Nafasku tersengal-sengal dan tubuhku penuh dengan luka dan darah, kepalaku rasanya ingin pecah.
Brankar yang membawaku tiba di ICU seolah berjalan dengan lamban dan aku memejamkan mataku agar mengurangi rasa sakitku
Udara dari mesin pendingin menyapa kulitku yang terbalut dengan baju compang-camping membuatku mengigil dan aku sudah tidak tahan lagi dan aku memejamkan mataku.
^^°°^^°°^^°°
Aku membuka mataku dan aku lihat dewa sedang duduk sambil menggengam tanganku dan dia menangis
"I'm ok" lirihku dan dia menatapku sendu dan mencium keningku
"Karena saya kamu kecelakaan" ujarnya dan aku meremas lengannya
"Not, it's not your fault..." aku menatapnya serius " ini udah takdir aja" ujarku menenangkannya
Aku kecelakaan saat akan berbelanja di pasar dan bi minah sedang pulkam jadi aku menggantikan tugasnya untuk memasak, dewa ingin makan seafood dan aku pergi ke pasar
Tapi naas ada mobil yang melaju kencang dan menabraku dan aku jatuh berguling-guling.
"Andrew bilang tulang bahu kamu agak geser dan ada benturan di kepalamu" ujarnya dan aku terkekeh
"Ngak usah nangisin aku nanti aku makin bucin" ledekku mencairkan suasana
"I'm sorry" ujarnya dan aku tersenyum tipis
"Just love me and it will heal me soon" ujarku dan dia mengusap lenganku dan kami berdua tidur di brankar rumah sakit
^^°°°°^^
Aku sudah di perbolehkan pulang dengan catatan, harus bedrest dan datang saat jadwal pemeriksaan.
Ok, aku berpikir rambo yang perang ke vietnam aja kayaknya ngak sampe gini deh. But me. Yang kecelakaan benar-benar kayak mumi di perban sana-sini.
"keren loe di perban gitu" celetuk andrew sambil menulis resep obatku dan aku menatapnya kesal
"keren dari mananya, liat dong gw di gips dan perban di sana-sini" ujarku kesal dan dia tertawa
"tapi setidaknya loe bisa istirahat dengan benar, benar-benar istirahat" ujarnya dan dia mengganti perbanku lenganku
"bos panik dan nyalahin dirinya sendiri gara-gara gw kecelakaan" ujarku dan dia tersenyum mengerti
"dia cinta sama loe makanya dia khawatir sama loe tahu, gilanya orang itu bikin rusuh emergency unit gara-gara loe kecelakaan" ujarnya seraya mengolesi keningku obat
"maksudnya gimana?" tanyaku dan dia menghela nafas
"loe kecelakaan pagi kan nah gw pas baru selesai shift pagi bener-bener baru mau keluar unit dan gw liat ada ambulance datang dan aku reflek langsung take over saat itu dan gw kaget saat pasien yang di bawa itu loe, ngerinya loe sempat pingsan beberapak kali dan kehabisan darah..." dia melihat luka di tangan kiriku " setelah gw beresin loe gw telpon si alfred kasih tahu kalo loe itu kecelakaan dan ngak sampe 1 jam si dewa sama alffred udah sampe di emegency unit, ga langsung nemuin dia dan dia tanya kondisi loe dan gw kasih tahu kondisi loe saat itu dan loe tuhkan kritis dengan beberapa luka dalam" ujar andrew
"trus sisi khawatirnya di mana?" tanyaku dan dia mencubit pahaku
"sabar, loe punya luka tuh lebih parah dari rambo" ujarnya kesal dan aku terkekeh
"lanjut dok" gurauku
"loe kiritis dan gw khawatir loe ngak selamat di tambah loe kehabisan darah dan dewa juga alfred satu-satunya keluarga atau orang terdekat loe saat itu so gw kasih tahu loe kehabisan darah dan kritis dan dia marah dan ngancem gw untuk cepet bikin loe selamat dan dia nekat donorin darahnya buat loe tapi gw cek di bank darah dan ada golongan loe jadi si dewa ngak usah donorin darahnya ke loe. sisi romantis dan khawatirnya adalah dia jagain loe 24 jam sampe loe sadar dan dia bener-bener ngak ninggalin ruang rawat loe, makan aja kalo ngak gw ancem dulu dia ngak bakal mau" ujar andrew seraya mengganti perban di bahuku
sebegitu perhatiaannya dewa sama aku, batinku
"kenapan sih loe ngak cerita aja sama dia soal kondisi loe?" tanya andrew seraya merapikan barang-barangnya
"gw cuma ngak mau dia khawatir sama gw" ujarku dan mengalihkan tatapanku dan andrew mendengus
"say the truth" ujarnya dan aku menghela nafas
"ya, gw cuma ngak mau semakin terikat dan bergantungan sama dewa dan gw sadar pada akhirnya gw cuma jadi ngerepotin banyak orang dan gw ngak mau. yah pokoknya gw ngak mau aja gw mau hadapi sendiri aja" ujarku dan dia mengusap tanganku yang agak mendingan lah kondisnya
"loe itu keluarganya dewa, loe bagian dewa" ujar andrew dan aku terkekeh
"gw tuh rusak bener-bener rusak so there will no one will accpect me ok" ujarku dan dia menghela nafas berat
"jadi ini alasan loe nolak dewa?" tanyanya dan aku memejamkan mataku dan aku menangis
"kalo loe cinta sama dia terima dia, loe aja terima dia dengan segela kekurangannya dan gw yakin dewa pasti bisa terima loe juga" ujar andrew bijak dan aku menutup mataku dengan lenganku yang cenderung baik-baik aja
"iya" ujarku dan dia menepuk kakiku pelan dan pergi dari kamarku dan seharian aku menangis
should i? ,batinku