2.3

1.3K 186 3
                                    

Gelap.

Dingin.

Hening.

Hanya itu yang dirasakan ketika Rose membuka kedua matanya.

Dua jam sebelumnya.
"Chaeyeon, apa kau yakin akan hal ini?" Tanya perempuan yang tidak diketahui namanya.

"Tentu saja. Aku akan memberi pelajaran kepada Jaehyun." Jawab Chaeyeon.

"Tapi kau tidak harus melakukan ini. Manusia itu, dia tidak bersalah bukan?"

"Tentu dia bersalah. Keberadaannya saja sudah sebuah kesalahan. Sudahlah kau hanya membuatku semakin emosi." Kemudian lawan bicara Chaeyeon hanya bungkam dan mengikuti pergerakan Chaeyeon.

Selama ini ia bukan hanya mengawasi Rose, tapi juga menyusun rencana untuk menculiknya dan berniat untuk menginterogasi Rose.

Rose yang tidak tahu bahwa dirinya telah diincar, hanya melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya.

Saat sedang dalam perjalanan menuju kedai untuk bekerja, tiba-tiba saja mata Rose ditutup, kemudian ia menghirup sesuatu dipermukaan kain yang membuatnya kehilangan kesadaran.

Sekarang, disinilah Rose. Dengan tubuh terduduk di atas kursi, tangan dan kakinya terikat sangat erat, membuat Rose tidak bisa memberontak.

"Halo? Apa ada orang?" Tanya Rose saat yang ia lihat hanyalah kegelapan.

Tiba-tiba cahaya muncul tepat di depan pandangannya. Silau, batinnya.

Ketika yang muncul adalah wajah yang tidak asing baginya, Rose merasa emosinya meluap. Dia adalah gadis yang ditemuinya beberapa waktu lalu, yang mempersalahkan hubungannya dengan Jaehyun juga Junhoe.

"Kau terlihat sangat tenang untuk seseorang yang sedang diculik, Rose." Ucap Chaeyeon datar.

"Aku tidak tahu apa yang kau inginkan sehingga kau melakukan ini. Tapi aku tidak memiliki urusan apapun denganmu! Cepat lepaskan aku!" Perintah Rose namun dibalas kekehan oleh gadis dihadapannya.

"Kau pikir dengan kata-kata seperti itu aku akan menurutimu?" Kini Chaeyeon berhadapan tepat di depan Rose, ia mencengkram rahang Rose dengan satu tangannya.

"Aku heran kenapa kau tidak berteriak. Lagi pula percuma saja. Karena tempat ini jauh dari kerumunan. Tidak ada yang mendengarmu dan tidak akan ada yang menolongmu. Termasuk Jaehyun.

Namun dugaan Chaeyeon salah. Tiba-tiba saja muncul seseorang dengan ajaib dihadapannya.

---

"Perasaanku tidak enak."

"Sejak kapan kau memiliki perasaan?" Ejek Junhoe.

"Memangnya kau tidak?" Pertanyaan itu berhasil membuat Junhoe bungkam.

"Aku akan pergi menemui Chaeyeon."

"Apa? Kenapa tiba-tiba?" Tanya Junhoe.

"Entahlah. Aku hanya merasa harus menemuinya saat ini."

"Terserah kau saja." Tepat setelah Junhoe mengatakan hal itu, pria dihadapannya sudah menghilang.

---

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Sedang apa kau?" Tanya pria yang tiba-tiba menampakan dirinya. Tentu saja itu diluar dugaan Chaeyeon.

"Kurasa kau sudah keterlaluan Chaeyeon. Kukira kau makhluk yang tidak suka mencampuri urusan orang lain. Ternyata kau sangat tertarik."

Chaeyeon yang masih terkejut dengan kedatangan pria dihadapannya mengambil tindakan yang tidak terduga. Ia menarik pisau yang ada disakunya kemudian menempatkannya tepat di depan leher Rose.

"Kau pikir hal seperti itu akan berhasil?"

Dengan sekejap, posisi Rose telah berpindah ke dalam dekapan pria yang menjadi penyelamatnya dalam situasi ini.

Lagi-lagi Chaeyeon dibuat terkejut. Namun saat sadar, Chaeyeon mendapati keduanya telah pergi dari tempat itu.

"Sudah kubilang, kau tidak harus melakukan ini. Percuma, Jaehyun adalah makhluk yang sangat sulit ditebak." Ucap perempuan yang membantu Chaeyeon dalam proses penculikan Rose.

Chaeyeon yang geram akan hal tersebut juga memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Pergi untuk menemui ayahnya.

---

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Jaehyun dengan raut wajah khawatir.

"Aku baik-baik saja." Jawab Rose. Ia tidak menyangka dirinya akan diculik oleh makhluk sebangsa kekasihnya ini.

Jaehyun sudah menceritakan sedikit tentang Chaeyeon yang menjadi ancaman bagi hubungan mereka berdua. Namun karena insting Jaehyun yang semakin berkembang, Rose mempercayakan dirinya kepada Jaehyun jika suatu saat hal buruk terjadi.

"Aku masih tidak menyangka hal ini terjadi tidak lama setelah kegelisahan datang menyelimutimu." Ucap Rose.

"Dan, aku tidak menyangka kau bisa setenang ini?" Heran Jaehyun.

"Dari awal hidupku sudah tidak damai semenjak kau datang, tahu."

"Jadi sekarang kau menyalahkanku?" Jaehyun sengaja memajukan bibirnya, hal itu membuat Rose gemas dibuatnya.

"Bukan begitu maksudku." Rose terkekeh.

"Haha baiklah. Sekarang kita sudah di depan kedaimu. Kau ingin tetap bekerja?" Tanya Jaehyun.

"Tentu saja. Aku sudah sangat terlambat untuk itu, tapi aku tidak bisa membiarkan Eunwoo bekerja sendirian."

"Kau memang pegawai yang bertanggungjawab ya." Jaehyun mengacak-acak rambut Rose asal. "Aku akan menjemputmu nanti malam." Kemudian Jaehyun mengecup pucuk kepala Rose.

"Kau tidak akan datang saat jam makan siang?" Rose memberi tatapan penuh harap.

"Maaf, tapi ada sesuatu yang harus aku urus."

Dengan raut wajah kecewa yang disembunyikan, Rose mengangguk dan Jaehyun pergi setelahnya.

LURCHER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang