21. Back to Home

6 3 0
                                    

Jaemin: Hyung, menginaplah di
               rumahku

Min Hyung: Jisung akan datang.
                      Akan kuajak dia juga

                                 🎈

       "Kim(ssi) . . . . Ireonayo. Kim(ssi), kita sudah sampai di rumah," Jimin mencoba membangunkan Kim dengan menggoyang goyangkan tubuhnya. Kim mengerjap ngerjap dan melihat ke luar. Benar, ini memang sudah di Seoul.

       Tin tin!!
       Seok Jin memencet klakson dengan keras dari luar gerbang. Hah, auranya memang berbeda jika sudah berada di rumah sendiri. Sangat tentram dan damai. Berapa lama mereka pergi? Mungkin hampir 2 bulan.
       Tadinya Jungkook sedang duduk santai di ruang tamu bersama Nam Joon dan Ho Seok. Memang sedang menunggu Kim datang. Tapi saat mendengar suara klakson mobil, ia langsung bangkit dan lari membuka pintu.
       "Jin hyung!" serunya sambil berlari. Lalu Nam Joon dan Ho Seok mengikut dibelakangnya. Penasaran apa yang datang benar benar Seok Jin.
       Hari sudah malam. Mereka melihat sorot lampu mobil dari balik gerbang. Mobil ven, hitam. Berarti memang mobil Seok Jin. Jungkook, Nam Joon, dan Ho Seok otomatis berlari membuka gerbang. Mobil hitam itu pun masuk ke pekarangan rumah, dan tak lama semua penumpangnya keluar.
       "Oppa . . . !!" Kim langsung memeluk Jungkook begitu turun dari mobil. Masih dengan wajahnya yang baru bangun tidur.
       "Mmm, bogoshipeoda. Jaljjinaesseoye?" Jungkook balas memeluk Kim sangat erat. Sangat erat, sangat senang, dan sangat rindu.
       "Jaljjinaesseoyo," jawab Kim lalu ganti memeluk Nam Joon.
       "Oppa . . . . Bogoshipeoyo," Kim langsung tenggelam di dekapan Nam Joon.
       "Nado bogoshipeo," balas Nam Joon, lalu mengecup dahi Kim. Yang lain kemudian bergantian saling memeluk Nam Joon, Ho Seok, dan Jungkook.
       "Oremanieyo, yeoreobun," (lama tidak bertemu, semuanya) ujar Seok Jin sambil memeluk Nam Joon.
       "Oremanieyo, hyung," balas Nam Joon sambil menepuk punggung Seok Jin.
       "Jungkook(ah) . . . " Seok Jin juga memeluk Jungkook dan Ho Seok. Begitu juga dengan Yoon Gi, Jimin, dan Taehyung.
       "Eung, saranghaeyo Kim(ssi)," Ho Seok memeluk Kim dengan hangat. Memang sepertinya di sini Kim yang paling dirindukan.
       Sebelum masuk ke dalam rumah, mereka menurunkan koper dan barang bawaan lainnya dari bagasi mobil. Sampai semua selesai barulah mereka masuk sambil menyeret koper.
       "Wuah, kalian merawat rumah ini dengan baik," ujar Seok Jin sambil melihat seisi rumah yang kerapihannya masih sama seperti 2 bulan lalu.
       "Hobi hyung akan marah kalau ada yang berantakan," sahut Jungkook.
       "Aku hampir stress saat pulang bekerja dan ruangan ini penuh sampah pembungkus camilan, es krim, dan pakaian kotor," kata Ho Seok.
       "Mianhaeyo, kadang kadang aku yang melakukannya," ujar Nam Joon. Mengakui perbuatannya.
       "Ayo kita mandi lalu makan malam bersama," usul Kim.
       "Ah, keurae. Juhae," Yoon Gi setuju.
       "Lee Ahjumma sudah memasak makan malam untuk kita. Benar, 'kan?" ujar Jimin.
       "Aa, keurae. Dia memasak sangat banyak malam ini," jawab Ho Seok.
       "Keundae, Lee Ahjumma eodigasseoyo?" tanya Yoon Gi.
       "Lee Ahjumma sudah pulang. Jam kerjanya sudah habis," jawab Jungkook.
       "Aa . . . ." Jimin manggut manggut.
       "Ayo kita mandi saja dulu," ajak Kim.
       "Ya, benar. Ayo kita mandi dulu," Seok Jin menyeret koper menuju kamarnya di lantai atas, diikuti yang lain. Rindu sekali dengan kamar tidur masing masing.
       "Gidarissgae," (kami tunggu) kata Ho Seok.

                                 🎈

       "Jaemin(ah)! Jaemin, buka pintunya!" Min Hyung menggedor pintu apertemen Jaemin. Pukul 20.00 KST Min Hyung sampai di apertemen Jaemin bersama adiknya, Jisung.
       "Hyung, tidak usah teriak. Aku juga dengar. Ayo masuk," Jaemin membuka pintu tapi sambil mengomel. Min Hyung benar benar langsung masuk seolah sedang berada di tempat tinggalnya sendiri. Ya, memang itu kebiasaannya saat di apertemen Jaemin.
       "Jisung(ah), oremanieyo," Jaemin memeluk Jisung sambil menepuk punggungnya.
       "Jaljjinaesseoyo, hyung," (kabarku baik, hyung) jawab Jisung sambil duduk di sofa.
       "Wah, kau bertambah tinggi rupanya," goda Jaemin.
       "Haha, gomawo," Jisung tertawa. Dulu Min Hyung, Jaemin, dan Jisung memang selalu bersama saat masih di Seoul. Min Hyung dan Jisung suka menginap di rumah Jaemin. Jaemin juga suka menginap di rumah Min Hyung. Mereka suka memasak bersama, barbeque, dan masih banyak hal lain yang mereka lakukan. Entah karena mereka memang sepupu atau apa, tapi mereka memang sangat dekat. Bang Sihyuk, ayah Jaemin adalah kakak dari ayahnya Min Hyung. Jadi mereka memang sepupu. Tapi 2 tahun lalu, Min Hyung melanjutkan sekolah tinggi di Kaist, Daejeon. Kemudian setahun lalu Jaemin menyusul. Jadi Jisung hanya sendiri. Dan baru malam ini mereka berkumpul. Biasanya mereka hanya mengobrol via pesan.
       "Ini pertama kalinya kau kemari, bukan?"
       "Eung, ini pertama kalinya. Hyung, rumahmu sangat rapi," puji Jisung.
       "Aah, keuraeyo?"
       "Eung, lain dengan rumah Mark hyung. Sangat berantakan," ujar Jisung.
       "Yak! Mworagoyo?! Aku mendengarmu, Jisung(ah)" teriak Min Hyung yang sudah sampai dapur padahal baru saja datang.
       "Dia memang seperti itu. Ngomong ngomong, kau sudah makan? Ayo kita makan bersama," ajak Jaemin.
       "Ne," Jisung mengikuti Jaemin ke ruang makan. Di sana sudah ada Min Hyung yang membongkar isi lemari es. Semangkuk es krim sudah hilang dari sana. Memang seperti itu kebiasaan Min Hyung saat datang ke apertemen Jaemin.
       "Hyung, boleh aku makan es krim juga?" tanya Jisung.
       "Tentu saja. Makanlah." Jisung bergabung dengan Min Hyung sambil makan es krim. Es krim adalah favorit Jisung. Bahkan dia tetap memakannya saat musim dingin.
       Jaemin kembali ke ruang makan dengan 3 mangkuk nasi hangat, 3 mangkuk maeun muguk (sup lobak pedas campur daging), 1 mangkuk kimchi, dan sepiring samgyeopsal yang sudah dipanggang.
       "Wow, hyung," Jisung seketika tergiur melihat menu yang Jaemin bawa.
       "Kau memasaknya sendiri?" tanya Min Hyung sambil menyisihkan mangkuk es krim.
       "Eung. Selamat makan semua!"

                                 🎈

       Ho Seok masih santai duduk di sofa ruang tamu. Sambil menyeruput secangkir kopi susu dan membaca majalah. Sebentar lagi waktu makan malam. Lee Ahjumma sudah memasak banyak malam ini, memang karena Kim akan pulang.
       "Wow, kelihatannya enak sekali," Jimin mengedarkan pandangan ke seluruh meja makan. Semua terlihat sangat menggugah selera.
       "Ho Seok(ah), kemarilah. Ayo makan!" seru Seok Jin dari ruang makan.
       "Ne," Ho Seok menutup majalahnya dan menyusul ke ruang makan.
       "Wah, rasanya benar benar menyenangkan bisa makan bersama lagi," ujar Jimin.
       "Eung, maljha. Aku benar benar merindukannya," jawab Kim.
       Masing masing mengambil menu yang diinginkan. Intinya, malam ini adalah acara makan besar. Semua orang harus makan sampai puas. Kapan lagi bisa makan bersama sama seperti ini? Mereka masih rindu. Kim hanya 2 hari berada di Seoul dan harus pulang ke Daejeon Minggu sore. Jadi nikmati saja kebersamaan selagi bisa.
       Aroma aneka makanan menyeruak dari dapur. Makanan di atas meja semuanya masih hangat dan mengepul asapnya. Menu yang wajib ada kimchi, nasi hangat, dan samgyeopsal. Menu lainnya juga banyak. Ada oritang (sup bebek), dakdoritang (lauk ayam kentang pedas), dorajimuchim (lauk akar doraji pedas), galpijjim (lauk iga sapi), dubujangajji (acar tahu), bulgogi (lauk daging sapi panggang), dan jangchorim (lauk daging sapi asin). Banyak sekali, bukan? Cukup untuk 8 orang. Bahkan sampai puas. Yah, intinya makan dan nikmati saja semuanya sekarang. Karena suasana seperti ini akan berakhir setelah 2 hari.

                                 🎈

OUR HIDDEN FAMILY 2: THE THRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang