Bab 39

2.8K 175 0
                                    

"Nanti mampir ke suatu tempat dulu ya sa."

"Ngapain."

"Udah pokoknya ikutin aja, nanti Acha kasih tau."

"Nanti pertigaan itu Angkasa belok kiri ya."

"Nah nah masuk ke gang kecil itu sa."

Angkasa memberhentikan motor nya di depan rumah kecil. Lalu mereka berdua segera turun dari motor.

"Rumah siapa ini cha?" tanya Angkasa sambil membenarkan rambut nya yang berantakan.

"Ini rumah yang udah di beli tante Fina beberapa minggu lalu."

"Buat?"

"Buat Acha." jawabnya enteng namun membuat Angkasa menoleh ke arah nya.

"Masuk dulu aja yuk, nanti Acha jelasin di dalem." ujar Acha sambil membuka pintu rumah tersebut.

Angkasa menatap sekeliling rumah. Di ruang tamu yang hanya ada 2 bangku rotan saja, kamar yang sangat kecil dan sempit, dapur yang berbanding terbalik dengan dapur rumah Acha sebelumnya.

"Tante beli rumah ini buat Acha, jaga-jaga takut ketahuan sama oma. Soalnya kalo oma sampe tau kalo tante Fina sama Key tinggal bareng Acha, oma bakalan marah besar. Makanya sekarang tante udah balik lagi ke Bandung soalnya waktu itu om Heru, kakak nya mama tahu kalo tante Fina tinggal bareng Acha."

"Karena ancaman om Heru, akhirnya tante Fina sama Key mutusin buat tinggal di Bandung lagi. Karena kalo berita ini udah sampe kedenger di telinga oma, tante Fina bakal kena marah besar sama oma." ujar Acha.

"Saat kejadian itu lo ada disitu." tanya Angkasa.

"Ada, disitu Acha lagi main sama Key tiba-tiba nggak sengaja ngeliat om Heru. Acha langsung ajak Key masuk tapi udah keburu telat karena disitu Key langsung teriak."

"Key teriak abis itu om Heru langsung ngehampirin Acha dan langsung cari tante Fina dan berakhir kaya gini sekarang." ujar Acha sambil menangis.

"Mbok Surti?" tanya Angkasa lagi.

"Setelah kejadian itu, besoknya mbok Surti izin buat berhenti kerja karena ditelfon anak nya buat balik ke kampung dan tinggal bareng keluarga nya lagi disana. Kebesokannya rumah Acha disita bank."

"Jadi lo mau tinggal disini?"

"Iya lah sa. Buat apa tante Fina beli rumah ini kalo nggak ada yang nempatin, Acha juga nggak enak lah sama keluarga Angkasa kalo terus numpang di rumah Angkasa mulu."

"Karena besok libur, Acha bakal pindah besok." ujar Acha.

"Secepat itu?" tanya Angkasa.

"Iya sa."

Angkasa bergeser sedikit, lalu duduk di sebelah Acha dan menyenderkan kepala Acha di pundak nya.

"Besok gue bantuin beres-beres." ujar Angkasa sambil mengelus rambut Acha.

Tidak ada hal lain yang Acha lakukan selain menangis. Ia sangat berhutang budi dengan keluarga Angkasa.

"Sa." panggil Acha sambil menatap Angkasa.

"Makasih banyak. Nggak ada kata lain se-"

Cup

Omongan Acha terhenti saat Angkasa tiba-tiba mencium kening nya walaupun hanya sekilas namun, mampu membuat Acha terdiam ditempat dan membuat wajahnya memerah.

"Ck, blushing." ujar Angkasa yang membuat Acha malu dan langsung menundukan kepala nya.

Angkasa tersenyum melihat tingkah laku Acha saat ini, sangat menggemaskan menurutnya.

ACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang