22

122 7 7
                                    

Hayati Cahya dewa Smith.

Dewa terduduk lemas di samping batu yang bertuliskan nama Hayati, dia tidak percaya cintanya telah pergi

"Aya" panggil dewa seraya mengusap batu nisan itu dan dia menangis tanpa henti

Alfred, Andrew,bi Marni, reon. Mereka semua memperhatikan dari jauh bagaiman dewa hancur saat dia baru saja bangkit

"Sayang, istriku" lirih dewa bahkan dia berbaring di dekat batu nisan itu

"Kenapa ya', kenapa pergi? Katanya kau ingin melihatku menua" ujar dewa

Dia menangis meraung-raung, di makam Hayati. Dia masih tidak percaya Hayati pergi

"Sayang" lirih dewa dan dia tidak peduli bajunya kotor karena tanah

"Dewa, ayo pulang ini sudah mau malam" ajak reon dan dewa menolak di ajak pulang

Dia tetap saja baringan di samping makam Hayati

"Hayati, I love you"

"Hayati"

"Hayati"

"Son, ayo masuk besok pagi kau bisa ke sini lagi" ujar reon pada dewa seraya menariknya agar bangun

Dewa pun menolak dan dia mengusap nisan Hayati dan dia menciumnya

Akhirnya reon, Alfred , dan Andrew menarik paksa dewa menjauh dari makam Hayati

Dewa terus berteriak memanggil nama Hayati bi. Marni segera membukakan pintu akses dari taman belakang.

Hayati memang di makamkan di halaman belakang rumah dewa di bawah pohon Kamboja dan beringin dan di kelilingi berbagai macam bunga

Dewa pun duduk lemas di lantai.

"Hayati yang jadi donor mata loe" ujar Andrew

Bi.marni pun terisak

"Dia cinta banget sama loe wa' sampe rela donorin matanya buat loe dan mengakibatkan kematian padanya dan di hari-hari terakhirnya dia sempetin bikin video dan foto kegiatan Kalian tanpa loe sadari" ujar Andrew

Dewa pun terus menangis dan dia bertambah sedih saat tahu istrinya lah yang menjadi donor matanya

"Sayang"

"Dewa"

"Nangis ya?"

Perlahan dewa menatap ke arah TV yang menampilkan wajah Hayati dan dewa menghapus air matanya, yang yang lain memilih pergi memberikan waktu untuk dewa

"Kalo kamu liat video ini berarti kita sudah menyatu, maaf aku ngak bilang sejak awal kalo aku yang jadi donor matamu"

"Hayati" lirih dewa

"Aku cinta kamu dewa sekarang dan selamanya, maaf ninggalin kamu di saat kamu sudah bangkit dan makasih sudah mencintaiku. Aku bingung mau ngomong apa, eh iya. aku pakai gaun pengantin lho ada beberapa fotonya kok di rumah, bagus ngak? Waktu itu kamu bilang belinya terserah aku jadi aku pilih yang ini"

"Sederhana tapi bermakna"

"Sederhana tapi bermakna"

"Aku sempat foto kamu dulu sebelum operasi dan maaf matamu sudah ngak biru tapi buatku walau kamu udah ngak bermata biru aku tetap cinta sama kamu"

" Kamu cantik" ujar dewa

"Aku juga udah nulis resep masakanku yang kamu suka dan sudah aku tempel di kulkas dan kasih ke bi. Marni 1 buat cadangan dan biar dia bisa bikinin buat kamu juga"

Mereka hanya diam dan saling menatap satu sama lain walau berbeda waktu dan dewa mengusap layar TV menyentuh wajah Hayati walau yang di sentuhnya hanyalah kaca TV

"Maafin aku ya wa', aku berharap kamu ngak neko-neko lagi dan aku cinta banget sama kamu"

"Iya" sahut dewa

"Bye sayang"

"Bye" ujar dewa

Tut

Layar TV sudah Hitam dan dewa menghela nafas dan dia berjalan ke kamarnya dan dia duduk di tepi kasur menatap foto dirinya dan Hayati saat makan kue bersama

Perlahan dewa berbaring di kasur dan dia merasakan ada pergerakan dari kasur di sebelahnya dan dia semakin memejamkan matanya dan menitikan air mata

"I love you dewa" bisik Hayati

Dewa pun hanya tersenyum baginya tidak apa jika ini hanyalah halusinasi dan dia pun tertidur

===================
Dewa duduk di meja makan sambil mendengarkan lagu waltz kesukaannya dan dia ingat dulu dia pernah berdansa dengan Hayati memakai lagu ini

"Misi pak, maaf makan siang baru mau saya bikin itu ayamnya baru saya goreng kan masih lama jadi saya sajikan kue dulu" ujar bi Marni dan dewa mengangguk

Dia tersenyum tipis dan dia menatap foto pernikahannya yang tergantung di tembok

"Aku makan ya sayang" ujar dewa dan dia memakan kue blueberry cheesecake

Saat suapan pertama dewa terdiam sejenak dan dia menatap foto pernikahannya dan tersenyum

"Cakenya enak" ujar dewa

Setelah selesai makan cake dia pergi ke teras depan dan dia duduk di ayunan menikmati angin sepoi-sepoi

Tiba-tiba ada tukang pos datang dan dia mengambil surat serta kandangnya dan dia kembali duduk di ayunan dan dia membuka salah satu suratnya

Hai sayang

Itu kucing kamu jaga ya lucu kan dia klo ngak salah baru umur 3 bulan jadi msh ucul kyk aku, I love you dewa. Maaf karena udah pergi dari kamu eh iya namanya kucing itu wati dia betina ok

Nb. Wati = dewa dan hayati

Dewa hanya tersenyum dan dia mengeluarkan kucingnya dari kandang

"Hi, wati" sapa dewa

"Kucing liar kok bisa masuk?" Tanya Alfred

"Bukan kucing liar tapi hadiah dari Hayati" ujar dewa dan Wati langsung mengeong

Dewa pun baru sadar bahwa si Wati udah pakai kalung berbentuk love bertuliskan Wati

Dewa pun membawa masuk si Wati ke dalam

"Dari Hayati?" Tebak reon dan dewa mengangguk dan bi Marni yang baru saja selesai menyajikan makan siang langsung mengambil makanan kucing dan tempat makan khusus kucing

"Sini tuan, makanannya udah di siapin Deket teras samping" ujar bi Marni dan dewa memberikan Wati pada bi.marni

dewa pun makan siang dan saat dia duduk di kursinya dia menatap satu kursi di sebelahnya dan dia mengusap pelan jok kursinya dan tersenyum


OCEAN EYES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang