16

104 9 4
                                    

"Ya, loe benar-benar harus ke jerman atau ngak singapura deh" ujar andrew setelah dia selesai observasi

Aku hanya terdiam dan aku melihat dewa yang sedang bermain piano dan dia memainkan lagu barunya yang menceritakan tentang kami berdua, kisah tentang cinta kami.

"Sumpah gw ngak kuat lagi 'ya, loe butuh penanganan khusus dan yang paling penting loe harus operasi" ujar andrew

"Bulan ke berapa ini?" tanyaku lirih dan alfred menghela nafas

"Bulan ke-9 pernikahanmu dengan dewa" ujar alfred

"Aku ngak mau membuang uang dewa apa lagi untuk hal seperti ini" ujarku

Di bulan kedua pernikahanku kondisiku semakin menurun tapi aku tutupi sebisa mungkin dari dewa dan aku bukannya pesimis atau ngak berjuang, hanya saja aku ingin menikmati hari akhirku bersama orang yang aku cintai bukan berada di ruang rawat inap.

Berat badanku turun hingga 12 kg dan itu membuatku semakin terlihat seperti orang kurang gizi dan dewa. Dia terlihat bahagia dan dia lagi sering tour dan pasti dia membawaku kemana pun itu.

Aku bangun dari sofa bed dan berjalan ke dapur dan membuatkan dewa secangkir teh hijau dan segelas air putih hangat untukku

"Lagunya udah ada di platform?" tanyaku dan dewa menganggukan kepalanya

"Kamu bawa teh?" tanya dewa dan aku mengarahkan tangannya ke cangkir teh dan dia meminumnya perlahan

"Kemanisan ya?" tanyaku dan dewa tersenyum

"Ada air mata di tehku, istriku menangis dan aku tidak tahu penyebabnya" ujarnya dan aku segera mengambil cangkirnya dan menggantinya dengan air putih hangat milikku

"Minum ini aja" ujarku dan dia meminumnya dan menghela nafas

"Apa yang istriku sembunyikan hingga air putih hangat saja terasa begitu asin" ujar dewa dan aku menitikan air mata dan aku menggengam tangannya erat

"I'm ok" ujarku dan dia menepuk punggung tanganku

"Kalo ada perempuan bilang i'm ok it means she's not ok" ujar dewa dan aku terkekeh

"I love you dewa" ujarku dan dia memeluku erat

"You're my love of my life" ujar dewa dan aku mengeratkan pelukannya dan menangis di dalam pelukannya

Tiba-tiba ada darah mengalir dari hidungku dan aku segera mengeluarkan sapu tangan dan aku menutup hidungku dengan sapu tangan itu

"Kamu berdarah" ujar dewa pelan

"Iya" ujarku dan dewa menepuk punggungku pelan dan membiskan kata-kata cintanya untukku

God, biarkan aku pergi dengan damai dan biarkan aku pergi di dalam pelukannya. Pelukan dari pria yang aku cintai selama hidupku. Biarkan maut yang memisahkan kami sama seperti janji cinta kami yang tanpa sadar kami ucapkan tiap malam.

I love you dewa, for now and forever.

OCEAN EYES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang