part 28

24 0 0
                                    

"Dia ibunya Nando "ujar pak Didit

"Lah terus apa urusan nya dengan saya? Kenapa bapak manggil saya?"Billa bingung dengan jalan pikir pak didit

"Jangan banyak tanya udah sana kamu samperin"

'Tapi pak "ujar Billa dan ditatap tajam oleh pak didit.

    Billa memang berani dengan siapa saja terkecuali pak didit karena pak didit adalah wali kelas dan juga disenangi teman satu kelas Billa dan Billa tidak berani membantah ,takut nanti pak didit mengundurkan diri dari kelas dan yang pastinya Billa yang disalahkan nanti oleh teman -temannya.

"Iya iya nggak usah melotot ,matanya mau keluar tuh "ujar Billa sedangkan pak didit tidak peduli dan lebih memilih untuk keluar karena masih ada kelas yang harus dia ajar.

    Setelah kepergian pak Didit , Billa tetap pada posisi nya dan memperhatikan mama Nando yang menangis tersedu -sedu.

   Mungkin mama Nando belum sadar kalau Billa dari tadi sudah datang, dengan mengumpulkan tekad Billa berjalan dengan pelan dan menghampiri mama Nando yang menangis sambil menunduk.

  Jiwa kepedulian Billa lebih besar daripada egonya, spontan Billa mengusap bahu mama Nando yang gemetar akibat menangis.

"Tante "Panggil Billa lirih

      Mama Nando mengangkat kepalanya dan melihat Billa dengan tatapan berbinar binar.

"Kamu Billa kan?"tanya mama Nando mengguncang kedua bahu Billa

"I...iya tante "

"Oh syukurlah, kalau begitu ikut tante ya nak "ujar nya sambil menarik tangan Billa.
    Billa menghempaskan tangan dari cekalan mama Nando tersebut sehingga pegangannya lepas dan mama Nando menghentikan langkahnya.

"Tante apaan sih tarik -tarik, nggak saya nggak mau "

"Nando sakit, jadi tolong kamu mau ya jenguk dia "

"Pantesan dari tadi gue nggak ngeliat batang hidungnya "batin Billa

"Nggak mau, saya nggak peduli "ujar Billa

"Tante mohon satu kali ini saja "

"Iya tante mau "batin Billa

"Sekali nggak ya enggak, tante budek ya? "bentak Billa tanpa sengaja

"Permisi "lanjutnya dan berjalan untuk kekelas nya.

"Nando sakit, dan dia selalu manggil nama kamu dia tidak sadarkan diri sejak kemarin malam "teriak Mama Nando dan berhasil membuat langkah Billa terhenti

    Tapi cuma sebentar, karena setelah itu Billa kembali berjalan tanpa menoleh ke belakang.

Leni (mama nando) pov

    Setelah permohonan ku untuk meminta Billa kerumah ditolak ,aku memutuskan untuk kembali pulang dengan air mata yang terus menetes.

    Aku takut kalau sampai aku pulang tidak membawa Billa, keadaan Nando anakku tambah parah dan aku tidak tega mendengar dia yang selalu menyebut -nyebut nama Billa

     Padahal kesan pertama yang bisa ku ambil dari pertama melihat Billa adalah buruk. Buruk dalam artian penampilan yang tidak mencerminkan anak sekolah pada umumnya.

     Aku berfikir ,apa yang bisa membuat Nando suka sama dia? Sampai -sampai membuat Nando demam dan selalu menyebut nama 'Billa'

     Tetapi aku dapat melihat ketulusan di mata Billa.mungkin dia sebenarnya anak baik? Terbukti dari sikap dia yang masih mempunyai belas asih mengelus bahuku.

    Tak terasa aku sudah sampai didepan rumah . Dengan ragu aku membuka pintu dan pemandangan yang pertama kulihat adalah anak sulungku Dea menangis sambil berjalan mondar -mandir tidak jelas.

"Kamu kenapa? Bukannya jagain Nando ini malah mondar -mandir nggak jela "ucapku dari ambang pintu

"Mimi "ujar nya berlari ke arahku dan langsung memeluk diriku erat

"Hey kamu kenapa?"ujar ku menenangkan dengan mengelus punggungnya

"Aku bingung mau lakuin apa, tadi aku cari mimi nggak ada "

"Mimi habis dari sekolah Nando ,emang kamu mau ngapain "

"Aku nggak ngerti suhu badan Nando tambah tinggi mih "ujarnya sambil terisak
"Apa?!!! Yaudah ayo kita keatas "ujar ku langsung berlari ke kamar Nando dan diikuti Dea

"Ya ampun kenapa panas nya tambah naik? Kamu udah ngompres dia kan De "ujar ku kawatir karena memegang dahi Nando yang panasnya tambah naik

    (Author note:Kenapa aku ngomong ngompres? Karena kalau minum obat dia kan tidak sadar kan diri gimana mau minum obat?)

"Udah kok mih ,tapi panas nya nggak turun turun ,Dea takut mih"ujar Dea terisak.

     Aku bersyukur memiliki anak seperti mereka meskipun mereka sering bertengkar tapi lihatlah. Jika salah satu ada yang sakit maka mereka akan saling kawatir dan menyayangi

"Ya udah mending sekarang kamu telpon dokter pribadi keluarga kita "

"Iya mih "

*******

    Sudah satu jam aku menunggu dokter Tirta dokter pribadi keluarga Hermawan, tapi dia tidak sampai -sampai .

   Aku semakin kawatir dengan kondisi Nando, biasanya disaat seperti ini mas anton selalu menguatkan aku supaya aku bisa tegar dan tidak menangis.

     Tapi sekarang mas anton sedang ada pekerjaan diluar kota, sehingga mengharuskan dia tinggal disana beberapa minggu.

Tok tokk tokk 

"Akhirnya datang juga, Dea kamu jaga Nando dulu ya, mimi mau bukain pintu. Kayaknya dokter Tirta sudah datang "

"Iya mih "

     Dengan tergesa gesa aku turun dari tangga dan membuka pintu dengan tarikan antusias.

"Ayo dok silahkan masuk " ujar ku meskipun pintu belum sepenuhnya terbuka

"Tante "

"Loh Billa.........

 

NabillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang