[Story 11]
Aku pikir menikah itu sesuatu yang sakral yang harus dihargai sebisa mungkin, aku pikir itu yang semua orang pikirkan tentang pernikahan. Hingga akhirnya pria berwajah kaku tanpa ekspresi itu muncul menghancurkan stigma tentang pernikahan...
Note :. Part ini menggunakan alur maju dan mundur cantiek.
Part ini panjang (5000 k) Ganti yang kemaren karena sakit.
KALIAN NANTI KALAU MAU IKUTAN WAR PO BISA KLIK LINK DI BIO INSTAGRAM AKU YAAA
H-2 TERBIT OMG
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. Lebih baik kita berhenti sampai di sini.
BUKANNYA aku menyerah, aku hanya ingin lebih sadar diri. Bukan mauku melepas Mas Jul, bagaimanapun kami sudah berjanji di hadapan Tuhan untuk mempertahankan pernikahan ini.
Tapi di lain sisi aku terluka saat harus menghalangi cintanya dan Mbak Jihan, apalagi sepertinya wanita itu sedang dalam keadaan buruk dan membutuhkan sosok Mas Jul. Bukankah akan sangat egois bila aku menahan Mas Jul atas dasar ikatan suami istri yang kami bangun bukan atas pondasi cinta yang sesungguhnya?
Kini saatnya aku mengembalikan rumah pada pemilik aslinya, waktu sewaku telah usai.
Berminggu-minggu sudah lamanya sejak aku memintanya untuk berhenti bertindak layaknya suami istri yang saling mencintai.
Kalian mau tau, pagi itu saat aku bangun, hal yang pertama yang aku lihat adalah mata Mas Jul yang terlihat memerah dan sembab, ia bahkan tidak berganti pakaian sama sekali sampai pagi. Dengan rambut yang awut-awutan serta kemeja yang di biarkan keluar mencuat dari dalam celana bahannya, Mas Jul duduk bersandar menghadap taman kecil di rumah kami.
