Bab 38

2.9K 176 0
                                    

Kringgg

"Akhirnya, perut gue laper banget."

"Udah nggak usah diberesin shan, langsung ke kantin aja. Selesai makan baru lo beresin."

"Ngomong enak, buku lo udah lo beresin orang dari tadi lo tidur." jawab Shania yang membuat Acha cengengesan.

"Udah nggak usah rapi-rapi amat, nanti juga berantakan lagi. Lama lo, buruan gue udah laper." omel Acha yang membuat Shania geram.

"Cerewet lo." jawab Shania.

Selesai membereskan buku pelajaran nya, Shania dan Acha segera menuju kantin.

"Makan apaan?" tanya Acha.

"Samain aja kaya lo." jawab Shania.

"Oke, gue pesen dulu. Anteng-anteng lo disini jangan keluyuran." ujar Acha.

"Bacot lo cha mau pesen makan aja ribet tadi katanya laper." jawab Shania.

Acha tidak memedulikan omelan Shania, ia segera melanjutkan langkahnya untuk memesan makanan.

"Pak bakso sama es teh manis nya 2 ya." teriak Acha.

"Iya neng." jawab sang penjual makanan tersebut.

Acha mengedarkan pandangannya di sekitar kantin. Mata Acha tanpa sengaja melihat Angkasa yang tengah duduk  bersama teman-teman nya, jika ketiga temannya asik tertawa, Angkasa hanya menyimak dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Orang aneh dasar." gumam Acha pelan saat melihat Angkasa hanya diam saja.

Lamunan Acha buyar, saat mendengar teriakan penjual bakso. Dengan cepat, ia segera menerima pesanannya tersebut lalu membawanya ke meja ia dan Shania.

"Ini nyonya, makanan nya sudah saya antar." ujar Acha anggun di depan Shania.

"Taro sini aja bi, saya belum laper." jawab Shania.

"Baik nyonya." ujar Acha.

"Bwahaha, jijik gue cha nyonya-nyonya. Udah makan." ujar Shania.

"Shan, gue heran sama Angkasa. Kenapa gitu muka nya bener-bener datar udah kaya jalan tol. Senyum dikit kek, ketawa gitu." ujar Acha.

"Lah, nanya gue. Lo yang deket sama dia gimana." ujar Shania dengan suara yang lumayan kencang.

"Mulut lo emang harus di kasih cabe, sekalian aja lo ngomong pake mic masjid sono. Ngomong gede bener, yang lain denger bisa abis gue sama Angkasa." omel Acha.

"Iya maap, gue keceplosan." jawab Shania.

~~~

Jam pelajaran tersisa 1 jam lagi setelah itu, bel pulang berbunyi. Karena pelajaran terakhir di kelas nya hari ini matematika, mau tidak mau Acha harus menahan rasa ngantuk nya saat ini. Jika tidak, ia pasti akan kena hukuman oleh pak Udin.

"Jangan tidur lagi lo cha, gue nggak mau kena apes ya gara-gara disuruh bangunin lo." ujar Shania saat jam pelajaran sudah mulai.

"Iyaa, tenang aja mamen. Gue nggak bakal tidur." jawab Acha santai.

"Tapi kalo gue tidur, lo tutupin gue pake buku lo." ujar Acha.

"Kebo lo dasar." jawab Shania.

Pelajaran berlangsung dengan sangat khidmat. Shania masih berusaha mati-matian tidak memejamkan mata nya. Karena saat ini, Acha sudah tertidur pulas, jika ia ikut tertidur juga maka bisa habis mereka berdua di tangan pak Udin.

Kringgg

"Pelajaran bapak sampai disini dulu. Sekarang kalian boleh pulang." ujar pak Udin yang dijawab serempak oleh kelas XII IPA 2.

ACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang