22. Paranoid

4 2 0
                                    

       Usai acara makan malam reuni, Min Hyung, Jaemin, dan Jisung langsung bertolak ke ruang tamu. Besok akhir pekan, jadi mereka ingin 'istirahat' mengerjakan urusan kuliah yang tidak ada habisnya. Menonton film, bermain game, sambil makan camilan, akan melengkapi malam mereka. Di apertemen Jaemin hanya ada mereka bertiga, membuat ini semakin sempurna. Rasanya benar benar bebas.
       Min Hyung menyalakan TV dan segala perlengkapan lain seperti console untuk bermain game. Rivalnya kali ini adalah Jaemin. Layaknya anak lelaki pada umumnya mereka bermain game. Jisung berada di tengah karena dia tidak ikut bermain.
       "Jisung(ah), cepat beritahu kau berada di pihak siapa," ujar Jaemin sambil fokus pada permainan.
       "Ne? Deo Jaemin hyungieyo," (apa? Aku mendukung Jaemin hyung) jawab Jisung polos.
       "Aaish, mwoya?" desah Min Hyung.
       "Kau ini adikku atau adiknya?" Min Hyung sedikit tidak terima.
       Jaemin dan Jisung justru tertawa.
       "Tentu saja. Karena Mark hyung itu payah," ujar Jisung asal.
       "Mwo? Mworagoyo?" Min Hyung menoleh.
       "Waeyo?" Jisung balik bertanya.
       "Tadi kau mengatakan apa?"
       "Apa aku mengatakan sesuatu?" Jisung berpura pura tidak bersalah.
       "Kau baru saja mengatakan sesuatu," desak Min Hyung.
       "Ahahahaha," Jaemin tertawa lebar melihat wajah polos Jisung yang imut tapi kadang menyebalkan.
       "Aku bilang, tentu saja," jawab Jisung masih dengan wajah lugunya.
       "Tidak, tidak. Setelah itu."
       "Aku hanya mengatakan itu," elak Jisung.
       "Ah, lupakan," Min Hyung akhirnya menyerah dan disambut tawa Jaemin.
       "Aku dengar apa yang kau katakan tadi," gumam Min Hyung. Jisung hanya cengengesan. Tadi itu memang dia mengelak. Sebenarnya Jisung memang menyebut Min Hyung itu payah.
       "Yak yak, andwae!" Min Hyung mulai heboh sambil terus fokus pada permainan dan console di tanganya.
       Jaemin tersenyum evil. Ia hampir berhasil menyingkirkan karakter Min Hyung. Tapi dia masih beruntung karena bisa lolos. Jisung yang hanya menonton juga ikut tegang. Jaemin terus menyerang sampai Min Hyung mulai kewalahan. Tangannya sibuk memencet tombol tombol di console untuk melarikan diri. Atau jika memungkinkan, Min Hyung akan membunuh karakter Jaemin sebelum Jaemin membunuh karakternya.
       "Aaaaaaaaaa!!!!!" semua bersorak bersama. Kecuali Min Hyung yang bersorak bukan untuk kesenangan.
       "Yeoksi," Jisung toss dengan Jaemin tanda kemenangan. Seperti prediksi, Min Hyung tidak akan menang melawan Jaemin. Dan sekarang Min Hyung harus rela kecewa.
       "Hyung, ayo kita main 1 ronde lagi," ajak Jaemin.
       "Ani. Shiro," (tidak. Tidak mau) tolak Min Hyung datar. Seperti masih meratapi bagaimana Jaemin telah mengalahkannya. Kalau mereka bermain sekali lagi, apa itu akan memberi perbedaan? Sudahlah, intinya Min Hyung memang 'payah'.
       "Jisung(ah), kau mau mencoba bermain?" tanya Jaemin.
       "Aniya. Aku mau mengambil es krim," Jisung beranjak ke dapur untuk mengambil es krim.
       "Kalau begitu, ayo kita nonton film saja," ajak Jaemin.
       "Keurae. Ide bagus," Min Hyung setuju.
       "Film apa yang bagus?"
       "Apapun yang kau suka."
       Jaemin lalu memilih satu film untuk ditonton malam ini. Meskipun genre favoritnya adalah horor, tapi kali ini ia tidak memilih genre seperti itu. Karena Min Hyung tidak menyukai film film seperti itu. Katanya, akan terus teringat sampai tidak bisa tidur.
       Tak lama, Jisung kembali dengan satu cup es krim ukuran sedang di tangannya. Jisung memang maniak es krim. Kalau ditanya, apa cemilan favoritnya? Maka Jisung akan menjawab es krim. Dan saat ditanya, apa makanan favoritnya? Dia juga akan menjawab es krim. Jisung itu tidak bisa melewatkan 1 hari pun tanpa es krim. Tidak peduli sedang musim dingin, dia tetap memakannya.
       "Hyung . . . " panggil Jaemin sambil berbaring di depan televisi yang menyala.
       "Mmm. Wae?" tanya Min Hyung sambil menoleh ke arah Jaemin di sisinya.
       Jaemin justru tidak menjawab.
       "Anida," ujar Jaemin kemudian.
       "Yak, beritahu!" Min Hyung sudah mulai penasaran, tapi Jaemin malah mengatakan, tidak jadi.
       "Ani, geunyang . . . ." (tidak, hanya saja . . . .)
       "Geunyang mwo?"
       "Aku merasa ada yang aneh dengan diriku."
       "Ne?" Jisung sedikit tidak mengerti.
       "Ne? Mwoga?" Min Hyung juga sama tidak mengertinya.
       "Entahlah. Aku merasa gemetar, berdebar, dan juga berkeringat."
       "Hyung, kau tidak sakit, 'kan?" Jisung was was.
       "Apa yang sedang kau lakukan saat itu?" selidik Min Hyung.
       "Tidak ada. Aku hanya sedang bersama Kim, dan . . . ."
       "Dan begitulah?"
       "Ya, begitulah. Apa mungkin aku sakit?" Jaemin paranoid.
       Min Hyung hanya terkekeh. Awalnya dia serius mendengarkan penuturan Jaemin. Tapi sampai akhir ceritanya, Min Hyung hanya bisa terkekeh seperti itu.
       "Waeyo? Kenapa tertawa, hyung?" Jaemin penasaran.
       "Anida. Sudah berapa kali itu terjadi padamu?"
       "Ini pertama kalinya. Waeyo?" tanya Jaemin polos.
       "Hyung, tolong jangan buat kami penasaran," timpal Jisung sambil terus menyendok es krim.
       "Aku tidak melakukannya. Itu tidak akan mempengaruhimu. Kecuali jika itu terjadi berulang kali, mungkin ada sesuatu yang salah pada dirimu," penjelasan yang membuat Jaemin menjadi cemas. Dan berpikir, mungkin dia sedang mengidap suatu penyakit.

                                 🎈

Recommended Song :
IU feat. Suga BTS - Eight

OUR HIDDEN FAMILY 2: THE THRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang