Ost part ini My girl Banhana|SWEET HEART
Memang.
⚫⚫⚫MALAM pertama adalah dua kata berjuta rasa. Ada yang begitu menanti malam ini, merasa bergairah akan melebur bersama di atas ranjang, namun bagi sebagian orang ada juga yang di penuhi rasa ketakutan.
Dan aku termasuk ke dalam orang yang sangat takut mendengar malam pertama.
Aku gak pernah berpikir akan merasakan malam pertama begitu cepat seperti ini, padahal aku ngarepnya tuh nikah umur dua puluh lima-an, itu pun dengan orang yang aku cintai.
Tapi lihat sekarang kenyataan yang aku alami, jangankan menikah dengan orang yang aku cintai, aku justru harus menikah dengan pria yang mulutnya kayak gak ada filternya sedikitpun.
Usia kami cukup jauh banget loh, gak main-main kami beda dua belas tahun. Itu artinya saat dia sudah mengenal cinta monyetnya, aku justru baru belajar buat jalan. Hadeuh.
Jodoh oh jodoh, kenapa begini amat sih? Gak bisa ya jodoh tuh di request aja?
Iya sih, kata orang jarak usia itu hanya sebuah angka bagi mereka yang saling mencintai.
Ih tapi aku sama Mas Jul kan sama sekali gak mencintai.
TOK! TOK!
aku menoleh terkejut ke arah pintu yang di ketuk cukup keras. Siapa yang mengetuk kamarku malam-malam gini?
Dengan perasaan takut, aku membuka pintu. Hanya sedikit, aku gak mau membuka lebar-lebar.
Aku cukup kaget pas ngeliat siapa yang barusan mengetuk pintu kamarku.
Iya, itu Mas Jul yang baru aja pulang dari rumah sakit karena tadi siang katanya ada urusan mendadak. Duh, aku mesti gimana coba? Padahal aku tuh ngarepnya dia gak usah pulang malam ini biar aku tidur sendiri aja.
"Kenapa ya Mas?" tanyaku sok bego, padahal memang bego.
Mas Jul mendorong pintu dengan tangannya. "Saya suami kamu sekarang, gak usah pake acara ngumpet segala, nanti juga saya lihat semuanya."
"Hah?" mohon maaf, aku gak denger. Kuping aku kayaknya kejepit pintu deh.
Rasanya sekarang aku mau pura-pura kesurupan aja."Apaansih Mas!" bentakku malu. "Mas ngapain di sini? Kok pulang cepet sih dari rumah sakit?"
Mas Jul yang mendengar pertanyaanku barusan seketika menautkan kedua alisnya. "Kok kamu bicaranya seakan senang kalau saya pulang lama, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis Agreement
Ficción General[Story 11] Aku pikir menikah itu sesuatu yang sakral yang harus dihargai sebisa mungkin, aku pikir itu yang semua orang pikirkan tentang pernikahan. Hingga akhirnya pria berwajah kaku tanpa ekspresi itu muncul menghancurkan stigma tentang pernikahan...