Aku duduk lesu di kamar pak boss dan dia sedang sibuk dengerin lagu dan sesekali dia menyesap kopinya dan aku meraba perban yang menutupi pipiku
Rasanya benar-benar speechless saat pak boss melindungiku dan membantuku keluar dari 'neraka' itu, aku menatapnya yang sedang menikmati alunan lagu waltz
Aku mengahampirinya dan meraba punggung tanganya dan dia menoleh ke arahku sebentar dan dia meraba sofa di sebelahnya dan menepuknya, tanda agar aku duduk
"Bos, ngapain sih bos pak-"
"Dansa yuk, saya udah lama ngak dansa" dia momotong ucapanku seraya mengulurkan tangannya
"Bos ngak usah neko-neko deh" ujarku karena aku ngak bisa dansa dan cuma sering ngeliat di film aja
"Buruan keburu lagunya habis" ujar si bos seraya menarik tanganku dan kami berdansa di kamarnya
Tubuh besar dan hangat si bos seolah-olah menjadi tameng terkuat bagiku, ini bukan mendadak bucin atau hiperbola. Ini yang aku rasakan selama kerja sama si bos
Tubuhnya yang menjulang tinggi, hawa panas dari badan si bos yang selalu bisa aku rasakan, tangan hangat dan kokok yang selama ini sering menggandengku,sikap dan sifatnya cool tapi ramah.
Bohong jika aku ngak jatuh cinta sama si raksasa ini tapi aku ingat di mana posisiku lagipula memang ada yang menerimaku dengan backgroundku yang hancur
Si bos masih terima aku kerja aja udah sujud syukur banget
"Hayati, kalo saya jatuh cinta sama kamu gimana?"
Allahuakbar
Guys ini aku di tembak di tengah-tengah dansa, aku berasa kayak Elizabeth bannet sama darcy. Tahu kan tokoh di novel karya jane Austin pride and prejudice (yg ngak tahu silahkan search di google)
"Pak, jangan bikin saya mendadak terbang tinggi trus bapak jatuhin kayak meteorit" ujarku dan dia terkekeh dan tersenyum
"Saya kan ngak pernah kayak gitu" ujarnya lalu dia memutarku dua kali dan menarikku dan kali ini dia mendekap tubuhku dengan erat
Kali ini aku tidak memperdulikan ucapannya karena aku sibuk menatap his ocean eyes, benar-benar indah. Ini ngak tipu-tipu guys
Mata si boss itu sebiru laut kayak matanya daniel craig (yg ngak tahu kudet), tubuhnya tinggi dan besar dan memang ciri khas orang barat. Gimana aku ngak suka merona saat ngeliat dia coba
"Bos, kok bos bisa setampan ini?" tanyaku seraya bersandar di dadanya
Bukan romantis tapi pegel guys selama dansa harus dangak (mendongakan) kepala biar bisa menatap sedangkan dia tinggi banget hampir 2 meter. Udah mirip sama pemain basket
"Faktor keturunan" ujarnya dan aku mendusel-dusel
"Bos, saya jelek banget tahu jangan naksir sama saya deh" ujarku
"Wanita lain ngak mungkin nerima saya dengan kondisi saya seperti ini mereka hanya akan memanfaatkan kekayaan saya aja" ujarnya
"Nah kan bos, itu ngak menutup kemungkinan saya akan melakukan hal yang sama ke bos" ujarku dan dia tertawa dan mencium keningku
Lagu berhenti dan tiba-tiba dia meraba wajahku dan dia berhenti di bibirku merabanya seakan sedang menelitinya
"Saya penasaran apa bibir ini akan bilang ke saya bahwa dia cinta sama saya..." dia meraba leherku dan dia menghirup nafas dalam-dalam
"Kenzo flower"
Kamera mana kamera, gw melting
"Tumben biasanya juga pake bulgari extreme" katanya
"Gantian habis yang kemaren" ujarku dan dia mencium pipiku
"Saya takut kehilangan kamu cukup sudah saya kehilangan pengelihatan saya" ujarnya dan aku meraba matanya dan dia memejamkan matanya
"Seandainya saya jatuh cinta sama bos hal yang saya takutkan adalah kenyataan" ujarku dan aku melepaskan diri darinya dan aku keluar dari kamarnya dan aku menangis
Kenyataan bahwa aku ngak pernah layak buat kamu dewa