TSOL~Sebelas✓

86 17 0
                                    

Langit telah gelap seperti hal nya keadaan ku sekarang

Ia gelap gulita, bintang pun tak terlihat

Semua gelap, bulan pun redup cahayanya

Mereka seakan tahu kondisi ku sekarang ini sedang tidak baik-baik saja

Kebahagiaan akan menghampiri mu setelah aku pergi di kemudian hari.

~Putra Anggardian💦

____________________

Setelah usai berbelanja dari mall, putra mengajak intan ke suatu tempat. Ralat, yang dimaksud adalah rumah putra. Putra sudah berjanji kemarin kepada bunda nya untuk mengajak intan ke rumah sebelum ia pergi besok pagi.

Mereka kini sudah sampai dirumah kediaman milik Anggardian. Intan bingung, ia tidak tahu putra membawa nya ke rumah siapa? Yang menurutnya, rumah itu besar dan desainnya juga cantik.

"Ini rumah siapa put? Kok Lo ngajakin gua kesini sih?"

Intan kesal karena putra mengabaikan nya dan berlalu begitu saja tanpa mengajak nya. Intan mengejar kepergian putra ke dalam rumah tersebut.

Putra masuk ke rumah nya, dan menampilkan seorang wanita paruh baya yang tengah tersenyum ke arah mereka.

"Udah pulang ganteng nya bunda? Mana gadis cantik itu?"

"Ini Bun di samping putra," Putra menunjuk intan dengan dagunya.

Tentu saja hal itu membuat pipi nya memanas demikian. Ia malu, jarang sekali orang memanggil nya seperti itu.

"Ohh ini, cantik sekali sayang. Nama nya siapa?" Intan tersenyum

"Intan permata tante," Intan malu, sangat malu. Ia berpikir, mungkin ini bunda nya putra.

"Kenalin sayang, Tante ini bunda nya putra. Ayok masuk, masa mau diluar aja."

Novri mengajak intan ke ruang tamu, dan mengajak nya mengobrol. Mereka sampai lupa jika di dekat mereka ada orang yang tengah diam melihat mereka karena tidak mau ikut ke percakapan wanita.

"Kamu mandi sana putra, bunda ga mau ya anak bunda bau asem gitu," Intan terkekeh kecil, hatinya menghangat melihat drama anak-ibu itu.

"Iya-iya, yang lagi asik ngobrol sampe lupa kalo disini ada anaknya," Novri tertawa.

Intan melihat kejadian tersebut dengan matanya sendiri, ia berandai! Andai saja, jika bunda putra itu adalah bunda nya. Pasti ia akan merasakan kehangatan seperti sekarang.

Ia berpikir, putra beruntung mendapatkan orang tua yang menyayangi nya. Sedangkan, kehidupan intan saja begitu berat beban nya.

"Bunda mau ke kamar zevan dulu ya, kalo intan mau, ke kamar putra aja. Biar ada temen," Intan mengangguk.

Zevan Anggardian adalah adik nya putra, ia berusia 8 tahun. Zevan sangat pintar melukis, ia memiliki sifat keturunan bunda nya. Sedangkan putra seperti ayah nya, sikap yang lembut dan suka sekali dengan yang namanya sepak bola.

Intan mengetok pintu kamar putra beberapa kali. Tetapi tidak ada jawaban. Ia hendak masuk, tapi sesuatu menahannya.

"Kakak siapa?" Tanya anak kecil polos itu.

Intan melihat nya dengan mata yang sedikit gemas untuk anak kecil itu, menurutnya adik putra sangat menggemaskan. Pipinya gembul, suara nya lembut dan lucu.

"Kakak temennya kak putra, ganteng. Kenalin nama kakak, kak intan. Nama kamu zevan ya?" Intan mencubit pipi zevan gemas.

"Kakak kok tau? Pasti kak putra ya, yang kasih tau ke kakak." Intan menggeleng.

The Secret Of Life [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang