Episode 8

392 24 13
                                    

SMAN 5 JAKARTA
Fenita dan Ika berjalan ke kantin sekolah, banyak siswa beserta guru sedang makan, ada juga yang sekedar mengobrol. Samar-samar, Ika mendengar percakapan para siswa.
"Eh kalian udah denger berita soal serangan monster kemarin?"
"Iya, aku terkejut banget,"
"Bahkan monster itu dikalahin sama 6 alien lainnya,"
"Ada yang bilang kalo alien sudah lama mengintai kita lho,"
"Ah masa sih?"
"Iya sumpah,"
"Gimana kalo kita selidiki 6 alien itu?"
"Boleh juga,"
Ika begitu terkejut, kali ini masalahnya lebih rumit. Banyak orang yang ingin tahu soal Ultraman. Fenita yang tahu apa yang Ika pikirkan segera mengajaknya ke meja yang ada di pojok.
"Ika, kita harus hati-hati, aku yakin banyak orang yang berusaha mencari tahu soal Ultraman," sahut Fenita berbisik.
"Aku tahu, tapi memang sulit sih,"
"Tak apa, kita akan menyelesaikannya bersama,"
"Oy! Apa yang kalian bicarakan?" Seorang siswa menghampiri mereka berdua.
"Eh?? Hendri!?" Fenita begitu terkejut.
"Apa sih yang kalian bicarain? Seru amat," cowok bernama Hendri itu duduk di meja mereka.
"Biasa urusan para cewek," Fenita berterima kasih pada Ika yang telah menjaga rahasia mereka.
"Oh gitu, eh apa kalian udah denger soal monster kemarin?" Tanya Hendri.
"Iya kami udah denger," ucap Ika.
"Aku berpikir kenapa sih monster itu menyerang kita? Terus siapa 6 alien yang melawannya? Mereka seperti manusia," kata Hendri sambil berpikir.
"Mungkin saja mereka mau berteman dengan kita," timpal Fenita.
"Masa sih? Mungkin saja mereka mau memusnahkan bumi kita, lagipula mereka pasti jahat," ucapan Hendri membuat Ika sangat marah, dia akan memukul cowok itu seperti bubur jika tangannya tidak dihentikan Fenita.
"Kau tidak bisa berpikiran seperti itu soal mereka, kita mesti berpikiran positif," Ika pun menyelesaikannya dengan ucapan.
"Memang kenapa? Mereka seenaknya bertarung disini dan menghancurkan semuanya, mereka bodoh dan tidak berguna," Hendri merasa emosi.
"Huh! Kau ini sangat negative thinking ya," Fenita mulai tak suka dengan ucapan Hendri.
Untungnya bel masuk menyelamatkan mereka dari perdebatan panas yang membuat emosi mereka mendidih.
.
.
.
Rafa baru selesai kuliah dan memutuskan untuk ke cafe bersama Cecil, cafe itu kebetulan dekat dengan sekolah Fenita dan Ika.
"Tumben banget kamu cepet selesai kuliah," kata Rafa mengawali obrolan.
"Sejak penyerangan monster waktu itu, aku kuliah hanya 3 jam saja, kamu juga kan?" Tanya Cecil sambil meminum cappucino.
"Iya aku juga begitu," jawab Rafa.
"Jadi kita jemput Fenita dan Ika ya?"
"Begitulah, kita akan tunggu mereka,"
.
.
.
"Jadi bagaimana kapten?" Tanya seorang anggota polisi.
"Hhhmmm panggil Joshua kemari," sahut seorang kapten.
"Siap pak!"
Anggota polisi itu berlalu dari ruangan, sang kapten menghela nafas.
"Jadi mereka memintaku untuk bekerja di BIN bersama Joshua?"
"Apa kau akan menerima tawaran mereka?" Tanya Zoffy.
"Aku tidak tahu Zoffy, aku harus membicarakannya bersama teman-teman," jawab Matthew.
"Kalau begitu aku akan memanggil yang lain," ucap Zoffy.
"Bagaimana caranya?" Tanya Matthew.
"Tentu saja telepati," jawab Zoffy enteng.
"Tapi ini masih jam kuliah dan sekolah,"
"Kita hubungi saja dulu,"
"Baiklah,"







Matthew: aku bingung nih!!!!!

Author: knp?

Matthew: apa aku harus kerja di BIN?

Ika: APA!?

Fenita: jangan! Siapa tau mereka hanya memanfaatkan kita

Rafa: kalau begini ada untungnya lho

Cecil: tapi identitas kita sebagai Ultraman akan terungkap!

Joshua: kita serahkan semuanya pada author

TUNGGULAH JAWABANNYA DI EPISODE SELANJUTNYA!!!!!!!!!!!!!

Ultra Kyodai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang