Bab 31

3.1K 177 6
                                    

Prangg prangg

Cetek cetek

Kurrr kurrr

Kurang lebih seperti itu suasana kamar Angkasa sekarang.

Gugun yang sibuk memukul panci milik bunda Angkasa, Arkan yang melemparkan petasan banting, dan Farrel yang tiba-tiba membawa burung peliharaan nya.

"Berisik goblok." ucap Angkasa dengan wajah khas orang bangun tidur.

"Akhirnya bangun juga lo bang. Dasar kebo." ucap Gugun sambil meletakkan panci milik bunda Angkasa di atas nakas.

"Ngapain lo bertiga ke rumah gue." tanya Angkasa dengan nada ketus.

"Nggak peka lo sa, jalan-jalan lah libur panjang begini tidur mulu. Bosen bro." ujar Arkan.

"Sa, gue boleh pinjem kamar mandi lo bentar nggak?" tanya Farrel.

"Buat apaan" jawab Angkasa.

"Si Sapri cepirit. Mau gue cebokin dulu." ujar Farrel tanpa dosa.

Sapri-Burung peliharaan yang Farrel bawa tadi.

"Pftttt, Hahaha." tawa Arkan dan Gugun pun pecah, tetapi Angkasa hanya diam.

"Goblok, bocah goblok. Emang Farrel dasar goblok si goblok dan bego." ujar Arkan.

"Sa, gue numpang ya. Kasian ini dia udah nggak kuat, noh muka nya udah merah noh. Ini mah bukan cepirit lagi kayaknya sa, tapi udeh beleberan berak nya sa." ujar Farrel.

"Udah lah bang, kasih aja. Biar si Sapri ngerasain kamar mandi sultan." ujar Gugun.

"Ck, Udah sono." jawab Angkasa pasrah.

~~~

Setelah drama Sapri, sekarang mereka berempat sedang berada di rooftop kantor ayah nya Angkasa.

"Liburan gini-gini aja ya. Nggak jauh dari rebahan." ujar Gugun sambil membaringkan tubuh nya di sofa.

"Makanya cari pacar biar nggak rebahan mulu." jawab Farrel.

"Gaya lu kaya punya pacar aja tong tong." ujar Gugun.

"Ihh, gue mah punya. Cuma jodoh gue lagi nyasar aja, makanya gue jomblo." jawab Farrel sambil membuka minuman kaleng.

"ITU NAMANYA NGGAK PUNYA SOMAT." teriak Arkan di telinga Farrel.

"NGGAK USAH TERIAK JUGA BAMBANG." teriak Farrel tidak mau kalah.

"Bodo am-"

Tak

Omongan Arkan terputus saat kepala ia terkena lemparan minuman kaleng oleh Angkasa.

"Sakit njir sa. Bego banget lo." ujar Arkan sambil mengelus kepala nya.

"Berisik lo berdua anjing." ujar Angkasa.

"Acha nangis mendengar ini." ujar Gugun yang entah sudah muncul sejak kapan.

"Mendengar apaan gun?" tanya Farrel ikut memanas-manasi.

"Itu tadi, si bang Aang bilang anjing. Acha kalo denger nangis pasti." ujar Gugun.

"Nggak nyambung." ujar Angkasa.

"Acha gimana sa?" tanya Farrel.

"Gue heran dah, setiap kita kumpul ada aja yang nanya perkembangan Acha. Dia udeh gede bro, bukan balita lagi. Setiap kumpul ada aja yang nanyain. Gue kan juga pengen ditanya kaya gitu." ucap Gugun.

"Syirik tanda tak mampu kawan." jawab Arkan.

"Lagian ngapain juga kita-kita nanyain perkembangan lo gun. Pengen banget idih." ujar Farrel.

ACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang