⭕ Bulan Madu Katanya

125K 13.4K 2.3K
                                    

Ost part ini GB9|FOR THE FIRST TIME

Oh ya, Part ini di tulis dalam keadaan ngantuk dan kurang istirahat, udah tiga hari ini zefmon mimisan terus, jadi mohon mengerti ya kalo partnya B aja kayak muka kite.

⚫⚫⚫

              "MAS!" amukku selepas kepergian nenek yang akhirnya bisa tenang dan gak rusuh berkat adanya Mas Jul. Tapi masalah dari nenek kelar untuk sementara waktu, justru ada masalah baru dengan Mas Jul.

"Kamu jangan kebanyakan gerak Min, inget," Mas Jul mendekatkan bibirnya di kupingku. "Kamu belum pake celana dalam loh."

Ups!

Seketika tubuhku terdiam membeku di dalam gendongan Mas Jul. Perlahan namun pasti, aku menurunkan kakiku lebih dulu. Memerosotkan tubuh lebih tepatnya agar gak di gendong terus sama Mas Jul. Aku sampai lupa kalo gak pake celana dalam, lah kalo gitu ceritanya, berarti dari tadi anu-ku nempel di---

Ya Tuhan! Kamu kenapa dongo banget sih Min!

"Kenapa? Kamu baru malu sekarang ya? Terlambat."
Ucap Mas Jul, lalu menyentil keningku seperti yang selalu dia lakuin.

Dia kemudian membenarkan jas dokternya yang jadi lecek karena menggendongku tadi.

"Mas, anu itu--tadi Mas beneran gak liat kan?" tanyaku mencoba terlihat santai, padahal dalam hati malunya bukan main. Kalo muka ini bisa di bongkar pasang, udah tak ganti dengan muka orang lain.

Mas Jul mengangkat sebelah alisnya yang tebal rapih. "Lihat apa maksud kamu?"

Duh aku mesti gimana jelasinnya? Masa Mas Jul beneran gak ngerti sih maksud pertanyaan aku. Emang sih sebenernya ini tuh memalukan banget nanya soal hal beginian ke lawan jenis, cuma mau gimana lagi, aku gak bisa tidur tenang sebelum tau dia udah ngeliat itu-ku atau enggak.

Di bawah sana, kedua tanganku sudah saling bertautan grogi, meremas satu sama lain. Mas Jul melirik tanganku sekilas, lalu kemudian menepuk pelan bahuku.

"Sudah saya bilang kan tadi, saya gak lihat punya kamu kok."

Mas Jul ngomong gitu tapi kenapa aku justru makin curiga ya? Secara gitu loh, coba deh kita ingat lagi kronologis tadi. Aku kan lagi berbaring ngangkang sambil tutup mata, eh tau-tau Mas Jul datang dan menurunkan kakiku, otomatis harusnya dia ngeliat ke arah itu kan? Apa justru memang hanya aku yang terlalu berpikir berlebihan?

"Jasmine gak percaya sama Mas, Mas Jul kan tukang ngibul, tadi pagi aja Mas ngibulin Jasmine! Ish!"

Mas Jul mengedikkan kedua bahunya. "Terserah, kamu mau percaya atau tidak, toh saya sudah jawab pertanyaan kamu."

Duhh, kenapa aku malah kepikiran terus ya? Bukannya aku mau berlebihan ya, cuma kan namanya anak gadis ya pasti kalo bagian pentingnya di liat pasti akan ada rasa malu sekaligus masih shock.

"Toh, kalaupun saya sudah lihat kenapa kamu harus malu? Saya kan suami kamu bukan orang lain atau orang asing."

"JUSTRU KARENA MAS SUAMI JASMINE!"

"Hah?"

"JUSTRU KARENA PRIA TUA MESUM KAYAK MAS YANG LIAT! JASMINE MALU DAN GAK REDHO!"
Aku keluarin aja isi hatiku. Toh dia emang mesum kan?

"Ck! Saya juga gak selera kok sama kamu."

Apa katanya barusan? Gak selera. Aku sering nih denger omongan begini di novel atau sinetron yang katanya gak nafsu gak selera tapi ternyata habis itu punya tujuh anak, itu keenakan apa doyan sih?

Simbiosis Agreement Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang