1

13.7K 1.4K 170
                                    

Haechan terdiam sesaat setelah mendengar ucapan orangtuanya. Ia menutup kedua matanya dengan tangan yang mengepal. Membuka matanya, Haechan kembali disuguhkan pemandangan dimana Papa dan Mamanya duduk tenang setelah mengucapkan kalimat mereka tadi.

"Mengapa bukan Kak Herin saja?  Kenapa harus aku?"

"Kakakmu sudah memiliki kekasih dan kau tidak."

"Aku menolak."

"Tidak bisa! Kau harus menerima perjodohan dengan anak keluarga Jung!"

"Tapi aku ingin mencari pasangan ku sendiri!"

"Jangan melawan Seo Haechan! Setuju atau tidaknya dirimu, kau akan tetap menikah dengan Mark dua minggu lagi!"

Haechan menatap Papanya tajam, "Aku tidak mau!"

"Papa tidak menerima bantahan. Nanti sore kau akan dijemput untuk mengunjungi rumah keluarga Jung dan memulai persiapan pernikahan."

"Aku--"

"Haechan, menurut ya nak. Demi Mama."

Haechan memalingkan wajahnya dengan tangan yang semakin mengepal. Wajahnya memerah menahan segala emosinya. Ia tak mau memandang ke arah Mamanya yang sekarang menatapnya dengan pandangan memohon.

Doyoung, Mama Haechan menggenggam tangan Haechan lembut, "Lihat Mama saat Mama berbicara. Sayang? Putra Mama?"

Haechan perlahan memandang Mamanya yang kini tersenyum lembut. Doyoung mengelus lembut tangan Haechan hingga kepalan tangan itu terlepas.

"Haechan akan menurutkan?"

Haechan ingin menolak tapi yang dia bisa lakukan hanyalah menganggukkan kepalanya pasrah. Dia tidak akan pernah bisa menolak keinginan Mamanya. Tidak akan pernah bisa.

.

.

.

Haechan memasuki rumah keluarga Jung dengan seorang pelayan yang menuntunnya untuk duduk di salah satu sofa mewah yang ada diruang tamu.

Haechan diam-diam mencari cara untuk menghindari perjodohan ini. Tapi saat mengingat wajah bahagia sang Mama saat ia menyetujui perjodohan gila ini, itu membuatnya ragu.

Terlalu larut dalam pikirannya, Haechan dikagetkan dengan sentuhan lembut pada pundaknya. Ada seorang pria seusia Papanya tengah melempar senyum lembut padanya.

"Kau Seo Haechan? Senang bisa melihatmu, aku Jung Taeyong."

Haechan tersenyum tipis, "Salam kenal Paman."

Taeyong tertawa pelan, "Santai saja Haechan. Ayo ikut aku ke taman belakang, Mark dan Ayahnya sedang bermain basket."

Haechan mengangguk lalu mengikuti langkah Taeyong. Ia terdiam saat melihat dua orang laki-laki tengah bermain basket dihalaman belakang yang luas. Taeyong yang melihat itu tersenyum tipis kemudian menatap anak dan suaminya.

"Hey kalian! Berhenti dulu dan lihat siapa yang datang!"

Kedua lelaki itu berhenti dan menatap kearah Taeyong. Pria yang lebih tua merangkul yang lebih muda dan berjalan kearah mereka dengan senyuman yang tersemat pada wajah tampannya.

"Selamat datang Haechan. Maaf ya, kami sedikit olahraga hari ini. Berikan kami waktu untuk membersihkan diri."

Haechan mengangguk kaku lalu membiarkan dua pria itu memasuki area dalam rumah. Haechan menoleh saat mendengar suara tawa Taeyong di sebelahnya.

Taeyong yang melihat itu tersenyum lalu kembali menuntun Haechan untuk duduk di meja makan.

"Kau suka puding?"

Sampai Aku Menutup Mata [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang