TSOL~Tujuh Belas✓

73 14 0
                                    

Keadaan membuat ku bungkam, entah itu akan hal apa

Karena memang duka telah tertulis dan tertutup rapat di takdir

Mengapa, hanya untuk mendapat kasih sayang harus bejuang selebih itu?

Mungkin aku akan terbiasa setelahnya

Namun sekarang, belum karena waktu baru mulai.

Lihat saja, mungkin nanti saat dimana semua akan tertipu oleh senyum

Untuk kesekian kali berusaha lari dari kenyataan pahit, namun percuma itu semua sia-sia.

~Safa Purnama 🌑

__________________

Sampai jam pelajaran terakhir, intan belum juga keluar dari toilet. Hal itu membuat tiffa cemas. Terlihat glam adik dari intan masuk ke kelasnya dan mencari intan.

"Permisi, apa kakak tahu kakak saya dimana? Namanya intan permata." Tanya glam kepada Shafira. Shafira menatap adik kelas didepannya ini dengan takjub karena ketampanannya.

"Glameroy purnama?" Ucap tiffa dari arah belakang punggung glam, glam menoleh kebelakang.

"Ganggu aja lo, cogan nanya gua bukan nanya sama lo." Ketus Shafira. Tiffa mengabaikan ucapan cabe itu.

"Gua tahu intan dimana, pokoknya Lo sekarang ikut gua, karena ini masalahnya darurat banget." Jelas tiffa, glam mengernyit tak mengerti.

Tiffa menarik tangan glam sepanjang koridor, sampai di depan toilet wanita. Membuat glam semakin tidak mengerti. Tiffa menyuruh semua cewek yang masih di dalam toilet untuk keluar.

"Kakak lo daritadi nangis di toilet, sampe sekarang belom keluar dan hal itu bikin gua kha-" Ucap tiffa terpotong, glam sudah lebih dulu masuk dan mencari keberadaan kakak perempuannya.

"Keluarga mereka memang suka motong ucapan orang ya?" Gumam tiffa.

Didalam, glam membuka semua pintu toilet. Namun belum juga ditemukan kakaknya, sampai satu toilet yang belum ia buka. Saat terbuka, intan tergeletak dengan kedua lutut ditekuk sambil menangis sesegukan.

"Intan!"

"Kak in!"

Mereka sama paniknya, tiffa kira intan bolos ternyata intan masih menangis sesegukan di dalam toilet. Ia merasa bersalah akibat perkataan nya tadi, ia tidak tahu jika ucapannya akan berpengaruh besar terhadap intan.

"Mending Lo bawa intan pulang." Ucap tiffa yang dikalit dengan cemas akan keadaan sahabatnya karena suhu tubuh intan dingin.

Glam membawa intan ke dalam mobil, membaringkannya di kursi belakang. Ia juga cemas akan keadaan kakaknya, yang ia tahu dari awal bahwa kakak perempuannya ini sangat kuat.

"Kamu harus bertahan kak, glam sayang kakak." Lirih glam yang masih mengemudikan mobil nya.

Saat sampai dirumah, glam langsung membawa intan kedalam kamar, tak peduli tatapan dari orang tua dan neneknya. Yang ia pedulikan sekarang adalah kakaknya.

"Intan kenapa glam?" Tanya Safa yang berada di ambang pintu kamar intan.

"Kak intan tadi nangis di toilet sekolah beberapa jam nek." Jawab glam sekenanya, karena yang ia ketahui hanya itu.

Safa juga kalut akan keadaan cucunya, ia berpikir apa mungkin ini karena keadaan yang intan alami sekarang?

Sepergian Safa, glam merawat intan beberapa jam sampai kakak nya membaik. Ia tersenyum miris mengingat kejadian ia membawa intan kerumah dengan keadaan tidak baik dan orang tuanya hanya diam saja tanpa ada rasa khawatir.

The Secret Of Life [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang