Malam menunjukkan kesunyiannya, begitu tentram sehingga bulan dan bintang seperti enggan memperlihatkan cahaya dan memilih untuk bersembunyi di balik awan kelabu.
Lima tahun berlalu. Rose memilih untuk melupakan kehadiran Jaehyun, juga memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan siapapun.
Semenjak kepergian Jaehyun, Rose tidak lagi terlibat dengan makhluk aneh yang bukan dari dunia asalnya.
Terakhir ia mendapat kabar tepat seminggu setelah Jaehyun menghilang, sang malaikat, Johnny, berkata ia telah menangkap ayah iblis dan memusnahkan semua kontrak yang terlanjur diperbuatnya.
Seluruh anak iblis yang ditugaskan ke bumi juga kembali keasalnya, hingga tidak ada lagi hubungan antara iblis dan manusia dalam satu dunia.
Hal itu cukup melegakan bagi Rose, ia berterima kasih pada Johnny. Namun setelah menyampaikan kabar tersebut, Johnny ikut menghilang, kembali keasalnya mengingat tugasnya untuk melindungi Rose dan menangkap ayah iblis sudah terlaksana. Tidak ada lagi alasan untuknya menetap di bumi.
Kini Rose tidak lagi tinggal bersama kakak sepupunya, Doyoung sangat marah setelah mengetahui Jaehyun yang secara tiba-tiba meninggalkan Rose. Namun hal itu tidak bisa dipungkiri, ia pun pada akhirnya mengizinkan Rose untuk memiliki rumah sendiri.
Tidak banyak yang berubah selama lima tahun terakhir kecuali Doyoung yang telah berkeluarga dan dikaruniai dua putra dan putri yang kembar. Rose telah menjadi bibi. Terkadang ia mendambakan hal itu, dapat hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. Pikiran tersebut langsung dilenyapkannya, ia sudah memutuskan bahwa tidak akan menempuh jalan seperti itu. Hatinya kini telah mati rasa.
Perlahan hujan turun dan menjadi begitu deras, memecahkan keheningan malam yang sangat senyap sebelumnya.
Menarik selimut, Rose segera memejamkan matanya. Dengan sedikit harap bahwa esok akan datang keajaiban. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Rose kembali berharap. Bersamaan dengan datangnya hujan pertama di musim hujan.
Berbeda dari semalam, pagi ini begitu cerah dan menampakkan langit biru juga awan yang amat putih.
Orang-orang banyak yang bersepeda dan sekedar lari pagi mengingat sekarang adalah hari Minggu.
Rose memutuskan pergi keluar rumah untuk menghirup udara segar.
Pasta menggonggong, ia minta diikutsertakan dalam aktivitas yang akan Rose lakukan, namun Rose tidak berniat untuk mengajak anjingnya itu.
Setelah mengunci gerbang, Rose berjalan dan berjalan entah kemana. Hingga tibalah perempuan itu pada sebuah taman bermain yang ramai dengan anak-anak juga orang yang sedang mengajak peliharaannya berjalan-jalan.
Merasa tenggorokannya begitu kering, Rose menuju vending machine, dimasukkannya selembar uang kertas dan dipilihnya minuman yang dirasanya bisa melepas dahaga.
Satu minuman keluar, diambilnya dan ia berjalan menuju kursi taman yang kosong. Ia duduk dan menikmati minuman itu.
Cuaca sangat tidak bersahabat hari ini, tiba-tiba saja awan mendung menyelimuti tempat Rose berada. Tetes demi tetes air dari langit berjatuhan. Orang-orang yang tidak menyediakan payung segera berhamburan untuk berteduh.
Tentu juga dengan perempuan itu, ia sendiri tidak masalah bila kehujanan, namun ia enggan bila harus terkena demam setelahnya. Rose berlari ke halte terdekat untuk meneduh, menunggu hingga hujan reda.
Di halte sangat sepi, begitu juga jalanan. Orang-orang pergi menghilang entah kemana. Mungkin sudah sampai rumahnya masing-masing. Rose terjebak hujan, sendirian.
Dingin mulai menusuk ke tulang perempuan itu, dalam posisi berdiri ia peluk dirinya agar kehangatannya terjaga.
Dalam lamunannya, Rose disadarkan oleh kehadiran pria yang menggunakan payung. Pria itu berdiri membelakangi Rose, sudah berapa lama ia di sana dan Rose tidak mengetahuinya. Dilihatnya punggung pria itu, nampak tidak asing bagi Rose.
Perempuan itu menggelengkan kepalanya cepat, dan memohon agar pikirannya berhenti memikirkan hal yang mustahil.
Pria tersebut berbalik, wajahnya masih tertutup oleh payung berwarna hitam.
Rose ternganga melihatnya. Benar, pria yang dihadapannya adalah pria yang sangat ia kenal.
Mata perempuan itu begitu panas rasanya, penglihatannya memudar. Tangisnya pecah seketika, sangat selaras dengan hujan yang sedang turun saat ini.
Pria itu menjatuhkan payungnya, bergegas memeluk perempuan dihadapannya dan berkata, "aku kembali, maaf telah menghilang dan membuatmu menungu begitu lama."
Pria itu adalah Jaehyun. Sosok yang sangat, sangat dirindukan Rose namun juga sangat ingin dilupakannya.
Rose mencengkram Jaehyun dalam pelukannya, ia meraung. Hujan membuat teriakannya tidak begitu terdengar.
Dengan tenaganya yang tersisa, ia pukuli punggung Jaehyun tanpa berniat untuk menghentikan tangisnya.
Biarlah mereka larut dalam perasaannya masing-masing. Tidak patut diganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LURCHER✔
Mystery / Thrillersemenjak kedatangan jaehyun, kehidupan rose tidak pernah lagi sedamai dulu. © 20 Januari 2020 [End] 20 Oktober 2020