Semua manusia selama dia masih hidup maka akan di beri permasalahan hidup, itu pasti...! Kenapa? Ya karena masih hidup, kalau sudah mati ya tdk akan di beri masalah kehidupan, tapi masalah kematian. Misal menghadapi pertanyaan malaikat munkar nakir dll.
Termasuk masalah orang hidup antara lain adalah masalah rumah tangga, kita harus sadar kalau masalah rumah tangga itu adalah ujian bagi kita, pendidikan bagi kita, agar kita menjadi dewasa, koreksi diri dan bisa menyelesaikan masalah hidup kita.
Ujian paling ringan itu ujian rumah tangga, namanya juga ujian, ya jelas kita tdk tau sebelumnya permasalahannya seperti apa, seperti anak sekolah itu mau diuji, ya gak tau soal ujiannya apa, lalu disuruh mencari jawabannya, atau penyelesaian dari ujian itu.
Orang diuji paling ringan itu diuji soal rumah tangga, karena remeh, dan sepele, juga berasal dari org dekat kita tdk jauh jauh, dari pada diuji turun ke medan perang, diserang orang, dibunuh, ditabrak truk sampai putus tangan kaki, itulah makanya ujian rumah tangga itu paling remeh, karena hanya permasalahan perasaan saja... tdk harus kehilangan nyawa kita... kalau ujian sekecil itu tdk bisa menyelesaikan, apalagi ujian besar? Ujian anak TK saja tdk bisa menyelesaikan, apalagi ujian anak kuliahan....
SEMOGA PAHAM
----------------------------------------------------------------------------
Jika kita naik sepeda, jika ada permasalahan pasti karena ban kempes, rantai lepas, pedal lepas, atau apa saja seputar sepeda, gak mungkin naik sepeda punya masalah kopling lepas, atau ac mati, juga jika kita naik mobil gak mungkin bermasalah genteng bocor, kena tinju, sebab genteng bocor itu permasalahan rumah, dan kena tinju itu permasalahan orang main tinju di ring.
Maksud saya setiap orang itu tdk lepas dari apa saja yang paling dekat dengannya, makanya saya contohkan itu, maksud saya agar paham, arah pembicaraan saya.
Soale kadang menjelaskan ke orang kadang sulite minta ampun untuk paham. Semoga pancingan saya ke arah mana tulisan saya mudah di pahami.
Juga ruang lingkup permasalahan yang menimpa itu tak lepas dengan kapasitas kita mampu menerima masalah, makanya saya contohkan sepeda, yang naik sepeda tdk akan di uji dg ujiannya orang yang naik mobil.Nah maksud saya, kita juga akan di datangi permasalahan, jika kita ini cuma punya anak, ya ujiannya hanya anak, kalau punya anak istri, ya ujiannya bertambah anak istri, gak mungkin kita itu cuma jadi kepala rumah tangga, lalu ujiannya soal negara,memikirkan pembangunan jalan tol, mengejar begal jalanan sebagai polisi,
Ujian permasalahan yang menimpamu itu sudah kapasitasmu, jadi itu kadang ringan untuk orang lain, misal orang yang dalam pertempuran, kok di uji hanya istri ngambek di ajak hubungan badan gak mau, ya enteng, la lagi di medan perang tembak tembakan, gak mikir mau istri ngambek atau apa. Menghindari kena peluru gak kena saja sudah untung.
Tapi..... ujian yang sepeeeeleeee buanget, itu bagi orang tertentu sangat berat, sampai mau bikin bunuh diri, cuma gara gara terlanjur minum obat kuat, ee minta jatah istri, istrinya gak mau, itu bisa perang dunia ke 3, piring pada di banting pecah, ribut, pintu saja di gigit bisa sempal, karena cuma gak di beri sama istri, gara gara sudah terlanjur minum obat kuat.
Jadi ujian permasalahan kita, itu memang sudah kapasitas kita, kuat dan runtuhnya kesadaran dan kesabaran kita itu menunjukkan bukan karena beratnya ujian permasalahan, tapi karena keteguhan iman kita lemah dan getas, mudah patah, lalu apa sebab keteguhan kita mudah patah dan hancur, karena tidak tdk di sandarkan kepada zat yang maha perkasa, tapi di sandarkan pada akal logikanya sendiri, makanya ketika menemui jalan buntu, terjadilah putus harapan, karena terbatasnya akal nya, makanya Allah itu memerintahkan kita bersandar padaNya, karena Allah itu pencipta kita, paling tau dengan kita, daripada kita sendiri, Allah tau kita itu lemah, dan tiada daya, makanya Allah memerintahkan kita bertawakal, bersandar padaNya, agar kita mendapatkan kekuatan dari kekuatan Allah yang maha kuat tak ada habisnya.
Jika ujianmu hanya dari keluarga, anak istri, itu tandanya kamu bukan siapa siapa, karena masalahmu masih dalam ruang lingkup keluargamu, jika kau punya daya kekuatan yang lebih besar, desa misal, maka masalah ujianmu dari orang sekitar rumahmu, dan jika kamu presiden maka masalahmu adalah 1 negara, kok cuma ujian dr anak, atau istri, km sudah mengeluh, itu tandanya kamu tidak akan jadi siapa siapa, mati juga akan segera di lupakan, pergimu jg tdk ada yang kehilangan, karena kamu bukan siapa siapa, jember jemberi mripat kalau di lihat, di taruh di depan nyandung nyrimpet, di taruh di samping nenggor, di taruh di belakang malah ganduli sarung wae, artinya hanya jadi beban orang lain saja, wong ora mbejaji blas....
--------------------------------------------------------------------------
Setiap pengakuan pasti akan di uji, dan setiap yang kau miliki pasti akan di ambil, dan setiap apa yang kau cintai akan di pisahkan darimu, karena manusia itu di ciptakan untuk menghamba melayani Allah, selama kau belum melayani Allah maka kau akan di arahkan dengan halus atau di paksa untuk melayani Allah, karena itu kodrat penciptaan manusia.
Nanti semua yang kau miliki akan di ambil darimu, dan semua yang kau cintai akan di pisahkan darimu, atau kau sendiri yang di pisahkan dari mereka, KARENA SEMUA MANUSIA PASTI MATI.
Dan bahagialah orang yang sadar pasti akan mati, lalu menyiapkan perbekalan kematiannya, perjalanan di alam ruh setelah kematian lebih panjang dari di dunia masanya, dan bahagialah orang yang seakan telah mati sebelum kematiannya.Di saat orang orang mencipta cipta target di dunia, mengejar target yang di ciptakan, seperti mengejar banteng yang lari dan di lukai, lalu target itu menyeretnya dalam keterikatan, terbanting banting, tercabik, tergores gores karena tarikan dan serudukan target yang di ciptakannya. Sementara orang yang beruntung itu menyadari hidupnya tak lama, kakek neneknya di sadarinya mati, dia sadar betul juga akan mati, dan sadar betul setelah meninggal itu ada kehidupan lagi, sebagaimana bayi yang ada dalam rahim, setelah dia keluar dari rahim dia sebelumnya sadar bahwa ada kehidupan di dunia yang lebih panjang dari kehidupan di alam rahim, lalu dia mempersiapkan diri untuk hidup di dunia, bgt juga orang yang di dunia sadar bahwa setelah kematian itu ada kehidupan lagi di alam ruh, karena sadar bgt, lalu dia persiapkan target di alam ruh, lalu mengejar target itu, sampai di capai pengejaran yang maksimal, karena akherat itu khoiru wa abqo, lebih baik dan lebih kekal di banding kehidupan dan target di dunia, sebesar apapun pencapaian di dunia ini, pasti akan di tinggalkan, jika di akherat kita tidak mencapai apa apa dari sekarang, nanti di sana kita ini tak punya apa apa, itu namanya hidup sia sia, mati pun masih sengsara.
.......
......
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyai Nur Cahyaning
Spiritual.berisi banyak cerita dan pembelajaran yg sangat berharga dalam menjalani kehidupan., baik di dunia maupun di akhirat... .semoga bermanfaat...