Bab 17

3.7K 213 13
                                    

"Cha"

Angkasa berjalan ke arah balkon kamar Acha, tidak ada jawaban setelah ia memanggil nama Acha.

"Cha"

"Gua tahu hari ini lu lagi terpukul banget, tapi jangan nyakitin diri lu sendiri cha, nanti kalau mama lu bangun lihat lu sakit, kasihan mama lu" ujar Angkasa sambil menatap awan hitam diatas. Acha yang mendengar ucapan Angkasa langsung menoleh ke sumber suara.

"Darimana lu tahu gua belom makan?"

"Bunda"

"Sa"

"Hm"

"Gua nggak tahu gimana nasib gua kedepannya nanti, papa udah nggak ada, mama sampai sekarang belum bangun-bangun. Gua tahu sa, cepat atau lambat setiap orang pasti bakal ngerasain yang namanya kematian, tapi kenapa begitu cepat sa? gua masih butuh papa sama mama walaupun kadang mereka sibuk sama dunia mereka." ujar Acha berusaha menahan air mata nya.

Angkasa yang mendengar cerita Acha merasa prihatin, walaupun ia baru kenal dan dekat dengan Acha beberapa minggu ini, tapi sifat Acha yang terbuka kepadanya membuat Angkasa tahu lebih dalam sifat Acha.

"Sa"

"Hm"

"Emm gua, gua boleh nggak me-meluk lo" tanya Acha ragu-ragu. Saat ini yang ia butuhkan hanya ketenangan, dan kehangatan.

Angkasa yang mendengar ucapan Acha terkejut bukan main, walaupun ia tahu terkadang Acha bersifat manja pada nya, tetapi ia tidak pernah mendengar Acha meminta izin untuk memeluknya.

"Nggak"

"O-oh gi-gitu ya ya udah nggak papa. Maaf sa, gua ngomongnya terlalu lancang." ucap Acha tidak enak.

Angkasa yang mendengar ucapan Acha, berusaha menahan tawa nya.

"Ya boleh lah, sini" ujar Angkasa sambil merentangkan tangannya, dan langsung disambut oleh Acha.

"You' re not alone in this world cha" ujar Angkasa sambil mengelus rambut panjang Acha.

"Lu boleh nunjukin ke semua orang senyum palsu atau topeng lu kalau lagi di sekolah. Tapi, kalau sama gua lu nggak bakalan bisa cha" ujar Angkasa lembut sambil mengecup ujung kepala Acha.

Tidak butuh waktu lama, suara isakan tangis langsung terdengar di telinga Angkasa, Acha semakin menyembunyikan kepala nya di dada bidang Angkasa mencari tempat nyaman.

"Sa"

"Hm"

"Gua takut mama nyusul papa sa" ujar Acha di sela-sela tangisannya.

"Doa' in yang terbaik aja cha" jawab Angkasa sambil mengelus punggung Acha yang bergetar.

"Makan dulu ya, ini udah jam 19.30" ujar Angkasa yang diangguki oleh Acha didalam pelukannya.

"Nggak mau dilepas ni?" ujar Angkasa. Karena Acha masih memeluknya.

"Tapi makan nya disini" ujar Acha sambil menatap Angkasa.

ACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang