Kini Rose dan Jaehyun telah sampai di tempat yang mereka tuju. Jauh dari kota asalnya, mereka sengaja memilih untuk pergi berlibur ke luar kota agar tidak ada yang mengganggu. Setidaknya mereka juga ingin merasakan bertemu dengan orang lain yang tidak mereka kenali.
Tepat setelah mereka menginjakkan kaki di kota tersebut, saat ini dihadapan mereka terpampang nyata bangunan unik namun terlihat sangat nyaman untuk ditempati.
Gadis itu sengaja untuk tidak menginap di hotel, namun ia menyewa satu buah rumah yang luasnya cukup untuk diisi oleh mereka berdua.
"Kau tunggu saja di sini, aku akan meletakkan koper kita di dalam." Sambil menunggu Jaehyun, Rose melihat-lihat sekeliling.
Namun ada yang janggal yang mengganggu pandangannya. Di ujung ia melihat seperti ada sosok yang berdiri di bawah pohon di halaman rumah yang Rose sewa, tentu itu bukan hantu atau semacamnya mengingat kini siang hari.
Sesaat kemudian Jaehyun turun dan mengajak Rose untuk makan siang. Namun saat Rose kembali melihat ke arah tadi, sosok itu sudah tidak ada.
Sangat misterius, batin Rose.
"Tadi-" Jeda Rose sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Ya?" Respon Jaehyun atas ucapan menggantung yang Rose lontarkan.
"Tidak, bukan apa-apa." Lalu mereka beranjak dari tempat tersebut.
Tidak terasa Rose dan Jaehyun keluar dari penginapan mereka hingga malam tiba, mereka terlalu asik berpergian berkeliling kota setelah makan siang hingga menjelang makan malam.
Mulai dari melihat-lihat toko antik, menyewa dan bersepeda di sore hari, hingga menyaksikan festival kembang api yang sangat indah.
Keduanya memutuskan untuk kembali ke penginapan. Baru satu hari ia sampai tapi ia sudah merasakan kesenangan yang belum pernah ia rasakan lagi sejak beberapa tahun silam.
Terkadang Rose lupa bahwa sosok yang mendampinginya saat ini bukanlah manusia, namun benar apa yang pepatah katakan. Bahwa cinta itu buta.
---
"Aku ingin mandi terlebih dahulu, setelahnya akan kusiapkan air hangat untukmu mandi." Ucap Jaehyun yang diikuti anggukan Rose.
Gadis itu berjalan ke arah kamar yang akan ia gunakan untuk mengistirahatkan tubuhnya, tentu saja ada dua kamar berbeda. Masing-masing dari mereka menempati kamar itu.
Rumah sewaan dengan hanya satu lantai dan dengan nuansa yang hangat juga lembut, sangat memanjakan bagi siapa saja yang mendatanginya.
Saat hendak membuka tirai jendela kamarnya, lagi-lagi Rose melihat sosok yang tadi siang ia lihat sebelumnya.
Sosok itu tidak terlihat begitu jelas, bahkan Rose sampai tidak bisa mengklaim yang ia lihat seorang laki-laki atau perempuan.
Dengan cepat Rose menutup tirai tersebut. Kini ia keluar kamar dan mendapati Jaehyun yang telah selesai mandi, akan tetapi yang ia lihat lebih mengejutkan dari kejadian saat ia melihat sosok di balik jendela.
"AAAAAA!!!" Rose berteriak dengan kedua tangannya menutupi wajahnya.
Jaehyun datang hanya dengan handuk yang membaluti area vitalnya, dada bidang yang Jaehyun punya sengaja ia pamerkan dengan rambut yang masih belum kering sepenuhnya karena ia baru saja keramas.
"Kau, kenapa berteriak? Membuatku kaget saja." Ucap Jaehyun yang juga tidak kalah terkejut. Ia masih tidak menyadari akan hal yang ia lakukan saat ini bisa saja membuat Rose pingsan di tempat.
Namun lagi, Jaehyun tidak peduli dengan aturan dunia, ia terlahir di neraka dan sudah terbiasa melakukan hal yang diinginkannya.
"A-aku akan ma-mandi." Ucap Rose terbata-bata kemudian dengan secepat kilat ia menuju kamar mandi.
Jaehyun hanya menaikan bahunya acuh kemudian ia juga menuju ke kamarnya guna mengenakan pakaian, jika tidak mungkin Rose akan jatuh pingsan sungguhan.
Saat ini Rose di kamar mandi, masih memikirkan sosok yang sudah dua kali ia lihat hari ini. Perasaannya resah dan gelisah. Ia takut namun ia enggan untuk mengatakannya kepada Jaehyun. Ia tidak ingin liburan mereka terganggu, jadi gadis itu memutuskan untuk pura-pura tidak terjadi apa-apa.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, mereka berdua kini sedang duduk manis di sofa ruang tengah dengan televisi yang menyala dihadapannya.
Dengan posisi Rose yang bersandar pada sofa dan juga bahu kiri Jaehyun, mereka berdua terlihat sangat serasi.
---
Pagi telah tiba. Saat Rose beranjak keluar kamar ia tidak melihat Jaehyun di manapun, bahkan saat menengok ke kamar yang Jaehyun tempati juga nihil, prianya tidak ada di sana.
Rose mulai panik, ia memanggil-manggil nama Jung Jaehyun berkali-kali, akan tetapi sang pemilik nama tidak meresponnya.
Setelah beberapa saat Rose berkeliling sekitar rumah tersebut, kini ia dikejutkan oleh Jaehyun yang pulang-pulang membawa banyak bingkisan, gadis itu bernapas lega.
"Dari mana saja kau?" Rose bergegas menghampiri Jaehyun yang baru saja tiba.
"Aku dari toko serba ada di ujung jalan sana, membeli bahan untuk kita sarapan. " Jelas Jaehyun.
"Kenapa tidak membangunkanku?" Selidik Rose.
"Kau tidur begitu lelap, mana mungkin aku tega membangunkanmu." Kemudian satu kecupan Jaehyun mendarat di kepala Roje, hal itu tentu membuat sang pemilik tubuh mungil bersemu.
Kini mereka berdua sedang menikmati sarapannya, namun Rose tidak menyadari bahwa sejak pagi ini Jaehyun lebih diam dari sebelumnya.
Jaehyun mengingat kembali kejadian yang pagi tadi ia alami. Saat kembalinya dari toko, Jaehyun melihat sosok yang tidak asing berdiri dihadapannya.
Sosok tersebut tidak lain adalah ayahnya sendiri, Jaehyun tidak menyangka ayahnya akan menemuinya langsung seperti ini.
"Aku sudah tau semuanya Jaehyun." Ucap sang ayah. Jaehyun terdiam dan tubuhnya mulai bergetar.
"Kau tau konsekuensi apa jika kau tidak menyelesaikan tugasmu?" Jaehyun hanya memberikan anggukan setelahnya.
Tentu saja Jaehyun memahami bahwa tidak lama lagi ia akan dilenyapkan keberadaannya seperti tidak pernah ada sebelumnya, begitu juga dengan Rose.
"Beri aku waktu."
"Sampai kapan? Kau sudah terlalu lama mengulur waktu, bukan?"
"Beri aku waktu!" Kini Jaehyun meninggikan suaranya, dengan berani ia membentak sosok yang telah menciptakan dan memberinya tugas.
Sang ayah iblis hanya tersenyum, ia paham betul Jaehyun adalah anaknya yang sangat keras kepala. Tapi jika dibiarkan ia akan selalu berbuat sesukanya, maka ia harus mendisiplinkan Jaehyun.
"Kuberi waktu satu bulan untuk kau menyelesaikan ini semua dan tanpa meninggalkan penyesalan. Lalu setelahnya kau akan dilenyapkan, juga dengan gadismu itu." Sang ayah memberikan penekanan pada satu kata yang menunjukkan bahwa ia serius.
"Jaehyun? Jung Jaehyun?" Rose memanggilnya dan seketika Jaehyun tersadar dari lamunannya.
"Kau sakit?" Tanya Rose.
"Tidak. Tidak apa-apa." Jaehyun menyunggingkan senyuman agar Rose tidak terlalu curiga dengan perubahan sikapnya. Syukurlah Rose ikut tersenyum.
"Kemarin aku melihat sosok aneh dua kali, mungkinkah itu hantu?" Setelah kalimat itu dilontarkan, Jaehyun paham betul yang Rose lihat tidak lain adalah sang ayah iblis. Namun Jaehyun tidak ingin mengatakan yang sejujurnya.
"Bukan hantu, mungkin kau hanya berhalusinasi." Ucap Jaehyun berusaha meyakinkan. Tentu saja Rose percaya dan akhirnya pikiran aneh yang bersemayam dikepalanya kini telah sirna.
KAMU SEDANG MEMBACA
LURCHER✔
Mystery / Thrillersemenjak kedatangan jaehyun, kehidupan rose tidak pernah lagi sedamai dulu. © 20 Januari 2020 [End] 20 Oktober 2020