Looking For Something

1.4K 115 16
                                    

Siang menyambut dengan kecerahan yang mencolok kearah panas Yang keterlaluan. Tak bisa ditoleransi lagi panasnya, Tanjiro menyalakan Kipas angin dengan nomer 3, paling deras. Matahari kali ini terlalu bersemangat dan awan awan tak ada Yang terlihat, hanya hamparan langit biru dengan matahari mebara ditengah tengahnya. Kemana gerombolan awan? Apa mereka liburan? Sungguh, Tanjiro yang menyukai matahari sekarang sangat sangat membutuhkan Awan awan untuk setidaknya meneduhkan bumi. Kali ini matahari bersinarnya sungguh keterlaluan.

"Kau kenapa nak? " Kie datang dari dapur. Kedua tangan membawa Nampan berisi potongan Semangka dingin dan minuman --- yang entah kenapa warnanya terlalu aneh dari jauh, apa ibunya bereksperimen lagi?

"Apa ini bu? " Sungguh penasaran, warna warni. Bawahnya merah, tengahnya kuning dan bagian atas biru, lebih mirip seperti dessert glass, tapi sayangnya ini cair seperti jus

"Minumlah, sangat baik untuk ibu menyusui"

Kamado Kie tertawa, Tanjiro menatap tak percaya. Walaupun dia bisa hamil, dia bukan wanita, dia masih laki laki, sejak kapan laki laki bisa menyusui. Well, Walaupun Sanemi suka menghisap dadanya ~~~ tapi tetap saja air susu tak keluar dari dadanya itu.

"Ayolah bu!!! Aku tak suka dengan pembicaraan ini"

"Kau tau Ibu hanya bercanda sayang, Tapi entahlah, mungkin suatu hari akan keluar"

Tanjiro tak menjawab, perhatiannya teralihkan dengan rasa minuman buatan ibu tercinta. Manis sedikit asam dan segar. Oww, Tanjiro menyukainya, Apa resepnya?

"Ini enak bu. Dari apa? "

"Bagian bawah semangka dan Strowbery, tengah Jeruk dan atasnya Sirup"

"Well, semoga kita tak keracunan bu"

"Fufufu, setidaknya keracunan bersama anak bukan ide Yang buruk."

Mereka berdua tertawa, menikmati Semangka dingin di Musim panas. Duduk di teras belakang menatap pepohonan dan taman. Ahh, Tanjiro rindu rumah ini. Rumah tempat dia lahir dan tumbuh.

Tak ada Yang berubah. Taman belakang rindang dengan berbagai pohon, buah buahan serta sayuran. Halaman depan pun masih sama, masih hijau dan penuh bunga berbagai warna.

Semuanya sama seperti dulu, saat Ayah, Ibu, Sumiyoshi dan dia masih bersama.


Ahhh



Tak terasa semua sudah berubah. Mulai dari ayahnya Yang pergi untuk selamanya, Sumiyoshi Yang sudah menikah dan tinggal di Amerika ---- dan dirinya Yang sudah menikah juga dan sudah dianugrahi 4 malaikat kecil.



Semuanya tak lagi sama



Tak ada yang sama




Tanjiro merindunkan masa lalu



"Kau memikirkan masa lalu lagi Tanjiro? "


Kie melirik Tanjiro sekilas, walapun anaknya tak menjawab tapi dia tau bahwa Yang dikatakannya itu benar. Dia pun juga sama, merindukan kebersamaan jaman dulu kala, saat sang suami dan kedua anaknya masih meramaikan rumah ini. Suara mereka, tingkah mereka, dan berbagai macam kesalahan Yang mereka lakukan.



Kie merindukan semua itu. Sebagai Istri dia merindukan suami Yang telah tiada. Sebagai Ibu dia merindukan kedua anaknya Yang sudah dewasa, Yang sudah memiliki kehidupan Yang lain.



Kie hanya bisa menatap dari jauh, tak bisa lagi malakukan apa apa, tak bisa ikut campur medalam kehidupan mereka. Tugasnya sudah selesai, Sumiyosi dan Tanjiro sudah bisa menentukan pilihannya. Yang bisa dilakukannya sekarang hanya menasihati saja. Tapi setidaknya dia tau kalau kedua anaknya bisa menjamin kehidupan masing masing




We BaddasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang