Bab 12

4.4K 229 10
                                    

"Nih" ucap Angkasa sambil memberi mukena bunda nya.

"Shalat bareng gue aja" ujar Angkasa dan mampu membuat sekujur badan Acha kaku. Tanpa berpikir lama Angkasa langsung menggelar sajadah dan memakai peci hitam yang ada di meja belajar nya.

Kegiatan Angkasa sama sekali tidak luput dari pandangan Acha. Acha akui Angkasa berlipat-lipat lebih tampan jika seperti ini.

"Ck, buruan" ujar Angkasa membuyarkan lamunan Acha. Acha yang terkejut pun langsung memakai mukena nya.

Setelah selesai shalat, Acha dan Angkasa pun turun ke ruang keluarga. Baik Acha maupun Angkasa masih sibuk dengan pikirannya masing-masing, Acha yang masih setia dengan ponsel nya dan Angkasa yang setia menonton acara televisi.

"Bang, dia siapa?" panggil Daffa kepada Angkasa, sedangkan yang dipanggil hanya menjawab 'hm' saja. Acha yang menyadari kedatangan Daffa pun langsung menjulurkan tangan nya ke arah Daffa.

"Hai, kenalin nama aku Acha. Aku temannya abang kamu." ujar Acha dan dibalas senyuman oleh Daffa.

"Kamu Daffa ya? adek nya Angkasa?" tanya Acha.

"Iya kak" jawab Daffa sedangkan Acha hanya ber 'oh' ria saja.

"Nonton film aja bang mumpung ini hari minggu." ujar Daffa dan diangguki oleh Angkasa.

"Kak Acha mau kan nonton film?" tanya Daffa.

"Ohh iya mau dong" jawab Acha semangat.

"Ini aja bang" ujar Daffa sambil menyodorkan kaset film ke arah Angkasa.

Acha yang melihat judul film itu langsung ber gumam "The nun?" Sepertinya ia pernah baca sinopsis dari film ini. Ah Acha baru ingat kalau setan di film ini adalah musuh bebuyutan nya. Siapa lagi kalau bukan Valak? Acha yang membayangkan wajah nya saja sudah merinding ketakutan apalagi sampai ia menonton film nya?

"Kak Acha kenapa? kok malah bengong?takut ya?" ledek Daffa.

"Eng-enggak enggak kok siapa yang takut udah yok katanya mau nonton" ujar Acha memberanikan diri.

Angkasa pun langsung duduk diatas sofa sambil melipat tangannya di depan dada. Disebelah kiri nya ada Acha yang masih setia memegang toples berwarna kuning yang berisi cemilan. Dan disebelah kanan nya ada Daffa yang tampak serius menonton film.

Acha yang sudah merasakan takut pun langsung memejamkan mata nya sesekali mengintip sedikit. Posisi duduk nya yang sudah memegang lengan Angkasa dan menyenderkan kepala nya di bahu Angkasa membuat Acha merasa lebih aman. Angkasa yang menyadari tingkah laku Acha hanya bisa diam pasrah.

1 jam berlalu Angkasa dan Daffa masih serius menonton. Sedangkan Acha? sepertinya ia tidak peduli dengan hantu ber muka putih yang memakai kerudung hitam. Acha pun menyerah mau tidak mau ia harus ikut menonton film ini sampai selesai ia menyenderkan badan nya di sofa lagi lalu diam-diam memegang lengan Angkasa. Entah pagi ini ada apa dengan Acha sampai ia tidak terasa malu memegang lengan Angkasa.

"Takut?" tanya Angkasa kepada Acha sambil menolehkan kepala nya. Acha hanya mendongak dan menganggukan kepala nya. Ia sudah tidak bisa berbohong lagi sekarang. Acha memang paling anti sama yang nama nya gelap dan film horror.

ACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang