EPILOG

162 18 1
                                    

Sorry for typo(s)
Vote and comment please ~
🍭Happy reading🍭

2 years latter

"Tadi itu sangat menyenangkan." kata yeoja dengan rambut blonde panjang itu.

"Kau tidak lelah ?" tanya namja yang duduk di sebelahnya.

"Eo, kau kan baru sampai tadi pagi." timpal yeoja yang duduk di seberangnya.

"Tidak apa. Aku malah semakin bersemangat karena mendengar kalian mengajakku tadi." jawabnya gembira.

"Lalu kenapa kau tidak mau kembali ?"

"Ayolah Hyungwon hyung, kita sudah membahas ini untuk kesekian kalinya." jawab Rosè.

"Kenapa juga kalian tidak mau menerima yeoja itu, siapa namanya ?" sambung Rosè. Eonninya sempat memberi tau jika ada yeoja yang di rekomendaikan oleh atasannya untuk masuk tim mereka.

"Dia terlalu berisik." jawab Jooheon yang sedari tadi diam.

"Terima saja. Aku tidak akan bisa kembali lagi karena aku sudah memiliki karir yang lain sekarang." kata Rosè lalu menyeruput minumannya.

"Akan ku pikirkan." sahut Hyungwon.

"Sebenarnya dalam rangka apa kau kembali lagi setelah setahun di Canada ?" tanya Dawon.

"Ada janji yang harus ku tagih." jawab Rosè lalu tersenyum penuh makna.

._.

"Apa kau sudah lama menunggu ?"

"Lumayan." Jawab Rosè lalu meminum lattenya.

"Mian, aku tidak bisa menjemputmu tadi." katanya lalu duduk di hadapan Rosè.

"Tidak masalah. Lagi pula hari ini sangat menyenangkan."

"Tapi bukankah kau baru sampai dua jam yang lalu ?" tanya namja itu bingung.

"Ah, mian. Aku lupa memberi tau jika ternyata aku mendapatkan penerbangan paling pagi." Kata Rosè baru menyadari sesuatu.

"Ya, Kim Mingyu katakanlah sesuatu." kata Rosè lagi. Pasalnya setelah mengatakan hal tadi Mingyu belum mengatakan apapun. Dia hanya diam memperhatikan Rosè.

"Apa yang kau lakuakan setelah sampai ?" tanya Mingyu akhirnya mengeluarkan suara.

"Pulang ke rumah eomma lalu tidur." 

"Lalu ?" tanya Mingyu lagi dengan nada yang serius.

"Berkumpul dengan timku yang dulu di caffe milik eonni."

"Sebelum itu ?" tanya Mingyu lagi.

"Mereka mengajakku bejalan-jalan." jawab Rosè tenang.

"Aku tau bejalan-jalan yang kau maksud itu bukan sekedar berjalan-jalan Park Chaeyoung." kata Mingyu serius. Rosè hanya bisa berdiam diri.

"Bagaimana bisa seorang mata-mata sepertimu tidak pandai dalam hal berbohong ?" kata Mingyu lagi.

"Hey, aku pandai dalam hal seperti itu. Hanya saja kau lebih pandai membedakan diriku yang berbohong dengan diriku yang jujur." kata Rosè membela diri.

"Jadi, apa yang terjadi dengan punggungmu ?" tanya Mingyu.

"Bagaimana bisa kau tau ?" tanya Rosè bingung. Pasalnya lukanya di punggung itu tidak mungkin terlihat saat ini.

"Itu tidak penting, jawab saja pertanyaanku." jawab Mingyu.

"Aku akan menjawab tapi kau harus janji untuk tidak marah, tidak mengomel dan tidak mendiami ku. Deal ?"

Hidden IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang