1.0

3.7K 497 13
                                    

Sudah sebulan berlalu semenjak pertemuan yang Jaehyun hadiri. Namun sampai sekarang pria itu masih belum menemukan targetnya.

Tentu saja sekarang ia masih berada di kediaman June. Jaehyun terlalu malas untuk kembali ke kediamannya, pun Rose juga sudah tidak lagi di sana pikirnya.

Kali ini sepertinya tujuan Jaehyun untuk mendapatkan Rose bukan lagi untuk melenyapkannya, melainkan untuk menjadikan gadis itu sebagai miliknya.

Hanya dalam dua pertemuan dengan Rose itu membuat Jaehyun berubah pikiran.

"Baiklah. Kalau kau memang sangat ingin memiliki kehidupan itu." Jaehyun bermonolog.

Terik matahari sangat menyengat, sehingga banyak pelanggan berdatangan untuk memesan es kopi. Namun saat ini sedang memasuki jam istirahat, jadi sementara kedai di tutup.

Rose memang menjaga kedai sendirian karena toko itu tidak terlalu besar, tapi sejujurnya dia memang agak kewalahan melayani pelanggan yang terbilang banyak.

Sepertinya Rose akan mengajukan ke atasannya untuk ditambahkan pegawai.

Sepuluh menit sebelum jam istirahat selesai, Rose mendapat panggilan di ponselnya.

Panggilan masuk
Doyoung

Gadis itu mengangkat panggilan tersebut.

"Ya, ada apa Doyoung?"

"Jadi kau tidak pulang malam ini?"

"Oh begitu. Kuharap kau tidak pergi lama."

"Makan malam? Aku bisa makan di mininart sebelum sampai rumah."

"Baiklah, salam untuk ibumu ya."

Panggilan pun terputus. Yang dikatakan Doyoung barusan adalah pria itu akan mengunjungi ibunya hingga besok.

Itu artinya Rose harus di rumah sendiri malam ini. Semoga tidak ada hal buruk terjadi pada dirinya.

"Baiklah, istirahat sudah selesai. Ayo kembali bekerja." Monolog Rose

Tidak terasa jam kerja Rose hari ini sebentar lagi akan berakhir. Akan tetapi terlihat pria bertubuh tinggi yang sangat Rose kenali masuk ke dalam kedainya.

"Aku pesan satu ice caramel macchiato."

"Baiklah, totalnya xxx.xxx."

"Aku akan menunggumu."

Saat Rose mendengar itu ia sedikit bingung, untuk apa pria itu menunggunya? Tapi gadis itu tidak menanggapi karena pria tadi langsung pergi ke depan kedai setelah menerima pesanannya.

Karena sudah saatnya kedai tutup, Rose bergegas merapihkan tempat itu. Ia sedikit terkejut saat keluar kedai karena pria itu benar-benar menunggunya.

"Kau tidak ada kerjaan ya?" Ledek Rose. Yang diledek mengalihkan pandangannya ke gadis itu.

"Ada hal yang ingin kusampaikan."

Di sini lah mereka sekarang. Rose dan June, duduk di kursi depan minimart. Di depan mereka sudah tersedia mi instan yang siap disantap.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Rose sambil memasukkan mi yang masih penuh dengan asap itu ke dalam mulutnya.

"Apa kau masih ingin hidup?"

"Hei, pertanyaan macam apa itu? Tentu saja mau."

"Maka, biarkanlah aku melindungimu."

"Kau bercanda ya? Aku tidak mau membuat perjanjian dengan iblis. Kau tau aku saja sekarang dikejar-kejar oleh sebangsamu itu."

June terkekeh. "Aku tidak mengajakmu membuat perjanjian. Aku menawarkan diri. Apa kau berminat?"

Rose tidak langsung mempercayai pria itu mengingat tidak ada yang gratis di dunia ini. "Apa bayarannya?"

"Kau tidak perlu membayar. Cukup menjadi lebih dekat denganku saja. Bagaimana? Tenang saja aku tidak akan menjadikanmu targetku."

Sejenak Rose berfikir, tidak mungkin ia selalu bergantung dengan Doyoung sebagai pelindungnya dan jimat ini.

Dilindungi iblis dari iblis? Mungkin bukan ide buruk. Akhirnya gadis itu sepakat dan menghabiskan santapannya.

"Dari mana kau?" Tanya Jaehyun setelah melihat June tiba di rumah.

"Bukan urusanmu." Jawab June melewati Jaehyun yang sedang duduk di sofa.

"Apa kau.."

"Apa?" Panik June.

"Bukan apa-apa."

"Kau pulanglah ke asalmu. Ini rumahku kalau kau lupa." Protes June yang mulai jenuh karena Jaehyun sudah berminggu-minggu ada di kediamannya.

"Tidak lupa. Hanya tidak peduli."

June berjalan menuju sofa tempat di mana Jaehyun juga duduk di sana.

"Kurasa aku berubah pikiran."

"Memangnya kau punya pikiran?" Kemudian June mendapat tatapan sinis dari Jaehyun.

"Aku tidak akan melenyapkan target terakhirku ini. Mungkin akan ku perlakukan sedikit berbeda saat aku menemukannya?"

June yang tidak sedang minum atau makan tiba-tiba tersedak begitu saja setelah mendengar ucapan Jaehyun.

"Kau sudah gila Jung Jaehyun?!"

Kemudian Jaehyun tersenyum aneh. "Kurasa kau benar, aku sudah gila."

Lalu Jaehyun pergi ke kamarnya. Ralat, ke kamar tamu yang ada di rumah June.

Sedangkan June, ia merasa keputusannya untuk melindungi Rose adalah hal yang benar. Setidaknya itulah yang ia pikirkan.



























huwaaaa makasih banyak yang udah mampir untuk baca dan vote+comment work ini huhu

Makasih juga untuk yang masukin work ini ke dalem perpus heuheuㅠㅠㅠㅠ

Serius setiap ada notif dari kalian entah vote atau komen atau dimasukin ke reading lists itu makin bikin aku semangat buat up ceritanya>,<

Soalnya jujur aku emang rada moodyan WKWKWKWK ah pokoknya makasihh banyak makasih yaaa!!!

Next ga? Xixixi;333

LURCHER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang