1.5

2.7K 320 5
                                    

Suasana sekarang menggambarkan ketegangan yang sesungguhnya. Tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Begitu juga Pasta, makhluk kecil itu hanya meringkuk di sudut ruangan seperti tengah ketakutan.

Di ruang tamu hanya tersisa Jaehyun dan Rose, karena Doyoung sudah pergi meninggalkan mereka berdua terlebih dahulu ke kamar.

Alasan Doyoung beranjak karena ia sudah mendapatkan alasan dari Rose, walaupun ia ragu tapi Doyoung berusaha percaya kepada adik sepupunya itu.

"Kalau kau macam-macam, bersiaplah untuk dimusnahkan oleh sesosok malaikat yang sudah lama ingin menghilangkanmu dari dunia ini." Ucap Doyoung untuk Jaehyun tepat saat sebelum ia beranjak pergi.

Karena sudah larut malam, akhirnya Jaehyun memutuskan untuk pulang, Rose mengiyakannya sebagai jawaban.

"Besok aku akan menemuimu di kedai tempat kau bekerja."

"Baiklah, selamat malam."

Keduanya terlihat amat canggung, Jaehyun yang sudah harus kembali kekediamannya terlihat masih ingin bersama dengan Rose.

Akan tetapi ia sadar, bahwa esok masih ada waktu untuk bertemu, begitu pikirnya. Kemudian ia melambaikan tangan dan menghilang dari pandangan gadisnya.

Saat menghilang, ia tidak benar-benar menghilang melainkan tetap berjalan kaki. Selama di dunia ia sama sekali tidak menggunakan kuasanya sebagai iblis.

Memang sedikit merepotkan, tapi itu sudah menjadi sebuah ketentuan. Saat di jalan, Jaehyun merasa ada yang mengikutinya. Ia berhenti dan mengeluarkan sepatah kata.

"Bicaralah."

Yang mengikuti merasa terkejut karena telah diketahui keberadaannya. Kemudian ia mensejajarkan langkahnya dengan Jaehyun.

Ternyata itu adalah Chaeyeon. Jaehyun sudah menduga pasti ia akan diceramahi. Namun karena Jaehyun sedang dalam perasaan yang tidak begitu buruk maka ia akan mendengarkannya.

"Aku mendapat kabar bahwa kau memutuskan untuk tidak memusnahkan target terakhirmu. Apa itu benar?"

Tentunya sebagai jawaban Jaehyun hanya memberi sebuah anggukan, hal itu membuat Chaeyeon terkejut.

"Kau tau apa yang akan terjadi kalau kau berbuat sesukamu?"

Jaehyun menghentikan langkahnya, demikian juga dengan Chaeyeon. Kemudian Jaehyun mendekatkan tubuhnya ke tubuh Chaeyeon sehingga jarak diantara mereka tidak terlalu renggang.

"Ku harap kau bisa mengurus ini. Beritahu ayah bahwa percayakan saja semua padaku."

Karena tatapan yang Jaehyun berikan kepada Chaeyeon, membuat gadis itu tidak bisa berkutik dan merasa bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk Jaehyun.

"Aku menentang hubungan kalian. Ini sudah di luar ketentuan, Jaehyun."

Dengan acuh tak acuh Jaehyun berjalan tanpa memperdulikan Chaeyeon yang berusaha mengikutinya.

Sepanjang jalan gadis itu memberi banyak kalimat yang tentu saja bagi Jaehyun itu hanya sebuah kicauan. Pria itu sudah memiliki keputusan di mana tidak ada satu orang yang bisa menentangnya.

Tanpa keduanya sadari, mereka telah sampai dikediaman June. Chaeyeon yang telah memberi peringatan terhadap Jaehyun memutuskan untuk pergi dari hadapan Jaehyun.

Saat memasuki ruangan yang ada di dalam rumah tersebut, Jaehyun merasa tidak ada penghuni didalamnya. Ia bertanya-tanya kemana June pergi namun ia tidak terlalu penasaran sehingga memutuskan untuk berbaring di kasur kamarnya.

Perasaan aneh lagi-lagi menyelimuti Jaehyun. Ia sedikit gelisah bahwa esok ia bisa bertemu Rose dengan keadaan yang berbeda, tidak lagi seperti pemburu dan mangsanya.

---

Di sisi lain, Rose merasa hatinya seperti diisi oleh ribuan bunga yang bermekaran. Tapi ia tidak boleh berlama-lama seperti ini, karena esok ia harus bekerja. Gadis itu terlelap setelahnya.

Di lantai bawah sudah ada Doyoung yang duduk di ruang tamu, seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Kemudian benar saja, yang ditunggu langsung menunjukkan keberadaannya.

"Ini bukanlah kasus yang bisa ditangani oleh malaikat, karena kedua pihak saling memiliki ikatan yang kuat. Berbeda jika hal tersebut terdapat keterpaksaan didalamnya."

"Lalu apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa percaya dengan iblis sepenuhnya." Kegelisahan Doyoung sangat tertera di raut wajahnya.

"Tunggu saja saksikan apa yang alam rencanakan. Kau tidak perlu khawatir, aku tetap melindungi sepupumu."

"Baiklah, terima kasih tuan Johnny." Kemudian Johnny yang merupakan malaikat menghilang dari hadapan Doyoung.

---

Pagi harinya Rose bergegas untuk pergi ke kedai tempat ia bekerja.

Kali ini bukan perasaan gelisah akan tertangkap, melainkan perasaan tidak sabar untuk segera mengakhiri jam kerjanya lalu bertemu dengan seseorang yang terbilang spesial untuknya.

Takdir itu lucu ya. Batin Rose.

"Doyoung, aku berangkat."

"Ya. Hati-hati di jalan."

Saat Rose sampai di kedai, ia terkejut karena ada pria asing yang juga memakai seragam sama sepertinya. Siapa dia?

LURCHER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang