13. Hari Persentasi 2

8 3 0
                                    

       Jantung Kim semakin tidak terkontrol. Tangannya mulai dingin dan berkeringat. Chanyoung masuk beberapa menit yang lalu. Anak itu tidak mungkin langsung menguasai materinya. Entah harus bagaimana sekarang.
       "Silahkan kelompok pertama," Profesor Kang berdiri menghadap papan tulis. Lalu majulah Min Hyung bersama rekan kelompoknya, Renjun dan Haechan sekaligus membagikan salinan makalah kepada kelompok lain.
       Kelompok mereka terlihat begitu meyakinkan. Walaupun sepanjang proses penyusunan makalah Renjun dan Haechan selalu banyak tingkah dan jarang akur tapi kerja sama mereka sangat bagus di tim ini. Mereka memang membuat Min Hyung pusing tapi mereka bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Makalah mereka juga bagus walaupun tidak begitu rinci. Karena makalah mereka kurang rinci, mereka mencoba menjelaskannya saat persentasi.
       Sangat bagus untuk dipahami. Tapi Kim sangat cemas ketika gilirannya tiba nanti. Peluang berhasil hanya 0, . . . % sedangkan kegagalannya hampir mendekati 1%.
       Kelompok 1,2,3, 4 sudah selesai persentasi dan sekarang menjelang kelompok 5. Itu adalah kelompok Jaemin. Sejauh ini semuanya mendapat nilai A dan B. Kelompok Jaemin juga pasti bagus. Dia pasti mendapat nilai A. Melihat mereka melakukan persentasi dengan baik Kim berpikir, ia pasti hanya akan mendapat nilai C. Menyedihkan sekali. Apa kabar dengan dengan beasiswanya kalau begitu?
       Seperti yang Kim pikirkan. Jaemin memang melakukannya dengan baik. Dia juga mendapat nilai A. Kim benar benar cemas sekarang. Sejak Profesor Kang masuk kelas bahkan. Rae In sangat tahu itu hanya dari sorot matanya. Kim adalah seorang "perfectionist". Apapun yang ia buat dan kerjakan haruslah sempurna. Itulah sebabnya Kim selalu bekerja keras. Tapi gara gara makhluk Tuhan bernama Chanyoung semuanya terancam hancur. Kim hanya bisa berharap sekarang.
       Andainya ini tugas individu Kim tidak perlu secemas ini. Sejujurnya Kim memang lebih nyaman mengerjakannya sendiri. Tapi karena ini tugas kelompok Kim harus adil. Semua anggota harus ambil bagian. Kim menginginkan mereka diskusi bersama, dan lelah bersama. Tapi anggota kelompoknya malah seperti ini. Chanyoung itu benar benar mengacaukan segalanya. Kim ingin marah, mengomel, dan berteriak tapi Kim berpikir, Chanyoung pasti tidak nyaman. Ia akan berpikir, kalau Kim sangat keterlaluan. Bagaimana pun juga Kim tidak ingin ada pertikaian. Sekarang ia akan mencoba mengurus segalanya agar tetap terkendali. Dia akan tetap melakukan yang terbaik bersama Rae In. Ya, bersama Rae In. Karena hanya dia yang Kim percayai. Hanya saja lupakan tentang Chanyoung. Lupakan siapa dia dan anggap bukan anggota kelompoknya. Anggap dia tidak ada. Hanya Kim dan Rae In. Mereka akan melakukannya berdua.
       Pasti bisa.
       "Baiklah, berikutnya kelompok 8. Silahkan maju," benar benar tiba saat kelompok Kim harus maju. Profesor Kang memanggil mereka dengan harapan kelompoknya akan memberikan yang terbaik.
       Kim beranjak dan menuju depan kelas. Diikuti Rae In dan juga Chanyoung sambil membawa materi masing masing. Sebelum mulai Rae In terlebih dahulu membagikan salinan makalah ke semua kelompok. Lalu kemudian ia turut bergabung dengan rekan kelompoknya yang sudah siap berdiri di depan.
       "Dia pasti melakukannya lebih baik dari kita," gumam Jeno penasaran dengan performa kelompok Kim.
       "Tidak. Aku tidak berpikir begitu," sahut Jaemin seperti sudah bisa menebak apa yang akan terjadi dengan kelompok Kim.
       "Ne?" Jeno sedikit terbelalak. Terdengar tidak mungkin jika kelompok Kim mengalami masalah saat persentasi. Semua kelompok juga tahu kalau Kim selalu mendapat nilai bagus. Oleh karena itu tidak ada yang meragukannya dan semua merasa beruntung andaikan sekelompok dengan Kim.
       "Selamat siang, semuanya. Aku Kimberly Park dari kelompok 8. Di sini aku bersama dengan 2 rekanku, Rae In dan Kim Chanyoung. Kami akan mempersentasikan materi tentang 'Skill Dasar Dalam Berbisnis'. Bagian pertamanya . . . "
       "Biar Chanyoung yang menjelaskan lebih dulu," Profesor Kang memotong ucapan Kim yang menjadi moderator. Kalau Profesor sendiri yang ingin Chanyoung menjelaskan maka kegagalan persentasi ini benar benar di depan mata. Padahal Kim sudah berniat menjelaskan duluan tapi apalah. Sendainya saja dengan berdoa dan berharap semuanya bisa membaik.
       "Aais . . . ." desah Jaemin dari tempat duduknya.
       "Waeyo? Musseuneurinya?" tanya Renjun.
       "Chanyoung jelas tidak bisa," jawab Jaemin.
       "Apa dia akan gagal?" sahut Chenle.
       "Entahlah. Mungkin saja."
       Kim menggenggam erat tangan Rae In ketika Chanyoung berdiri di tengah. Keduanya sama sama tegang. Habislah mereka berdua. Sekarang semuanya  benar benar selesai.
       "Baiklah. Jadi skill atau kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh seorang pebisnis diantaranya bussiness starting, income srategy, development fundamental, cashflow management, mood hacking, dan success blueprint," Chanyoung menjelaskan dengan fasih, tentu saja sambil membaca rangkuman yang dibuat oleh Kim.
       "Tolong jelaskan masing masing dengan lisan."
       Degh
       Profesor Kang akhirnya meminta Chanyoung menjelaskan secara lisan. Kim pikir tidak masalah jika sambil membaca. Ini benar benar akhir dari segalanya.
       "Ne?" Chanyoung terkejut. Sepertinya dia sadar kalau dia tidak mempelajarinya dan juga tidak bisa menjelaskan.
       "Ayo jelaskan," desak Profesor.
       Chanyoung tidak berkutik.
       "Profesor, biar aku yang melakukannya," Kim mengambil alih.
       "Jadi bussiness starting merupakan tips memulai bisnis dengan cara efektif. Income strategy adalah bagaimana cara memiliki penghasilan agar terus bertambah dari waktu ke waktu. Development fundamental adalah rahasia bisnis agar terus tumbuh. Cashflow management adalah teknik praktis mengatur keuangan agar tidak cepat habis. Mood hacking adalah cara mengatasi rasa malas saat berbisnis. Dan success blueprint adalah sifat yang harus dimiliki agar sukses di bidang apapun. Jadi . . . "
       "Dari sini kita bisa melihat siapa yang benar benar belajar dan yang tidak belajar sama sekali," Profesor Kang memotong persentasi sambil berjalan mendekati kelompok yang sedang tampil.
       Kim mulai cemas.
       "Seonssaengnim . . ."
       "Aku tahu kau selalu ingin mengerjakan semuanya sendiri. Kau boleh melakukannya. Tapi ini adalah tugas kelompok. Kau melakukannya dengan baik. Tapi Chanyoung . . . Persentasi ini menjadi cacat dan gagal karena dia. Tadinya aku sangat berharap pada kelompok ini. Tapi ternyata ini begitu Kacau," ujar Profesor Kang.
       Kim hanya diam dan menunduk. Dia tahu ini akan terjadi.
       "Seonssaengnim, biarkan aku melanjutkannya," ucap Rae In takut takut. Berharap persentasi ini dapat diselamatkan.
       "Tidak perlu. Aku sudah tahu seperti apa hasilnya. Intinya Chanyoung tidak melakukan tugasnya. Jadi semua anggota kelompok ini mendapat nilai E. Aku harus mengatakan, ini adalah persentasi terburuk yang pernah aku lihat."
       Mendengar itu Jaemin langsung melotot dan menutup mulutnya. Di depan Kim juga sangat shock. Nilai E itu keterlaluan. Kim harus mengucapkan selamat tinggal untuk beasiswanya. Ia kembali ke tempat duduk dengan begitu kecewa. Inilah hasil kerasnya. Inilah hasil kerja lemburnya bersama Jaemin dan Jimin oppa.
       "Chaeseonghamnida, seonssaengnim," ucap Kim sambil memberi hormat.
       Kim bisa mendengar anak anak lain sedang membicarakannya. Jujur saja Kim sangat malu dengan nilai E. Ini pertama kalinya Kim mendapat nilai seburuk ini. Rasanya Kim mau menghilang saja.
       Cliing. Seperti itu.
       "Bagaimana dia bisa dapat E? Memalukan sekali," bisik murid lain.
       "Iya, sangat memalukan," jawab lainnya lagi.
       "Orang pandai ternyata pernah mendapat nilai buruk. Aku sangat malu melihatnya," begitu banyak cibiran yang Kim dapat karena persentasi ini. Tidak. Lebih tepatnya karena "Chanyoung".
       "Tenang semuanya! Silahkan kelompok berikutnya," ucap Profesor Kang. Kelas menjadi hening seketika.
       Kim berusaha untuk tenang dan sabar walaupun ia sebenarnya menahan air mata. Tadi itu terdengar seperti sebuah hinaan yang menyayat.
       "Gwaenchanhaeyo, kita sudah mencoba," kata Chanyoung.
       "Yak, semua ini berantakan karena kau," omel Rae In. Sebenarnya dia ingin meneriaki Chanyoung. Tapi itu tidak mungkin saat Profesor Kang masih di dalam kelas.
       "Aku kan sudah berusaha di depan tadi," Chanyoung membela diri, malah membuat Kim semakin marah dan membuat Rae In semakin geram. Lagipula memang tidak ada yang bisa dilakukan sekarang. Jadi Kim berusaha menahan diri sebisa mungkin.
       Chanyoung itu benar benar.
   
                                🎈

Recommended Song :
Lauv feat. BTS Jimin, Jungkook - Who

OUR HIDDEN FAMILY 2: THE THRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang