunjuk ke arah taman dekat kantor itu, ternyata disana ada sosok Mas Andy dan anehnya dia sedang berdiri berdua dengan seorang wanita sambil berbincang santai, bahkan raut wajah Mas Andy sampai segitunya, dia tertawa dan sepertinya sangat akrab dengan wanita itu. Bahkan yang membuat hatiku geram, wanita itu sambil memegang lengan Mas Andy kemudian terus tertawa dengan riangnya, ya ampun Mas Andy, kita baru saja nggak ketemu begini malah ternyata...

Dikejar Nikah - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang