"hayati mana?" Tanya dewa saat dia sudah siuman dan sudah di pindahkan ke kamar rawat inap
"Hayati lagi tidur, dia capek nangis" ujar reon setenang mungkin
"Oh, dia udah makan? Dia sering telat makan" ujar dewa dan tanpa dia sadari orang-orang yang ada di kamar rawatnya sedang menahan tangis
Dewa sudah pulih hanya saja perban yang menutup matanya masih terpasang dan baru akan di buka beberapa hari lagi
"Kamu mau makan?" Tanya reon
"Nanti aja bareng Aya" ujar dewa dan reon hanya bisa menunduk menahan air matanya sendiri
"Eh wa, gw beli kue tadi di kantin rumah sakit loe mau ngak?" Tanya Andrew yang baru saja datang membawa kotak berisi kue-kue
"Ada nogosari ngak? Kalo ada bagi 3 sama kue apemnya 4, hayati suka banget soalnya" ujar dewa
Seketika Andrew terdiam dan menatap kotak kuenya dan dia lihat ada nogosari dan apem, Alfred yang melihat itu membekap mulutnya agar isak tangisnya tidak terdengar.
"I...iya wa"lirih Andrew
Mereka pun hanya bisa berdiam diri dan para sanak saudara juga mulai berdatangan membawa buket bunga dan serempak memakai baju hitam
==================
"Buka matanya perlahan aja ya jangan terburu-buru" ujar dokter yang membuka perban mata dewa
Dewa pun mulai membuka matanya perlahan dan dia mengerjapkan matanya lalu dia menatap ke sekeliling
"Hayati mana, aku sudah bisa melihat sekarang" ujar dewa dan Andrew menghela nafas
"Dia bilang, dia cinta banget sama loe" ujar Andrew
"Ya, aku juga tapi hayatinya mana?" Ujar dewa dan dia mulai gusar
Dokter pun menenangkan dewa dan reon berkata akan membawa dewa menemui hayati.
Saat malam hari bi. Marni datang membawa makanan dan duduk di dekat meja dan membaca Yasin
Dewa pun mulai curiga, hampir semua orang di ruangan ini memakai baju berkabung dan beberapa dari mereka membaca Yasin bersama bi.marni dan Hayati tidak muncul juga.
Apakah Hayati ada di rumah?, Batin dewa
Dia pun memilih tidur tapi saat dia mau tidur dia menatap paper bag
Itu kan logo toko baju pengantin Hayati, batin dewa
Dia pun memilih tidur dan dia tertidur dengan nyenyak