2.1

1.5K 190 2
                                    

Beberapa hari telah berlalu, keadaan masih terpantau sama seperti sebelumnya. Hanya ada rutinitas yang diulang dalam setiap kegiatannya.

Namun tidak bagi pria bertubuh tinggi yang baru saja menginjakkan kakinya lagi di bumi.

Adalah Junhoe, baginya waktu berlalu hanya dalam beberapa menit. Kepergiannya ke neraka bukan tanpa alasan, melainkan karena ia meminta izin kepada sang ayah guna memberinya kesempatan untuk membuat perjanjian terhadap klien ayahnya.

Tentu saja permintaan itu langsung dituruti, dan Junhoe mendapat tugas baru untuk melenyapkan gadis bernama Mina.

Alasan mengapa Junhoe meminta hal tersebut, tidak lain agar bisa lebih lama berada di dunia, tidak ada yang mengetahui jelas alasan tersembunyi Junhoe kecuali dirinya.

---

Gadis berambut hitam dan dengan wajahnya yang memiliki kesan yang sangat ramah datang mengunjungi kedai kopi terdekat yang ia temui.

Saat memasuki tempat tersebut, ia segera memesan kopi, sang pelayan dengan ramah memberikan perlakuan terbaiknya.

Bulan sudah menampakkan dirinya, tidak ingin berlarut-larut dalam pekerjaan, Rose segera bergegas menutup kedainya. Gadis yang baru saja membeli minuman ditempatnya sudah pergi beberapa saat lalu.

Rose dan Eunwoo merasakan penat yang amat sangat hari ini.

"Besok adalah gaji pertamamu." Ucap Rose pada Eunwoo.

Pria yang merasa bahwa kerja kerasnya selama ini akan membuahkan hasil hanya tersenyum mendengar perkataan yang telah dilontarkan seniornya tersebut.

Kedai yang sudah terkunci rapat itu menyisakan keheningan, pertanda bahwa sudah cukup hari ini pelayanan disajikan dan akan kembali lagi esok hari.

Rose dan Eunwoo berpisah dipertengahan jalan seperti biasa.

Namun belum lama setelah mereka berpisah, Rose melihat pelanggan terakhir yang singgah dikedainya tadi berjalan melewati Rose tepat di sebrang jalan.

Kemudian fokus Rose teralihkan oleh pria yang sudah lama tidak ia jumpai.

Pria tersebut menghampiri Rose, kemudian memeluknya.

"Junhoe..." Rose hanya terdiam dan terpaku di tempat ia berdiri. Tidak heran jika gadis itu merasa kaget karena perlakuan yang mendadak.

"Aku merindukanmu."
Dalam hati, Junhoe berbisik bahwa ia sangat rindu terhadap gadis didekapannya sekarang.

Tentu pria itu tidak mengatakannya secara langsung. Lagi, hanya dirinya yang tau alasan yang membuat dirinya bertindak demikian.

Keduanya melepaskan tautan mereka, Rose memandang Junhoe bingung, bertanya kemana saja ia selama ini karena tidak terlihat.

Gadis itu berpikir bahwa Junhoe sudah kembali keasalnya tapi ternyata tidak demikian setelah ia melihat sosok dihadapannya.

"Aku tadi melihat kau mengikuti seorang gadis." Tanya Rose seolah barusan tidak terjadi apa-apa. Ia lebih mementingkan rasa penasarannya dengan apa yang ia lihat sebelumnya.

"Dia, target baruku."

"Huh?"

"Akan ku jelaskan diperjalanan pulang. Ayo, sudah malam. Kau bisa kedinginan." Kemudian Rose hanya mengikuti pria itu.

"Sebelum kau menjelaskan, aku ingin bertanya."

"Apa itu?" Respon Junhoe.

"Apa iblis bisa mengambil target lebih dari satu?"

"Kau terlalu terburu-buru, jawabannya memang apa yang ingin kujelaskan." Setelah mendengar Junhoe, Rose mengangguk.

"Sebenarnya, anak iblis hanya diberi perintah untuk menagih apa yang sudah menjadi perjanjian dengan sang ayah iblis. Setelah target sudah dirampas, maka tugas anak iblis tersebut selsai dan ia akan kembali ke neraka."

Diperjalanan Rose menyimak penjelasan yang Junhoe berikan.

"Tapi ada satu hal, anak iblis bisa membuat perjanjian dengan manusia. Hanya satu kali dan setelahnya mereka akan dilenyapkan. Baik sang anak iblis maupun manusia yang membuat perjanjian tersebut."

"Lalu apa kau ada hubungannya dengan gadis tadi?"

"Benar. Aku berencana untuk menawarkan perjanjian kepadanya." Jelas Junhoe.

"Tapi kenapa?" Wajah Rose kini tampak menampilkan tanda tanya.

"Entahlah. Kita sudah sampai, besok aku akan mampir ke kedai, selamat malam." Setelah mengucapkan kata perpisahan, Junhoe pergi dari hadapan Rose.

---

Kini Rose telah berbaring di kasur empuknya, akan tetapi sebelum memutuskan untuk pergi tidur, ia memeriksa ponselnya.

Ternyata benar, ada panggilan tidak terjawab dari Jaehyun. Hal itu jelas membuat Rose panik dan ia menelpon kembali.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif

Gawat, batin Rose. Ia yang panik kini menjadi semakin panik karena mendapati Jaehyun tidak bisa dihubungi.

Gadis itu bergegas keluar rumah, berpamitan sekilas dengan Doyoung. Rose mengabaikan teriakan Doyoung yang menanyakan kepergiannya.

Tujuan adalah jelas, menuju ke kediaman Junhoe.

Namun nihil, tidak ada siapa pun di sana baik Junhoe maupun kekasihnya, Jaehyun.

Rose berpikir dan berpikir di mana Jaehyun sekarang. Ia menyingkirkan pikiran negatifnya bahwa Jaehyun kembali ke neraka untuk membuat perjanjian dengan manusia lain.

Setidaknya Rose sangat berusaha menepis pikiran itu.

Akan tetapi, seketika ia teringat harus pergi kemana.

Benar saja, Jaehyun ada di sana, dihadapannya sekarang. Duduk di bangku dengan posisi kepala menunduk.

"Jaehyun..." Rose bersuara setelah menghampiri kekasihnya.

Yang dipanggil mengangkat kepalanya, menghadap ke suara yang memanggilnya.

"Bagaimana kau tau aku di sini?" Pertanyaan Jaehyun membuat Rose terkekeh.

Ada perasaan lega dihatinya, karena instingnya yang mengatakan Jaehyun ada di taman terdekat itu benar. Rose teringat akan pertemuan mereka kali pertama di vending machine.

LURCHER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang