17

90 9 1
                                    

Aku duduk di tepi brankar rumah sakit dan aku lihat dewa yang sedang duduk di kursi tunggu yang ada di luar ruangan praktek bersama dengan Alfred yang setia di sampingnya

"Hasilnya cocok dan kita bisa melakukannya kapan saja tapi kamu yakin dengan keputusan ini?" Ujar dokter spesialis yang aku temui ini

"Berikan aku waktu sedikit lagi, aku ingin terus membahagiakan dan mencintainya" ujarku dan dokter hanya menganggukan kepalanya dan mempersilahkan aku untuk keluar

"Kita honeymoon yuk" ajakku pada dewa saat kami sudah tiba di rumah dan aku duduk di pangkuannya

"Mau kemana?" Tanya dewa padaku dan aku mencium pipinya

Menikmati setiap hawa panas dari tubuhnya yang terhantar kepadaku, menikmati mata birunya yang selalu membuatku jatuh cinta, menikmati degup jantungnya yang bagaikan melodi indah, menikmati sisa waktu yang aku punya bersamanya.

Aku hanya berharap dia tidak akan membenciku saat tahu semuanya, aku akan menepati janji kami berdua untuk selalu bersama dan mencintai hingga maut memisahkan, biarkan aku pergi dalam dekapanmu, biarkan aku beristirahat dengan tenang di sampingmu. Kumohon jangan benci aku saat kau semuanya.

^°°^°°^°°^°°^°°^

Di sinilah kami berada, di sebuah villa milik ayah dewa yang kami pinjam untuk bulan madu

"Aku udah lama nggak ke sini tapi aku masih ingat beberapa stepnya" ujar dewa dan aku memeluk lengannya erat dan kami berjalan ke kamar dewa

Dewa bilang kalo dia lebih nyaman di kamarnya sendiri jadi aku menurut saja dan aku cukup terkejut saat melihat kamar lama dewa di villa ini

Seperti kamar pada umumnya tidak seperti kamar di rumahnya penuh alat musik tapi hanya satu hal yang sama, kedua kamar ini mengambil design interior skandinavia. Yang berarti hanya ada 3 warna yaitu putih, hitam dan abu-abu walau terkadang ada warna birunya juga.

Gelap, apakah ini pesan tersirat dari apa yang selama ini dewa rasakan?

"Kasurnya kecil deh buat kita berdua" ujar dewa dan aku tersenyum

"Ngak apa-apa yang penting aku tidurnya sama kamu" ujarku dan kami tiduran di kasurnya dan aku meletakkan kepalaku di lengannya dan aku tidur menghadapnya dan memeluknya erat

Menghirup aroma tubuh dewa yang sangat khas bahkan parfum mahal tidak bisa mengalahkan aromanya yang khas

"Kata dokter ada donor mata buatku dan aku bisa sesegera mungkin untuk operasi" ujar dewa dan aku menelusupkan kepalaku di ceruk lehernya

Sekuat tenaga aku menahan Isak tangisku

"Alhamdulillah"cicitku dan dewa mengusap punggungku dan menepuknya beberapa kali

Hiks...hiks...hiks

"Dewa, apa pun yang terjadi nanti kamu harus tahu kalau aku cinta sama kamu apa adanya" ujarku

"Kamu kenapa sih beberapa hari ini ngomongnya soal kayak gitu terus" ujar dewa dan aku meremas kemeja depan dewa

"Just please..."lirihku "remember that i love you no matter what dewa" ujarku

Dia mencium keningku dan aku tertidur di dalam pelukannya,aku tidak akan Takut tidak akan bangun kembali karena setidaknya saat aku pergi aku pergi di dalam pelukannya dewa, orang yang aku cintai sekarang dan selamanya.

OCEAN EYES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang