Losing MySelf

1.6K 101 37
                                    


Disarankan membaca sambil mendengarkan video diatas


Scan sex terinspirasi dari lagi tersebut
Britney spears --- Gimme more

-------


10.30 malam


Tanjiro masih setia duduk Sofa ruang Tamu, TV menyala tapi tak ada ketertarikan menontonya. Mata masih setia menatap pintu yang tertutup, telinga masih setia menajam mendengar malam. Shimazugawa Tanjiro masih setia tanpa bergeming menunggu sang suami pulang.

Tadi sore suaminya itu mengirimkan pesan kalau akan pulang malam, tapi tak menyangkan akan sampai selarut ini, entah karna apa. Dia tak memberikan alasannya. Tanjiro sih fine fine saja, toh tak mungkin kan Sanemi selingkuh, ya walaupun kadang kesal sendiri sebagai istri, tak Salah kan jika Tanjiro resah dan sedikit panik ---walaupun tak pernah diperlihatkannya, Istri mana Yang tak resah jika Suaminya sering berkata akan pulang larut tanpa memberikan alasan. Tanjiro malas menanyakannya, terkadang dia memaklumi saja, mungkin memang ada sesuatu yang penting, siapa yang tau.

11.00 malam

Tanjiro masih setia menatap pintu. Lama sekali, entah urusan macam apa yang dilakukan Sanemi.




BRRUMM





ah, akhirnya.

Pintu terbuka, Sanemi berdiri disana, dengan pakaian khas mengajarnya. Baju lengan panjang putih dengan celana dan rompi hitam.

"Baru pulang! "

Sanemi terkejut, dia tak menyadari kehadiran Tanjiro di Sofa. Mengunci pintu, dia berjalan kearah Istrinya itu. menunduk dan mencium keningnya

"Kau belum tidur? "

"Kau baru pulang? "

"Ayolah, jangan membalas pertanyaanku dengan pertanyaan juga! "

"Baru pulang? "

"Tanjiro! Maa----"

"Baru pulang? "

Pasrah, ini memang salahnya. Beginilah Tanjiro jika sedang kesal padanya. Dia sedikit tersenyum, tapi dengan pulang larut malam seperti ini ada manfaatnya juga, dia jadi tau kalau sampai sekarang Tanjiro masih sama mencintainya, masih setia selalu memunggunya.

Merasa bersalah, dia selalu membuat Tanjiro seperti ini, istrinya itu sampai sekarang tak pernah lelah menunggunya pulang, setiap hari Tanjiro selalu setia menunggu dirinya pulang, dari awal menikah sampai sekarang beranak empat.

"Maaf, kau marah padaku? "

Wajah manis melembut, senyum terangkat. Tanjiro berdiri, memeluk erat sang suami, menenggelamkan kepala ke leher pasangan hidupnya itu. Menghirup dalam aroma Sanemi, bau Kringat yang khas, seperti kayu dan musim gugur, Tanjiro merindukannya.

"Akan kumaafkan dengan satu Syarat! "

Dahi mengerut bingung, Syarat? "Syarat apa? "

Melepaskan pelukan, kedua tangan menyentuh pipi sang suami, matanya menatap dalam pasangan didepannya ini.

"Aku ingin bekerja, kau setuju atau tidak?"

Menutup mata, Sanemi menjauhkan Tangan Tanjiro dari pipinya. "Jika kubilang iya kau mau memaafkanku?"

Mata Tanjiro berbinar, Senyum manisnya mengembang lebih. "Kau serius? "

"Iya, kali ini kuperbolehkan"

We BaddasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang